Merokok? Gaya Hidup Keren atau Jebakan Maut?

Merokok kelihatan keren di luar, tapi nyatanya bikin ketagihan dan ngerusak tubuh pelan-pelan. Yuk kenali bahaya rokok, kenapa banyak anak muda ...

Merokok sering dianggap sebagai simbol gaya hidup yang keren dan trendi, terutama di kalangan remaja dan orang dewasa muda. Namun, di balik kesan glamor tersebut, ada kenyataan mengerikan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan. Yuk kita bahas dua sisi merokok: sebagai gaya hidup yang tampak menarik dan sebagai ancaman yang dapat membahayakan nyawa.

Citra Keren yang Menyesatkan

Fakta menyedihkannya banyak anak Indonesia usia 5–17 tahun sudah menjadi perokok aktif. Kondisi ini mencerminkan kelalaian berbagai elemen masyarakat dalam melindungi generasi muda. Padahal, rokok bukan sekadar kebiasaan tapi rokok mengandung zat adiktif yang perlahan menghancurkan tubuh.

Merokok? Gaya Hidup Keren atau Jebakan Maut?

Anak-anak dan remaja mulai merokok karena tekanan pergaulan, keinginan untuk diterima, atau sekadar meniru orang dewasa di sekitar mereka. Yang awalnya hanya coba-coba, lambat laun berubah menjadi kecanduan.

Jebakan Maut

Melihat tingginya angka perokok aktif dan pasif di kalangan anak-anak, bangsa ini sebenarnya sedang menanam investasi yang merugikan untuk masa depan. Kebiasaan merokok pada usia dini memberikan dampak negatif jangka panjang bagi kesehatan mereka. Beberapa ancaman kesehatan yang mengintai antara lain terhambatnya perkembangan paru-paru, kerusakan gigi, munculnya gejala penyakit jantung dan pembuluh darah di usia muda, serta gangguan pada otot dan tulang. Nikotin dalam rokok memang memberikan efek stimulan sesaat, memicu pelepasan dopamin di otak yang menimbulkan rasa senang dan rileks. Namun, efek ini sangat sementara dan diikuti oleh rasa ketergantungan yang kuat. Tubuh akan terus-menerus meminta asupan nikotin, menciptakan lingkaran setan adiksi yang sulit diputus.

Anak-anak yang merokok saat ini berisiko mengalami masalah kesuburan ketika dewasa nanti. Selain itu, kebiasaan merokok ini dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan mental janin jika mereka menjadi orang tua kelak, meningkatkan risiko kejang saat hamil, melemahkan kekebalan bayi, dan bahkan meningkatkan kemungkinan bayi meninggal saat lahir atau segera setelahnya. Bahaya rokok bagi kesehatan disebabkan oleh kandungan zat-zat yang sangat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin yang bikin ketagihan, sianida yang merupakan racun, cadmium yaitu logam berat beracun, metanol yang juga beracun, amonia yang biasa dipakai dalam pembersih, karbon dioksida yaitu gas beracun, dan banyak zat berbahaya lainnya.

Regulasi Pemerintah dalam Pengendalian Rokok

Hingga saat ini, rokok masih menjadi masalah besar di Indonesia. Di satu sisi, kebiasaan merokok mengancam kesehatan generasi muda yang akan datang. Namun, di sisi lain, bisnis rokok memberikan keuntungan ekonomi yang sangat besar bagi negara.

Pemerintah berusaha mengatasi dampak buruk rokok dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi Kesehatan. Aturan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembuatan dan impor rokok, bagaimana rokok dijual, perlindungan khusus untuk anak-anak dan ibu hamil dari bahaya rokok, hingga penetapan area bebas rokok. Dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 ini juga dijelaskan secara detail informasi yang wajib dicantumkan pada kemasan rokok.

Selain itu, peraturan ini melarang penjualan atau pemberian rokok kepada anak di bawah usia 18 tahun, menampilkan anak-anak dan remaja dalam iklan rokok, serta bentuk promosi rokok lainnya. Namun, sayangnya sanksi yang diberikan bagi pelanggar sebatas sanksi dari pemerintah daerah tanpa aturan yang lebih detail. Aturan ini dinilai gagal melindungi anak dan remaja dari penggunaan rokok.

Pilihan Ada di Tanganmu

Menganggap rokok sebagai bagian dari "gaya hidup keren" adalah kesalahan besar. Kenikmatan sesaat tak sebanding dengan kerusakan jangka panjang yang menanti. Berani berhenti merokok adalah tanda keberanian bukan kelemahan. Tinggalkan rokok. Pilih hidup yang lebih sehat, panjang umur, dan penuh makna.

Biodata Penulis:

Qosim Rahmatullah saat ini aktif sebagai mahasiswa.

© Sepenuhnya. All rights reserved.