Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kenapa Aplikasi TikTok Dapat Menurunkan IQ?

Pernahkah TikTok mengubah cara otakmu bekerja? Temukan apakah kebiasaan scroll tanpa henti bisa benar-benar menurunkan IQ-mu, atau apakah itu hanya ..

Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi salah satu aplikasi paling populer di dunia. TikTok berhasil merebut perhatian jutaan orang dari berbagai usia, khususnya anak muda yang lebih dekat dengan teknologi. Dengan format video pendek, konten yang menghibur, serta algoritma yang “mengerti” selera pengguna, menjadi alasan kenapa banyak orang menggunakan aplikasi Tiktok. Namun, seiring dengan popularitasnya, muncul beberapa pertanyaan seperti “Benarkah TikTok bisa menurunkan IQ penggunanya? Apakah ini hanya sekadar mitos, atau ada fakta ilmiah di baliknya?”

Kenapa Aplikasi TikTok Dapat Menurunkan IQ

TikTok dirancang untuk memberikan video cepat dan beragam dalam waktu singkat. Setiap video rata-rata berdurasi antara 15 hingga 60 detik. Otak kita secara alami menyukai hal-hal baru dan cepat. Lama-kelamaan menjadi terbiasa dengan informasi yang datang secara instan. Kebiasaan ini bisa berbahaya dalam jangka panjang. Ketika otak terbiasa dengan konten singkat dan cepat, kita mulai kesulitan untuk mempertahankan fokus dalam waktu yang lama. Aktivitas seperti membaca buku, belajar materi kompleks, atau menyelesaikan tugas mulai terasa melelahkan dan membosankan. Ini bukan karena kita tidak mampu, tapi karena otak kita sudah terprogram untuk menerima informasi secara instan.

Lebih jauh lagi, setiap kali kita menemukan video yang lucu, mengejutkan, atau menghibur, otak akan melepaskan dopamine atau hormon yang memicu perasaan senang. Hal ini menyebabkan efek kecanduan dengan terus scrolling tanpa henti hingga berjam-jam untuk mencari kepuasan tersendiri. Coba hitung, berapa kali kamu membuka TikTok hanya untuk “5 menit” lalu tanpa sadar sudah menghabiskan 2 jam? Kamu tidak sendiri, karena banyak orang yang sering scrolling TikTok hingga 2 jam bahkan lebih setiap harinya.

Beberapa studi telah meneliti hubungan antara penggunaan media sosial dan penurunan fungsi kognitif. Meskipun belum ada bukti langsung bahwa TikTok menurunkan IQ, akan tetapi dampak dari penggunaan aplikasi TikTok dapat dirasakan. Sebuah studi dari Chinese Journal of Behavioral Development (2022) menemukan bahwa paparan konten pendek selama lebih dari 90 menit per hari berhubungan dengan penurunan kemampuan memori kerja pada remaja. Kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan memecahkan masalah secara mendalam bisa melemah karena terbiasa terhadap konten instan. Penurunan fokus, sulit menerima informasi kompleks, dan menurunnya kemampuan berpikir kritis merupakan beberapa dampak pada pengguna yang terlalu sering terpapar konten cepat dan beragam.

Selain efek pada fungsi kognitif, penggunaan TikTok yang berlebihan juga dapat berdampak secara psikologis dan sosial:

  1. Cyberbullying: Media sosial seperti TikTok rentan terhadap komentar negatif, hinaan, hingga pelecehan. Hal ini bisa berdampak serius terhadap kesehatan mental, terutama bagi remaja yang belum memiliki ketahanan emosional yang kuat.
  2. FOMO dan Kecemasan: Konten yang menampilkan kehidupan mewah, tubuh ideal, atau pencapaian orang lain bisa membuat pengguna merasa iri. Rasa cemas karena takut ketinggalan (Fear Of Missing Out), rendah diri, hingga depresi bisa muncul.
  3. Gangguan Tidur: Banyak pengguna TikTok yang mengakses aplikasi ini hingga larut malam. Kebiasaan ini bisa merusak pola tidur, menyebabkan insomnia, dan memengaruhi suasana hati keesokan harinya.
  4. Paparan Konten Seksual dan Dewasa: Meskipun TikTok memiliki kebijakan komunitas, tetap saja banyak konten seksual yang tersebar luas. Paparan ini dapat memberikan efek negatif pada penggunanya, terutama bagi remaja dan anak-anak yang belum siap secara psikologis. Konten semacam ini dapat menyebabkan perkembangan seksual dini yang tidak sehat dan membuka peluang untuk perilaku adiktif terhadap konten seksual.

TikTok sendiri bukanlah “penyebab utama” masalah, melainkan cara kita menggunakannya. Agar menikmati platform ini tanpa terkena dampak negatifnya, berikut beberapa tips:

  1. Batasilah waktu penggunaan, misalnya maksimal 30 menit per hari.
  2. Pilih dan ikuti akun yang menyajikan konten edukatif atau inspiratif, seperti sains, sejarah, bahasa, atau motivasi.
  3. Latih otak untuk berpikir kritis. Jangan hanya menerima informasi secara mentah-mentah, tapi carilah referensi tambahan. Baca buku, jurnal, atau sumber bacaan lainnya untuk melatih fokus dan meningkatkan wawasan.

TikTok tidak secara langsung menurunkan IQ, namun bisa memberikan dampak negatif terhadap fokus, kemampuan berpikir, serta kesehatan mental jika digunakan secara berlebihan dan tanpa kontrol. Bijak dalam menggunakan teknologi terutama media sosial adalah kunci utama untuk menjaga keseimbangan hidup dan kemampuan berpikir yang mendalam. Mari kita gunakan TikTok bukan sebagai pelarian, tapi sebagai hiburan yang terkendali. Karena ketika otak kita kehilangan daya pikirnya, tak ada filter yang bisa menyelamatkan kita.

Imam Sidiq Hidayatulloh
Penulis: Imam Sidiq Hidayatulloh
© Sepenuhnya. All rights reserved.