Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Buroinjin, si Olahraga dan Rekreasi Negara Australia sejak Masa Masyarakat Suku Aborigin Berjaya!

Yuk jelajahi budaya Aborigin lewat olahraga Buroinjin: permainan tradisional penuh simbol, nilai sosial, dan akar Australian Football modern.

Suku Aborigin merupakan suku asli penduduk Australia yang banyak memiliki kebudayaan unik, sebab suku Aborigin percaya pada spiritual yang dikenal sebagai “dreamtime”, yaitu penggambaran Sang Pencipta, keberadaan bumi, dan hubungan antara manusia-alam-roh leluhur. Dalam kepercayaan suku Aborigin, “dreamtime” menjadi landasan nilai-nilai serta hukum aturan sosial yang mempengaruhi aspek kehidupan sosial seperti seni, tarian, juga termasuk olahraga. Olahraga tersebut mengandung unsur simbolis gerak binatang atau legenda penciptaan suatu mahkluk, sehingga bagi suku Aborigin “dreamtime” menjadi landasan aturan olahraga.

Buroinjin

Aturan-aturan dalam permainan tradisional Aborigin biasanya mengandung prinsip-prinsip kesatuan dengan lingkungan, saling menghormati antar pemain, dan menjaga keseimbangan sosial, yang semuanya merupakan cerminan dari ajaran “dreamtime”. “Dreamtime” bukan hanya sekadar landasan aturan, melainkan kesadaran bahwa setiap aspek kehidupan termasuk olahraga adalah bagian dari siklus abadi yang menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Salah satu olahraga populer yang ada semenjak masa suku masyarakat Aborigin berkembang dan kini dijadikan pelestarian budaya Aborigin sebagai rekonsiliasi sosial adalah olahraga Buroinjin. Olahraga Buroinjin merupakan permainan bola yang awalnya berasal dari etnis Kabi Kabi di Queensland bagian selatan. Olahraga ini menggunakan bola yang terbuat dari kulit kanguru, diisi rumput, dan dijahit dari tendon.

Buroinjin dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 6 hingga 8 orang. Dalam olahraga ini, tim harus bekerja sama dengan aturan seperti kontak minimum dan batas jumlah langkah saat memegang bola. Tujuan permainan adalah untuk membawa bola sejauh mungkin melewati garis skor tanpa disentuh oleh lawan. Pemain dapat melempar bola ke arah mana saja, tetapi tidak boleh memukul dengan kepalan tangan atau menendang. Jika pemain yang membawa bola disentuh, dia harus melempar bola ke atas untuk diuji rebutan oleh pemain lain dan tidak boleh menangkap bola itu kembali secara langsung.

Permainan ini dijalankan secara terus-menerus tanpa berhenti meskipun bola terjatuh ke tanah, dan pemain yang ingin mengambil bola harus membungkuk dan bukan melompat atau menyelam ke tanah untuk mengambilnya. Secara lengkap berdasarkan pengajaran di sekolah, olahraga Buroinjin memiliki peraturan seperti ini:

  1. Lapangan dibuat dengan bentuk lingkaran berdiameter sekitar 10 meter, dengan lingkaran-lingkaran kecil yang menyerupai bentuk bintang.
  2. Pemain berdiri di garis batas lingkaran sambil menunggu aba-aba dimulai.
  3. Pada aba-aba mulai, pemain berlomba masuk ke lingkaran dengan cepat. Pemain yang tidak mendapatkan tempat disebut “jadi”.
  4. Pemain “jadi” memberi aba-aba agar semua pemain di dalam lingkaran berpindah ke lingkaran lain.
  5. Pada saat perpindahan itu, pemain “jadi” berusaha merebut lingkaran yang ditinggalkan. Jika “jadi” berhasil merebut, pemain yang kehilangan tempat menjadi “jadi”.
  6. Jika setelah 15 kali perpindahan “jadi” belum berhasil, maka “jadi” kalah.
  7. Pemain yang kalah akan diarak ke garis batas dan didorong oleh temannya sebagai simbol kekalahan.
  8. Permainan melibatkan strategi menangkap lawan dan menjaga posisi agar tidak kalah kuat.
  9. Pemain yang ditangkap menjadi tawanan dan ditempatkan di area khusus, bisa bebas jika disentuh anggota regunya.
  10. Permainan berakhir jika salah satu regu berhasil menangkap semua pemain lawan atau sesuai kesepakatan.

Di zaman modern kini, olahraga Buroinjin tentunya mengalami pergeseran cara bermain dan konsep dasar. Aussie Rules, atau yang dikenal dengan nama Australian Football adalah wujud pergeseran olahraga Buroinjin. Unsur kerja sama tim, kontak fisik yang terbatas, dan pengaturan pergerakan pemain bersumber dari olahraga Buroinjin hingga batasan langkah dalam membawa bola. 

Walaupun Australian Football berasal dari negara bagian Victorian, Melbourne sebagai pusat aktivitas budaya Aborigin di Victoria memiliki berbagai organisasi dan pusat kebudayaan Aboriginal Cultural Centre yang menjadi tempat pengenalan seni, tradisi, dan olahraga tradisional Aborigin kepada masyarakat luas. Hal ini membuat olahraga Buroinjin sebagai cikal bakal atau salah satu pengaruh dalam perkembangan olahraga Australian Football.

Penulis: Keyko Lovelynissa
© Sepenuhnya. All rights reserved.