Analisis Puisi:
Puisi "Tak Sanggup" karya S. Rukiah Kertapati menggambarkan sebuah narasi emosional dan reflektif tentang penderitaan, kebebasan, dan keadilan.
Ekspresi Emosi yang Kuat: Puisi ini dimulai dengan pertanyaan retoris yang penuh emosi, menciptakan gambaran hati kecil yang penuh kesedihan. Kata-kata seperti "menangis," "ratapan," dan "keluhan" merinci intensitas emosi yang dialami penulis.
Kritik terhadap Kondisi Sosial: Penyair mengkritik kondisi sosial yang tercemar oleh ketidakadilan dan kurangnya kebebasan. Pernyataan "Tak sanggup katamu? Karena gentar nyelam derita?" mencerminkan kesulitan atau keberanian dalam menghadapi penderitaan dan ketidakadilan.
Ajakan untuk Bertindak: Dengan merespon secara langsung terhadap pernyataan "Tak sanggup," penyair memberikan ajakan untuk bersama-sama meninggalkan tempat ini. Ajakan ini mengandung dorongan untuk bertindak, menolak pasrah terhadap penderitaan dan merayakan kebebasan serta keadilan.
Penolakan terhadap Keterbatasan: Pernyataan "Tak sanggup katamu?" diikuti dengan penolakan atas alasan gentar terhadap derita. Ini menciptakan narasi pemberdayaan yang menekankan bahwa meskipun kondisi sulit, keinginan untuk mengejar kebebasan dan keadilan tetap teguh.
Harapan untuk Masa Depan: Dengan mengakhiri puisi dengan frasa "Manusia ngejar kebebasan dan keadilan!", penyair menciptakan nada harapan. Ini menunjukkan keyakinan bahwa meskipun sulit, manusia akan terus berjuang untuk mencapai kebebasan dan keadilan.
Puisi "Tak Sanggup" merupakan sebuah karya yang menggambarkan kegigihan dan semangat untuk menghadapi penderitaan serta mengejar kebebasan dan keadilan. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair menyampaikan pesan kritis tentang kondisi sosial dan membangkitkan semangat perlawanan dan perubahan.
Puisi: Tak Sanggup
Karya: S. Rukiah Kertapati
Biodata S. Rukiah Kertapati:
- S. Rukiah lahir pada tanggal 25 April 1927 di Purwakarta.
- S. Rukiah menikah dengan Sidik Kertapati pada tanggal 2 Februari 1952 di Purwakarta.
- S. Rukiah meninggal dunia pada tanggal 6 Juni 1996 di Purwakarta.