Hari pengumuman kelulusan dengan nama kita tercantum diterima universitas impian memang salah satu momen yang paling membahagiakan. Setelah euoforia itu, mahasiswa baru mulai sibuk memikirkan hal-hal seperti timeline untuk pendaftaran ulang, berkas apa saja yang diperlukan, dan barang-barang yang akan dibawa untuk kegiatan masa orientasi kampus. Namun, permasalahan yang dihadapi tidak hanya di pendaftaran ulang atau saat masa orientasi. Ada permasalahan lain yang perlu menemukan jawabannya segera sebelum masa perkuliahan dimulai, yakni menentukan ingin tinggal di kost atau menempuh perjalanan pulang-pergi setiap hari.
| Sumber: Freepik |
Buat mahasiswa rantau, jawabannya mungkin langsung jelas. Tapi bagi mahasiswa yang berasal dari sekitar daerah tempat kampus, memilih tinggal di kost atau pulang-pergi menjadi pilihan yang sulit. Nah, sebagai mahasiswi yang sudah mencoba keduanya saya mencoba ingin membandingkan antara kost dan pulang-pergi berdasarkan pengalaman pribadi.
1. Biaya Transportasi Harian
Biaya transportasi adalah salah satu aspek yang sebenarnya membuat pengeluaran boros. Bayangkan kalau pulang-pergi dengan jarak antara rumah ke kampus sekitar kurang lebih 20km, dan perjalanan ditempuh dengan sepeda motor. Untuk bensin per empat hari masuk kuliah rata-rata menghabiskan biaya Rp50.000, belum lagi kalau Sabtu-Minggu ada acara organisasi. Itu berarti dalam sebulan dengan asumsi 20 hari masuk, bisa menghabiskan sekitar Rp200.000 hanya untuk bensin.
Selain uang, transportasi juga mengorbankan energi dan waktu. Waktu kelas pagi kita harus berangkat lebih awal untuk menghindari macet, jujur kalau terjebak macet itu serasa pengen langsung teleportasi saja apalagi kalau ketemu pengendara lain yang menyebalkan bikin energi yang seharusnya buat belajar sudah habis duluan. Haduh.
Biaya transportasi saat tinggal di kost lebih hemat daripada saat pulang-pergi dan yang pasti energi serta waktu bisa digunakan secara maksimal untuk istirahat, mengerjakan tugas, dan berorganisasi.
2. Makanan
Keuntungan jadi anak kost itu bikin kita bebas pilih makanan sesuka hati tanpa harus mendengarkan adanya omelan dari orang tua. Mau makan pedas banget, mie setiap waktu, boleh banget. Kehidupan jadi anak kost memang mendukung banget untuk bebas beli makanan. Tapi, realita yang ada untuk beli makanan bisa saja menghabiskan waktu setengah jam apalagi kalau sudah bosan sama makanan yang itu-itu aja dan harus cari harga yang sesuai dengan isi dompet mahasiswa. Makanan juga jadi salah satu pengeluaran terbesar saat jadi anak kost.
Dibandingkan dengan saat jadi anak kost, makan makanan rumahan orang tua memang lebih baik. Tidak perlu bingung mikirin makan apa hari ini dan tidak perlu bayar buat makan satu porsinya. Nikmat mana lagi yang kau sia-siakan?
3. Bebas Jam Pulang
Mahasiswa dikenal dengan berbagai rutinitas kesibukannya apalagi kalau kuliah di universitas terbaik dan strategis. Agenda pulang malam terkadang sudah jadi makanan sehari-hari. Mulai dari kegiatan organisasi, tugas kelompok, sibuk part time, atau sibuk kencan bareng pacar. Untuk mahasiswa dengan agenda padat yang memaksa kita pulang malam paling pas ya tinggal di kost. Bayangkan saja pulang malam dan masih harus perjalanan pulang-pergi, itu di jalan ruh tidak tahu masih nempel apa tidak ya. Belum lagi kalau orang rumah sudah tidur, siap-siap engga dibukakan pintu deh.
4. Biaya Kost
Tinggal di kost berarti sudah harus siap dengan biaya sewa bulanannya. Untuk kamar kost yang mencakup semua fasilitas seperti air, listrik, Wi-fi, dan sudah kamar mandi dalam biasa berkisar mulai dari Rp750.000, tapi tergantung kota dan lingkungan sekitarnya. Memang jika dilihat secara nominal yang dikeluarkan lebih besar daripada untuk biaya transportasi pulang-pergi. Tapi untuk mahasiswa yang rantau, kost udah paling pas karena engga mungkin juga mau pulang-pergi antar provinsi atau malah antar pulau. Kost juga bisa jadi pilihan yang pas buat mahasiswa yang sebelumnya pulang-pergi tapi sudah mulai merasakan punggung pegal atau sudah mulai lelah menjadi pembalap tiap harinya.
5. Belajar Mandiri
Mau belajar mandiri? Bisa banget dimulai dari tinggal di kost ataupun pulang-pergi. Buat mahasiswa rantau belajar mandiri sudah jadi kewajiban dan dimulai dari kehidupan kost yang ngelakuin semua sendiri. Kost juga gak hanya untuk anak rantau buat mahasiswa yang masih satu kota atau daerah sekitar universitas bisa juga belajar mandiri dengan tinggal di kost. Pulang-pergi juga bikin kita belajar mandiri apalagi kalau ban kendaraan bocor, aduh dipaksa mandiri banget cari bengkel sambil mendorong kendaraan.
Kesimpulannya, kalau mementingkan kenyamanan, waktu, dan energi, tinggal di kost mungkin jadi pilihan yang lebih worth it. Namun, jika rumahmu masih cukup dekat dari kampus, dan kamu ingin menekan pengeluaran, serta tetap bisa menjalani kuliah dengan baik, pulang-pergi bisa jadi opsi yang tepat. Intinya, kenali kebutuhan, kondisi finansial, dan kapasitas fisik sebelum memutuskan. Karena setiap pilihan ada plus-minusnya.
Biodata Penulis:
Anisa Nur Hidayah, lahir 12 Mei 2006 di Karanganyar, saat ini aktif sebagai mahasiswi, program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, di Universitas Sebelas Maret (UNS).