Di era globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi, budaya asing semakin mudah menjangkau masyarakat Indonesia, termasuk kalangan remaja. Salah satu fenomena budaya global yang paling menonjol dalam dua 20 tahun terakhir adalah hallyu wave atau gelombang budaya Korea Selatan. Dimulai dari popularitas musik K-pop dan drama Korea pada tahun 1990 di kawasan Asia Timur dan Tenggara, kini hallyu telah menjadi trend global yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan remaja. Mulai dari cara berpakaian, pilihan hiburan, gaya bicara, hingga cita rasa kuliner. Penyebaran budaya ini tidak terlepas dari peran media massa, terutama media sosial dan platform streaming, yang mempercepat penyebaran nilai-nilai budaya Korea ke dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia, fenomena ini disambut hangat oleh remaja, bahkan tak jarang menjadi bagian dari identitas sosial mereka. Namun, di balik kekaguman terhadap budaya Korea, tersimpan dinamika identitas yanag cukup kompleks. Bagi remaja muslim, muncul dilema antara menikmati tren budaya populer dan menjaga nilai-nilai keislaman yang telah diajarkan sejak kecil. Apakah budaya Korea yang begitu dominan bisa berdampingan dengan identitas keislaman? Atau justru mengaburkan batas antara keduanya? Inilah pertanyaan yang perlu dicermati lebih dalam, terutama dalam konteks pembentukan karakter generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi budaya.
Pengaruh Korean Wave terhadap remaja di Indonesia sangat beragam dan memiliki dampak yang kompleks. Dari segi fashion, gaya berpakaian yang diperkenalkan melalui drama dan musik K-Pop sangat populer di kalangan anak muda, sehingga menambah variasi dalam pilihan busana mereka. Namun, di balik popularitas tersebut, remaja Muslim menghadapi tantangan dalam menyesuaikan tren ini dengan nilai-nilai keislaman yang mereka pegang. Selain itu, konsumsi media yang masif juga menciptakan pola hidup baru, di mana drama dan musik Korea menjadi bagian penting dari rutinitas harian mereka, sekaligus menimbulkan tekanan sosial terkait standar kecantikan dan citra tubuh yang kadang bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk mengakses konten budaya Korea berpotensi mengurangi waktu untuk kegiatan yang lebih produktif dan pengembangan diri sesuai dengan nilai-nilai agama. Meski demikian, fenomena ini juga memberikan peluang bagi remaja Muslim untuk menggabungkan pengaruh budaya Korea dengan identitas keislaman mereka, misalnya melalui gaya hijab ala Korea yang tetap mengikuti aturan agama atau dengan selektif dalam memilih konten hiburan yang sesuai dengan prinsip Islam. Dengan pemahaman dan kesadaran yang matang, remaja dapat menyeimbangkan antara menikmati budaya global dan menjaga identitas keislaman mereka.
Pengaruh Korean Wave yang meluas tidak hanya berdampak pada gaya hidup, tetapi juga menguji keteguhan identitas keislaman remaja Muslim. Budaya Korea menawarkan unsur modernitas, keindahan visual, dan ruang untuk mengekspresikan diri, yang sangat menarik bagi kalangan muda. Namun, tidak semua nilai yang diusung budaya tersebut sejalan dengan ajaran Islam, seperti prinsip kesederhanaan, etika dalam berpakaian, dan pengelolaan waktu yang bijak. Akibatnya, muncul dinamika antara dua budaya yang berbeda. Sebagian remaja meniru gaya hidup artis Korea tanpa mempertimbangkan nilai agama, yang berpotensi mengikis pemahaman keislaman mereka. Sebaliknya, ada juga remaja yang mampu menyikapi fenomena ini secara bijak, seperti dengan menyesuaikan tren busana Korea agar tetap sesuai syariat, atau memilah hiburan yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Hal ini menunjukkan bahwa identitas keislaman sedang mengalami proses penyesuaian dalam arus globalisasi budaya. Tantangan utamanya adalah memastikan proses adaptasi ini tidak berubah menjadi pengorbanan prinsip, tetapi menjadi wujud kreatif yang tetap berlandaskan nilai-nilai Islam.
Untuk menghadapi dampak dari pengaruh Korean Wave, remaja Muslim perlu diberikan pemahaman dan keterampilan literasi budaya yang memadai agar mereka mampu memilah dan menilai konten budaya secara kritis sesuai dengan prinsip-prinsip keislaman. Peran orang tua dan pendidik sangat krusial dalam mendampingi serta memberikan wawasan yang kuat tentang pentingnya mempertahankan identitas keislaman di tengah derasnya arus globalisasi budaya. Selain itu, institusi pendidikan dan komunitas Islam sebaiknya mengadakan program atau kegiatan yang memperkuat nilai-nilai agama sekaligus meningkatkan kemampuan remaja untuk beradaptasi dengan perubahan budaya secara positif tanpa mengorbankan jati diri mereka.
Gelombang budaya Korea (Hallyu wave) memberikan pengaruh yang besar dan beragam bagi remaja Indonesia, khususnya mereka yang memiliki identitas keislaman. Di satu pihak, budaya Korea memperkaya gaya hidup dan pilihan hiburan para remaja, namun di pihak lain juga menimbulkan tantangan dalam menjaga nilai-nilai keislaman yang telah lama dianut. Oleh karena itu, remaja Muslim perlu memiliki kesadaran kritis serta kemampuan literasi budaya untuk dapat memilah dan mengadaptasi pengaruh budaya asing secara bijaksana. Peran penting juga ada pada orang tua, pendidik, serta institusi pendidikan dan komunitas Islam dalam mendampingi dan membantu remaja mempertahankan identitas keislaman sekaligus beradaptasi dengan perubahan budaya global.
Dengan demikian, fenomena Hallyu wave bukan hanya sekadar mode hiburan, melainkan telah menjadi elemen penting yang membentuk gaya hidup, pola pikir, dan identitas remaja masa kini. Penyebaran budaya Korea yang pesat dan luas, yang didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi dan media sosial, menjadikan Hallyu sebagai kekuatan budaya global yang memengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari generasi muda. Oleh sebab itu, pemahaman yang baik tentang dampak budaya ini sangat diperlukan agar remaja mampu menanggapi dengan bijaksana, sekaligus menjaga keseimbangan antara menikmati budaya baru dan mempertahankan nilai-nilai lokal serta identitas keagamaan mereka.
Referensi:
- Winda Kustiawan, Erwan Efendi, Wahyu Candra, Putri Rahmadhani Zein. Dampak Korean Wave (Hallyu) Bagi Budaya Indonesia Sebagai Dampak Dari Globalisasi Media,2024 DOI: https://doi.org/10.5281/zenodo.7684718
- Zauharatul Islamiah, Rita Purnama,Herdi Fadade,Nurdi Muhammad Ramadhan DAMPAK KOREAN WAVE TERHADAP POLA PERILAKU REMAJA DI KOTA Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, 2023
- Nahdiyati, Rabiatul Aslamiah, Najla Amaly, Nurul Jannah, Korean Wave dan Remaja Muslimah Banjarbaru: Analisis Pengaruh Budaya Populer terhadap Gaya Hidup Jurnal Riset dan Analisis Islam Interdisipliner 2023.
- Siti Nurhayati, Peran Pendidikan dan Keluarga dalam Membentuk Karakter Remaja Muslim di Era Globalisasi, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 2, 2022
Penulis: Nur Laili Indah Soraya