UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan fondasi ekonomi Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (2023), UMKM berkontribusi sekitar 60% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja nasional. Ini membuktikan bahwa UMKM bukan hanya sekadar usaha kecil, tetapi menjadi motor penggerak ekonomi yang menyentuh hampir seluruh lapisan masyarakat.
Meski demikian, UMKM di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan serius. Akses terhadap modal merupakan kendala utama. Menurut laporan World Bank (2022), sebagian besar pelaku UMKM sulit mendapatkan pembiayaan formal karena prosedur yang rumit dan kurangnya jaminan yang bisa diberikan. Kondisi ini membatasi kemampuan mereka untuk mengembangkan usaha dan bersaing di pasar yang lebih luas.
| Sumber: Unsplash | @shutter_speed_ |
Selain itu, transformasi digital menjadi tantangan dan peluang sekaligus. Google-Temasek (2023) melaporkan bahwa penetrasi internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 70%, yang membuka potensi besar bagi UMKM untuk mengadopsi teknologi digital, seperti berjualan melalui platform e-commerce dan memanfaatkan pembayaran digital. Namun, McKinsey & Company (2021) mengungkapkan bahwa hanya sekitar 30% UMKM yang benar-benar sudah menggunakan teknologi digital secara optimal. Banyak pelaku UMKM yang masih kurang pengetahuan dan keterampilan digital, sehingga perlu pendampingan intensif agar tidak tertinggal.
Pemerintah Indonesia sendiri telah meluncurkan berbagai program untuk memperkuat UMKM, termasuk pelatihan digital dan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menawarkan pembiayaan dengan bunga rendah dan persyaratan yang lebih mudah (OJK, 2023). Selain itu, kolaborasi dengan swasta dan startup teknologi juga semakin gencar dilakukan untuk mendukung ekosistem UMKM agar lebih maju dan kompetitif.
Namun, keberhasilan pengembangan UMKM tidak hanya bergantung pada modal dan teknologi. Faktor sumber daya manusia menjadi sangat penting. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan dibutuhkan agar pelaku UMKM mampu mengelola usaha dengan baik, memahami kebutuhan pasar, dan berinovasi. UNICEF (2022) menekankan pentingnya peningkatan kapasitas digital dan kewirausahaan sejak dini sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan UMKM.
Kesimpulannya, UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia yang sangat potensial. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta pemanfaatan teknologi digital yang maksimal, UMKM bisa tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang kuat, berdaya saing global, dan mampu menciptakan lapangan kerja luas sekaligus mengurangi ketimpangan sosial.
Penulis:
- Weni Aido Arta Saragih merupakan mahasiswa di Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen.
- Helena Sihotang S.E., M.M. merupakan dosen di Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen.