Di lingkungan bisnis kuliner dan agribisnis, telur puyuh umumnya dianggap biasa-biasa saja dan tidak memiliki nilai yang tinggi. Tetapi sebenarnya, di balik ukuran yang kecil, telur puyuh dapat berpotensi ekonomi yang tinggi. Pada saat ini publik semakin peduli dengan gizi dan ragam produk makanan, telur puyuh pun berpeluang dijadikan sebagai menu pangan tinggi gizi sebagai peluang bisnis yang menggiurkan.
Di sini kita akan membahas tentang usaha telur puyuh mulai dari potensi permintaan pasar, modal usaha, proses produksi, serta strategi marketing bagi para pelaku usaha pemula hingga yang berpengalaman.
1. Permintaan Pasar yang Stabil dan Cenderung Meningkat
Telur puyuh memiliki pangsa pasar yang stabil. Konsumennya tidak hanya datang dari rumah tangga, tetapi juga dari pelaku usaha kuliner seperti warung makan, restoran, katering, hingga hotel. Selain itu, telur puyuh juga sering digunakan dalam berbagai sajian makanan seperti sate telur puyuh, sup, hingga pelengkap nasi box. Cita rasanya yang gurih dan ukurannya yang mungil membuatnya disukai banyak orang, termasuk anak-anak. Tren konsumsi makanan sehat dan alami juga ikut mendongkrak permintaan terhadap telur puyuh. Telur ini diketahui memiliki kandungan protein, vitamin A, B12, zat besi, dan kolin yang tinggi. Kandungan nutrisi tersebut membuatnya banyak dicari oleh orang-orang yang menjalani gaya hidup sehat, diet keto, atau orang tua yang ingin memberikan asupan bergizi untuk anak-anak mereka.
2. Modal Usaha yang Relatif Terjangkau
Salah satu keunggulan dalam memulai usaha telur puyuh adalah kebutuhan modal yang relatif kecil jika dibandingkan dengan usaha peternakan ayam petelur atau sapi. Peternakan puyuh bisa dimulai dari skala kecil, misalnya dengan 100–200 ekor indukan. Modal awal dapat digunakan untuk membeli kandang, bibit puyuh, pakan, dan peralatan sederhana. Dengan perawatan yang baik, puyuh mulai bertelur pada usia sekitar 6 minggu dan mampu bertelur setiap hari selama 12 bulan atau lebih. Produktivitasnya yang tinggi ini menjadikan puyuh sebagai hewan ternak yang efisien untuk menghasilkan telur dalam waktu singkat.
3. Proses Perawatan yang Tidak Terlalu Rumit
Puyuh termasuk hewan ternak yang relatif mudah dalam perawatan. Kandang puyuh tidak memerlukan lahan yang luas dan bisa dibuat bertingkat untuk menghemat ruang. Dalam hal pakan, puyuh memerlukan nutrisi khusus, namun pakan tersebut tersedia secara luas di pasaran dan bisa pula diolah sendiri dengan bahan-bahan lokal. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam beternak puyuh adalah menjaga kebersihan kandang, ventilasi yang cukup, pencahayaan yang stabil, dan memastikan ketersediaan air minum yang bersih. Dengan manajemen yang baik, tingkat kematian puyuh bisa ditekan dan produktivitas telurnya meningkat.
4. Strategi Pemasaran Telur Puyuh
Strategi pemasaran menjadi kunci dalam kesuksesan usaha telur puyuh. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menawarkan produk langsung ke konsumen akhir seperti ibu rumah tangga, toko kelontong, pedagang pasar, atau usaha kuliner. Penjualan langsung ini bisa memberikan margin keuntungan yang lebih besar dibandingkan menjual ke tengkulak. Selain itu, pemasaran juga bisa dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, WhatsApp, atau Facebook Marketplace. Foto produk yang menarik, testimoni pelanggan, dan informasi kandungan gizi bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Dalam skala yang lebih besar, pelaku usaha bisa menjalin kerja sama dengan distributor bahan pangan atau menjual produk dalam bentuk olahan seperti telur puyuh rebus kemasan atau sate telur puyuh.
5. Peluang Diversifikasi Usaha
Selain menjual telur, peternak puyuh juga memiliki peluang untuk mendiversifikasi usaha. Beberapa peluang tersebut antara lain menjual daging puyuh, menjual bibit puyuh kepada peternak baru, hingga mengembangkan usaha menjadi penyedia pakan dan peralatan ternak. Dengan melakukan diversifikasi, pelaku usaha tidak hanya mengandalkan satu sumber pendapatan, tetapi juga membuka potensi keuntungan yang lebih besar.
6. Tantangan dan Cara Mengatasinya
Setiap usaha pasti memiliki tantangan, begitu pula dengan usaha telur puyuh. Salah satu tantangan utama adalah fluktuasi harga pakan yang bisa memengaruhi biaya produksi. Untuk mengatasinya, peternak bisa mencari alternatif bahan pakan lokal yang lebih murah atau membeli dalam jumlah besar agar mendapat harga grosir. Tantangan lainnya adalah penyakit dan stres pada puyuh, terutama jika manajemen kandang tidak baik. Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha untuk terus belajar mengenai manajemen ternak, menjaga sanitasi kandang, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan puyuh.
Peluang usaha telur puyuh merupakan pilihan menarik di tengah meningkatnya permintaan pangan bergizi dan tren bisnis agrikultur. Dengan modal terjangkau, proses produksi yang efisien, dan permintaan pasar yang stabil, usaha ini bisa menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan. Tantangan yang ada pun dapat diatasi dengan pengetahuan yang cukup dan strategi yang tepat. Jika dikelola dengan serius dan konsisten, usaha telur puyuh bisa berkembang menjadi bisnis jangka panjang yang menjanjikan.
Biodata Penulis:
Firdaus Ruqsyam Ubaidillah, lahir pada tanggal 15 Januari 2005 di Boyolali, saat ini aktif sebagai mahasiswa, prodi Matematika, di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Ia menggemari usaha peternakan dan ingin mengembangkan usaha tersebut. Penulis bisa disapa di Instagram @firdausrrrrr_