Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Rahasia Sukses Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan

Kesehatan mental mahasiswa tak boleh diabaikan. Temukan 10 strategi jitu agar tetap waras dan produktif di tengah kesibukan kuliah dan tekanan sosial.

Kesehatan mental adalah sesuatu yang harus diperhatikan dengan baik oleh semua orang, hal ini berlaku terutama bagi mahasiswa pada zaman sekarang yang penuh dengan pekerjaan dan tugas yang membuat stres. Sebagai seseorang yang secara terus-menerus harus menghadapi tantangan akademik dan sosial, setiap mahasiswa harus memahami metode yang dapat membantu mereka meningkatkan kesehatan mental mereka. Terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan untuk merawat kesehatan mental di tengah kesibukan. Di kelaziman modern yang penuh dengan tekanan dan beban menjaga kesehatan mental menjadi sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja atau disepelekan. kegiatan padat, pekerjaan, tugas dan lainnya, harapan sosial untuk selalu aktif kerap membuat seseorang menjadi stres.

Rahasia Sukses Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan

Kesibukan mahasiswa sering kali multidimensional. Beban akademik adalah sumber stres utama, meliputi tugas-tugas berat, ujian yang menumpuk, persaingan nilai, hingga tuntutan penelitian. Di samping itu, banyak mahasiswa juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang menuntut komitmen waktu dan energi besar, seringkali berbenturan dengan jadwal kuliah. Faktor lain seperti tekanan finansial, ekspektasi keluarga, masalah hubungan personal, dan ketidakpastian masa depan juga turut menyumbang pada tingkat stres. Mengidentifikasi sumber-sumber ini adalah langkah pertama untuk mengembangkan strategi coping yang efektif. Namun, setelah beberapa kali mencari dan mencoba berbagai cara, saya telah menemukan beberapa rahasia sukses yang dapat membantu menjaga kesehatan mental di tengah kesibukan.

Menjaga kesehatan mental di tengah kesibukan memerlukan pendekatan holistik dan proaktif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Manajemen Waktu yang Efektif (Time Management)

Kemampuan mengelola waktu adalah kunci. Daripada merasa kewalahan dengan daftar tugas yang panjang, pecah tugas-tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Gunakan teknik seperti Pomodoro Technique (bekerja fokus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit) untuk meningkatkan produktivitas dan mencegah kelelahan. Buat jadwal harian atau mingguan yang realistis, alokasikan waktu untuk belajar, beraktivitas, beristirahat, dan bersosialisasi. Penting juga untuk belajar mengatakan “tidak” pada komitmen yang berlebihan agar tidak membebani diri. 

2. Prioritaskan Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Tidur adalah fondasi kesehatan mental dan fisik. Kurang tidur dapat mengganggu fungsi kognitif, memengaruhi suasana hati, dan menurunkan kemampuan mengatasi stres. Mahasiswa seringkali mengorbankan tidur demi belajar atau aktivitas lainnya, padahal hal ini kontraproduktif. Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam.

Ciptakan rutinitas tidur yang konsisten, hindari kafein dan layar gawai sebelum tidur, serta pastikan kamar tidur gelap, tenang, dan sejuk. 

3. Nutrisi Seimbang dan Hidrasi

Apa yang kita makan memengaruhi bagaimana kita merasa. Asupan nutrisi yang tidak seimbang, seperti terlalu banyak makanan olahan, gula, atau kafein, dapat memengaruhi stabilitas suasana hati dan tingkat energi. Konsumsi makanan kaya nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian. Pastikan juga tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air yang cukup. 

4. Aktivitas Fisik Secara Teratur

Olahraga bukan hanya baik untuk tubuh, tetapi juga sangat bermanfaat bagi pikiran. Aktivitas fisik melepaskan endorfin, zat kimia alami di otak yang bertindak sebagai peningkat suasana hati. Bahkan jalan kaki singkat selama 30 menit beberapa kali seminggu dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Pilih aktivitas yang Anda nikmati agar lebih termotivasi untuk melakukannya secara konsisten.

5. Praktikkan Mindfulness dan Meditasi

Mindfulness adalah praktik memusatkan perhatian pada momen saat ini tanpa penghakiman. Ini dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan mengelola emosi. Meditasi singkat setiap hari, bahkan hanya 5-10 menit, dapat memberikan perbedaan signifikan. Ada banyak aplikasi dan panduan online gratis yang bisa membantu memulai praktik ini. 

6. Bangun Sistem Dukungan Sosial yang Kuat

Manusia adalah makhluk sosial. Memiliki jaringan dukungan yang kuat dari teman, keluarga, atau mentor sangat penting untuk kesehatan mental. Berbagi perasaan, masalah, atau sekadar menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang terdekat dapat memberikan perspektif baru, mengurangi perasaan terisolasi, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Jangan ragu untuk mencari komunitas atau kelompok minat yang sesuai dengan Anda. 

7. Batasi Penggunaan Media Sosial

Meskipun media sosial dapat menghubungkan kita, penggunaan yang berlebihan seringkali dikaitkan dengan peningkatan kecemasan, depresi, dan perasaan tidak cukup. Paparan terus-menerus terhadap “kehidupan sempurna” orang lain dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat. Tetapkan batas waktu penggunaan media sosial dan fokus pada interaksi yang bermakna di dunia nyata. 

8. Kembangkan Hobi dan Aktivitas Rekreasi

Di tengah kesibukan, penting untuk menyisihkan waktu untuk aktivitas yang membawa kegembiraan dan relaksasi. Ini bisa berupa membaca buku, mendengarkan musik, melukis, bermain alat musik, atau sekadar bersantai di alam terbuka. Hobi berfungsi sebagai katup pelepas stres dan memberikan jeda mental dari tuntutan sehari hari.

9. Belajar Mengelola Stres dan Emosi

Stres tidak selalu buruk, tetapi bagaimana kita meresponsnya yang krusial. Belajar teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau tai chi dapat membantu menenangkan sistem saraf. Selain itu, mengembangkan kecerdasan emosional – kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain – sangat penting untuk kesehatan mental yang baik.

10. Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional

Meskipun kita bisa melakukan banyak hal untuk menjaga kesehatan mental, ada kalanya kita memerlukan bantuan dari profesional. Jika perasaan sedih, cemas, atau stres terasa overwhelming, mengganggu fungsi sehari-hari, atau berlangsung dalam waktu lama, mencari bantuan dari psikolog, psikiater, atau konselor adalah langkah bijak. Banyak universitas menyediakan layanan konseling bagi mahasiswanya. Mencari bantuan profesional bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan dan kepedulian terhadap diri sendiri.

Menjaga kesehatan mental di tengah kesibukan adalah sebuah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. Ini bukan tentang menghilangkan semua stres atau kesibukan, melainkan tentang mengembangkan resiliensi dan strategi coping yang efektif. Dengan mengintegrasikan manajemen waktu yang cerdas, perawatan diri yang konsisten (tidur, nutrisi, olahraga), praktik mindfulness, dukungan sosial yang kuat, dan kesediaan mencari bantuan profesional bila diperlukan, mahasiswa dapat meraih kesuksesan akademik dan personal tanpa mengorbankan kesejahteraan mental mereka. Ingatlah, kesehatan mental adalah perjalanan, bukan tujuan akhir, dan setiap langkah kecil menuju kesejahteraan adalah langkah yang berarti.

Biodata Penulis:

Citra Ayu Proboningrum saat ini aktif sebagai mahasiswa, program studi Pendidikan Geografi, di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.