Analisis tentang asal-usul manusia telah menjadi pembahasan yang sering diperbincangkan dan didiskusikan antara perbedaan pandangan sains dan agama. Pembahasan yang muncul dalam pendekatan dua paham ini adalah teori evolusi menurut perspektif sains yaitu, manusia berasal dari spesies yang berevolusi kemudian menjadi spesies baru dengan perubahan bentuk,sedangkan penciptaan manusia menurut perspektif Al-Qur’an yaitu manusia diciptakan dari tanah liat. Keduanya memberikan uraian yang berbeda tentang konsep bagaimana manusia itu hadir di muka bumi. Perbedaan ini bisa dilihat bukan sebagai masalah, melainkan sebagai pendekatan yang menjembatani ilmu pengetahuan yang lebih luas, serta menjawab pertanyaan yang sering muncul tentang keberadaan manusia.
Teori evolusi yang dijelaskan oleh Charles Darwin adalah teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana makhluk, hidup dan berkembang serta berubah dari generasi ke generasi melalui proses alamiah yang dikenal sebagai seleksi alam. Menurut teori evolusi, Proses evolusi terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu melalui tahapan seleksi alam dan pewarisan sifat. Seleksi alam menyatakan bahwa individu dengan sifat-sifat yang lebih sesuai untuk bertahan hidup dan berkembang biak dalam suatu lingkungan tertentu akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan meneruskan gen mereka ke generasi berikutnya. Pewarisan sifat menjelaskan bagaimana karakteristik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dapat mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Walaupun teori evolusi sering menimbulkan kontroversi karena bertentangan dengan keyakinan agama, pada akhirnya banyak ilmuwan dan ahli biologi yang menganggap teori ini sebagai dasar utama dalam memahami asal-usul serta perkembangan kehidupan di bumi.
Di sisi lain, Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi nutfah (air mani), Alaqah (segumpal darah) dan mudgah (segumpal daging), sehingga akhirnya menjadi makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Tahapan selanjutnya dalam proses ini tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an. Ayat Al-Qur’an menyebut bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT dari tanah karena Allah Maha Kuasa dan segala sesuatu dapat terjadi atas kehendak-Nya. Al-Qur’an menjelaskan bahwa terdapat dua tahapan berbeda dalam proses penciptaan manusia, yaitu: Pertama, dikenal sebagai tahap awal, di mana manusia pertama, Nabi Adam AS, diciptakan dari debu tanah yang dibentuk oleh Allah dengan sempurna, lalu ditiupkan ruh ke dalam dirinya. Tahap kedua disebut tahap biologis, yaitu proses penciptaan manusia dari sari pati tanah yang diubah menjadi sperma (nuthfah) dan ditempatkan di tempat yang kokoh (rahim). Proses penciptaan manusia ini dijelaskan lebih lanjut dalam berbagai ayat Al-Qur’an. sebagai contoh, Dalam surat al-Alaq ayat 2, Allah juga mengingatkan bahwa manusia diciptakan dari ‘alaq, yang oleh para mufassir seperti Ibnu Katsir ditafsirkan sebagai segumpal darah. Ini menekankan betapa kecil dan hinanya asal-usul manusia, namun dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah, manusia diberi bentuk dan kehidupan yang sempurna.
َخلَق ٱِْلنَسَنِمْنَعلٍق
Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Ayat ini menggambarkan beberapa tahapan penciptaan manusia dari sperma (nuthfah) hingga menjadi makhluk yang sempurna. Proses ini dimulai dengan penciptaan dari saripati tanah yang kemudian diubah menjadi sperma. Dalam ilmu biologi modern, ini menggambarkan Fertilisasi, yaitu ketika sperma bertemu dengan sel telur dan membentuk zigot. Dengan demikian, pengetahuan ilahi yang tercantum dalam Al-Qur’an tetap relevan sepanjang masa dan terus terbukti kebenarannya melalui penemuan-penemuan ilmiah modern.
Pengertian antara penciptaan dan evolusi bukanlah sekadar konflik antara pandangan ilmiah dan kepercayaan religius, melainkan cerminan dari cara manusia dalam memahami diri dan asal usulnya. Sains dan agama dapat diseimbangkan jika posisinya tepat: teori sains menjelaskan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam di sekitar dari jutaan tahun lamanya. Sedangkan menurut agama, menjelaskan tahapan manusia ada lima yaitu, saripati tanah, air mani, segumpal darah, segumpal daging, pembentukan tulang, pembentukan otot, disempurnakan dengan ditiup ruh, dan menjadi bentuk terbaik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuka ruang dialog yang sehat antara sains dan agama untuk memperluas pemahaman kita, supaya tidak terlalu fanatik.
Referensi:
- Ahmad Yartadi dkk, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Studi Islam, Vol. 2, No 2 Tahun 2024.
- Ika, Ahmad Najihuddin, Hanifah Jauza Adhdhawy Damhudi, Eksistensi Manusia dan Evolusi Perspektif Agama Islam dan Sains, Jurnal Kajian Islam dan Sosial Keagamaan, Vol. 2, No. 1 Juli-September 2024, hal. 93.
- Siti Rihadaatul Aisy, Evolusi dan Penciptaan: Memahami Asal Usul Manusia Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Intelek dan Cendikiawan Nusantara.
- Zumi Nur Faiza, Asal Mula Manusia Menurut Teori Darwin dan Kajian Islam, Jurnal Dakwah dan Sosial Humaniora, Vol. 6, No. 1 Januari 2025.
- Fitriani dkk, Proses Penciptaan Manusia Perspektif Al-Qur’an dan Kontekstualitasnya dengan Ilmu Pengetahuan Sains: Kajian Kesehatan Reproduksi, Jurnal Riset Agama, Vol.1, No. 3 Desember 2023, hal. 723-724.
Biodata Penulis:
Ghailaan Aufaa Majid saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.