Di era digital yang semakin terhubung, peluang untuk mengembangkan bisnis ke pasar global tidak lagi menjadi hak eksklusif perusahaan besar. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kini memiliki kesempatan yang sama untuk menjangkau konsumen di berbagai belahan dunia. Namun meski banyak UMKM di Indonesia yang memiliki produk berkualitas tinggi dengan keunikan dan nilai budaya yang khas, tetapi mereka kesulitan untuk masuk ke pasar global.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, dari total 64 juta UMKM di Indonesia, sekitar 85,5% atau 54,9 juta di antaranya belum melakukan ekspor atau belum "go internasional". Hanya sekitar 14,5% UMKM yang berhasil menembus pasar ekspor.
Hal ini sulit untuk mengembangkan UMKM lebih maju, dikarenakan tantangan tersebut membuat banyak UMKM kesulitan untuk bersaing di pasar global meskipun memiliki produk yang potensial. Keterbatasan pemahaman terhadap perbedaan budaya dan preferensi konsumen di negara tujuan sering kali menyebabkan ketidaktepatan dalam strategi pemasaran dan desain produk. Misalnya, simbol, warna, atau cara komunikasi yang efektif di pasar lokal bisa jadi tidak relevan atau bahkan dianggap tidak pantas di negara lain. Hal ini menimbulkan risiko kegagalan dalam menarik minat konsumen internasional.
Tantangan utama yang sering dihadapi adalah adaptasi budaya dan preferensi konsumen di pasar target. Ketika UMKM berusaha ingin memasuki pasar global, mereka sering kali dihadapkan pada berbagai regulasi dan kebijakan yang berbeda-beda di setiap negara. Salah satunya yaitu, peraturan mengenai beacukai, standar produk, biaya logistik yang tinggi, dan persyaratan legal lainnya.
Pelatihan dan Pendampingan Ekspor Berbasis Praktik
Salah satu kunci utama agar UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar internasional adalah dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam bidang ekspor. Sayangnya, banyak pelaku UMKM yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai untuk menembus pasar global. Pelatihan dan pendampingan ekspor berbasis praktik menjadi kebutuhan yang sangat penting dan mendesak untuk segera diperluas dan dioptimalkan. Oleh karena itu, pelatihan dan pendampingan ekspor yang bersifat praktis dan aplikatif merupakan kunci utama agar UMKM Indonesia mampu naik kelas dan bersaing secara global.
Lebih dari itu, pelatihan yang efektif seharusnya juga mencakup pemahaman terhadap perbedaan budaya dan preferensi konsumen di negara tujuan ekspor. Tidak jarang produk UMKM yang sebenarnya berkualitas justru gagal di pasar luar negeri hanya karena desain kemasan atau simbol tertentu dianggap tidak sesuai secara budaya. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan ekspor tidak hanya soal kualitas produk, tapi juga soal kecerdasan dalam membaca pasar.
Campur tangan pemerintah dan lembaga terkait juga perlu dalam memajukan UMKM menjadi go internasional. Pemerintah dapat memperluas akses pelatihan ekspor yang praktis dan aplikatif untuk para pelaku UMKM. Materi pelatihan harus mencakup manajemen ekspor, riset pasar internasional, preferensi budaya, penyesuaian produk, penggunaan platform digital, serta strategi pemasaran global.
Selain itu UMKM perlu dipandu dalam memanfaatkan digitalisasi dan pemanfaatan E-commerce Internasional. UMKM perlu mengadopsi teknologi digital dalam berbagai aspek bisnis, mulai dari promosi hingga transaksi penjualan. Platform e-commerce global seperti Amazon, Alibaba, Etsy, dan eBay dapat menjadi pintu masuk awal ke pasar luar negeri. Selain itu, kehadiran di media sosial internasional seperti Instagram, TikTok, dan Facebook dengan strategi pemasaran digital yang tepat dapat membantu meningkatkan visibilitas produk UMKM secara global.
UMKM Indonesia sejatinya memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global, terutama karena keunikan dan kualitas produk yang dimiliki. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM belum mampu menembus pasar internasional. Berbagai tantangan seperti kurangnya pemahaman terhadap budaya konsumen global, regulasi ekspor yang kompleks, hingga keterbatasan dalam mengakses teknologi dan pasar digital menjadi hambatan utama yang menghambat langkah mereka.
Oleh karena itu, solusi yang dapat mendorong UMKM agar mampu go internasional adalah dengan menghadirkan pelatihan dan pendampingan ekspor yang bersifat praktis dan aplikatif. Pelaku UMKM harus dibekali dengan kemampuan untuk memahami pasar internasional secara menyeluruh, mulai dari penyesuaian produk, strategi pemasaran global, hingga pemanfaatan teknologi digital dan e-commerce. Dalam hal ini, peran aktif pemerintah dan lembaga terkait sangat penting, baik dalam hal penyediaan pelatihan, pendampingan, hingga perluasan akses pasar dan logistik.
Biodata Penulis:
Henny Melany saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Katolik Santo Thomas.