Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Penerapan Teknologi Internet of Things (IoT) untuk Irigasi Pertanian Otomatis Berbasis Sensor

Sektor pertanian memegang peran kunci dalam ketahanan pangan suatu negara. Salah satu elemen penting dalam budidaya tanaman adalah sistem pengairan.

Internet of Things (IoT) merupakan teknologi terkini yang memungkinkan perangkat saling terhubung dan berinteraksi melalui jaringan internet. Dalam dunia pertanian, IoT memiliki potensi besar dalam mendukung sistem irigasi otomatis berbasis sensor yang hemat air dan lebih efektif. Di sini kita akan mengulas konsep IoT, cara kerja sistem irigasi otomatis yang memanfaatkan sensor, serta keuntungan dan hambatan penerapannya di lahan pertanian. Berbagai studi menunjukkan bahwa penggunaan IoT mampu meningkatkan efisiensi irigasi, hasil produksi pertanian, serta mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual.

Pertanian

Sektor pertanian memegang peran kunci dalam ketahanan pangan suatu negara. Salah satu elemen penting dalam budidaya tanaman adalah sistem pengairan. Namun, metode irigasi tradisional sering kali tidak efisien karena dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi tanah secara langsung. Untuk itu, dibutuhkan teknologi cerdas yang mampu menyesuaikan kebutuhan air tanaman secara otomatis, salah satunya melalui implementasi IoT.

IoT mengacu pada jaringan perangkat elektronik yang saling terkoneksi, memungkinkan pertukaran data dan pengendalian jarak jauh secara otomatis. Dalam bidang pertanian, teknologi ini digunakan untuk memantau dan mengontrol kondisi lahan secara real-time. Perangkat seperti sensor kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya diintegrasikan dengan sistem cloud yang dapat diakses melalui ponsel atau komputer.

Langkah-langkah operasional sistem irigasi ini meliputi:

  1. Monitoring: Sensor di lahan mendeteksi kadar air tanah, suhu, dan parameter lain yang relevan.
  2. Analisis Data: Data yang terkumpul dikirim ke mikrokontroler dan selanjutnya ke penyimpanan berbasis cloud.
  3. Penentuan Tindakan: Sistem menganalisis apakah tanaman membutuhkan air atau tidak.
  4. Irigasi Otomatis: Jika dibutuhkan, sistem akan mengaktifkan pompa atau membuka katup air secara otomatis.

Keuntungan Implementasi IoT dalam Irigasi

  1. Penggunaan Air yang Lebih Bijak: Air disalurkan hanya saat diperlukan, mengurangi pemborosan.
  2. Produktivitas Tanaman Meningkat: Tanaman mendapat pasokan air sesuai kebutuhan.
  3. Penghematan Tenaga: Proses penyiraman dilakukan secara otomatis, mengurangi pekerjaan manual.
  4. Kontrol Jarak Jauh: Petani bisa memantau kondisi lahan dari mana saja secara langsung.

Walaupun menjanjikan, penggunaan IoT di pertanian masih menghadapi beberapa kendala, seperti:

  1. Modal Awal Tinggi: Pengadaan alat dan infrastruktur memerlukan biaya cukup besar.
  2. Keterbatasan Sinyal Internet: Koneksi yang kurang stabil di daerah pedesaan menjadi tantangan tersendiri.
  3. Kurangnya Pengetahuan Teknologi: Beberapa petani masih belum terbiasa dengan sistem digital.

Penggunaan teknologi IoT untuk sistem irigasi otomatis berbasis sensor membawa inovasi besar dalam pengelolaan lahan pertanian secara efisien dan berkelanjutan. Meskipun terdapat beberapa hambatan teknis dan non-teknis, kolaborasi antara petani, pemerintah, dan penyedia teknologi dapat mempercepat adopsi sistem ini sebagai bagian dari pertanian masa depan.

Penulis: Syania Nur Tsaputri

© Sepenuhnya. All rights reserved.