Dunia laut menyimpan banyak misteri, berjuta rahasia tersimpan di dalamnya. Termasuk dua makhluk laut yang memiliki karakter berbanding terbalik di mata manusia. Lumba-lumba dan hiu termasuk hewan ikonik di dunia perairan. Lumba-lumba dikenal sebagai hewan lucu, cerdas, dan bersahabat, yang sering kita lihat di ajang pertunjukan. Berbanding terbalik dengan hiu yang sering kali dianggap sebagai pemangsa kejam di lautan. Kita tumbuh dengan keyakinan: lumba-lumba itu jinak dan hiu itu berbahaya. Tapi bagaimana jika kenyataan justru berkata sebaliknya? Kadang, laut menyimpan kebenaran yang tak kasat mata. Jadi siapa sebenarnya yang patut ditakuti?
Makhluk Bermuka Dua
Di kedalaman laut, tak ada yang benar-benar seperti kelihatannya. Seperti yang terjadi pada lumba-lumba. Di permukaan lumba-lumba kerap kali didefinisikan sebagai hewan cerdas dan menggemaskan. Dalam pertunjukan sirkus atau taman laut, mereka tampil lincah dan tampak seolah-olah tersenyum ramah. Dalam berbagai budaya, lumba-lumba juga sering kali dijadikan sebagai simbol kedamaian, kegembiraan, dan keberuntungan. Wajar jika banyak orang menyayanginya tanpa menaruh curiga.
Di balik wajahnya yang manis, lumba-lumba memiliki sisi yang tidak banyak diketahui. Studi menunjukkan bahwa lumba-lumba jantan terkadang membunuh bayi sesamanya untuk mempercepat peluang kawin dengan induknya. Mereka juga sering kali berperilaku seksual agresif terhadap orang lain, dan menunjukan ketertarikannya termasuk kepada manusia. Selain itu, diketahui bahwa lumba-lumba suka "bermain-main" dengan mangsanya hingga mati, bahkan melakukan tindakan intimidasi dengan mengancam anggota kelompok muda. Fakta ini menunjukkan bahwa perilaku lumba-lumba jauh lebih gelap dan kompleks daripada yang kita kira.
Tak Sejahat yang Dikira
Berbeda dengan lumba-lumba, hiu diceritakan memiliki karakter sebagai mesin pembunuh, dengan karakteristik tatapan kosong, gigi tajam yang terlihat gahar dipadukan dengan sirip punggung yang muncul dari permukaan laut menciptakan citra menyeramkan. Ditambah dengan film seperti Jaws (1975) yang memperkuat gambaran hewan ini yang diceritakan seolah-olah hiu adalah predator yang secara sengaja memburu manusia. Branding inilah yang menyebabkan banyak orang takut pada hiu meski belum pernah melihatnya secara langsung.
Namun, faktanya tidak sesederhana itu. Hiu memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, dengan memangsa ikan yang sakit atau lemah, sehingga populasi ikan di lautan tetap terkontrol dan keseimbangan laut tetap terjaga. Nyatanya, sebagian besar hiu menghindari manusia, data menunjukkan bahwa kemungkinan hiu menyerang manusia jauh lebih kecil daripada tersambar petir. Dari lebih dari 500 spesies hiu yang ada di dunia, hanya beberapa yang dianggap agresif. Sisanya justru pemalu dan cenderung menghindar.
Meski sering digambarkan sebagai mesin pembunuh yang mengintai di lautan, faktanya, jumlah manusia yang diserang atau dibunuh oleh hiu sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah hiu yang dibunuh oleh manusia. Data dari International Shark Attack File mencatat bahwa rata-rata hanya sekitar 80 serangan hiu terjadi setiap tahun di seluruh dunia, dan dari jumlah itu, hanya 5 hingga 10 kasus yang berujung kematian. Sementara itu, nasib hiu justru jauh lebih tragis. Setiap tahunnya, diperkirakan lebih dari 100 juta ekor hiu dibunuh oleh manusia, sebagian besar untuk diambil siripnya (dalam praktik yang disebut shark finning), sisanya karena ditangkap sebagai hasil sampingan industri perikanan. Bahkan ada hiu yang sengaja dibuang kembali ke laut tanpa sirip dalam keadaan hidup, praktik ini tergolong dalam menyiksa dan tidak berperikemanusiaan.
Memang benar bahwa dalam rantai makanan laut, hiu bisa memangsa sesamanya, terutama saat masih muda atau dalam persaingan antarspesies. Namun, jumlah hiu yang mati karena sesama hiu sangat kecil dan merupakan bagian alami dari ekosistem, tidak bisa dibandingkan dengan skala pembantaian oleh manusia. Ironisnya, makhluk yang selama ini ditakuti karena satu dua kasus serangan justru adalah korban utama eksploitasi dan ketakutan yang tidak berdasar.
Jadi, apakah pandanganmu tentang hiu dan lumba-lumba berubah? Dunia laut mengajarkan kita bahwa tidak semua yang terlihat jinak itu baik, dan tidak semua yang tampak menyeramkan itu jahat. Baik lumba-lumba maupun hiu memiliki sisi terang dan gelapnya masing-masing. Mereka adalah bagian penting dari ekosistem, dan memahami keduanya dengan bijak akan membantu kita lebih menghargai kehidupan laut yang luar biasa ini.
Biodata Penulis:
Nafiza Belvania Early saat ini aktif sebagai mahasiswa, Ilmu Lingkungan, di Universitas Sebelas Maret.