Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kupu-Kupu (Karya Yuli Kismawati)

Puisi “Kupu-Kupu” karya Yuli Kismawati bercerita tentang kekaguman seorang anak terhadap seekor kupu-kupu yang indah dan bebas terbang di alam.

Kupu-Kupu


Warna-warni sayapmu
Menciptakan keindahan
Membawa senyuman

Kukejar kau dengan riang
Ke sana ke mari, tanpa henti
Demi kupu-kupu terbang tinggi

Kupu-kupu yang elok dan rupawan
Meskipun tak pernah kauperlihatkan

Sayapmu indah
Seindah hatimu yang suci

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi “Kupu-Kupu” karya Yuli Kismawati bercerita tentang kekaguman seorang anak terhadap seekor kupu-kupu yang indah dan bebas terbang di alam. Dalam pandangan anak, kupu-kupu bukan sekadar serangga, tetapi makhluk yang menebarkan kebahagiaan dan keindahan. Lewat sayapnya yang berwarna-warni, kupu-kupu menjadi simbol keceriaan dan keindahan hidup. Anak yang mengejarnya digambarkan penuh semangat, riang, dan polos — memperlihatkan rasa ingin tahu alami serta cinta terhadap alam di sekitarnya.

Puisi ini mengajak pembaca untuk melihat dunia dari sudut pandang anak-anak: sederhana namun penuh makna. Kupu-kupu menjadi lambang kebebasan, keindahan, dan ketulusan hati, sebagaimana sifat seorang anak yang murni dan penuh rasa kagum terhadap hal-hal kecil di dunia.

Tema

Tema utama dalam puisi “Kupu-Kupu” adalah keindahan dan kemurnian hati yang diwakili oleh sosok kupu-kupu.

Selain itu, ada tema tambahan berupa keceriaan masa kanak-kanak dan kecintaan terhadap alam. Penyair menggunakan figur kupu-kupu sebagai lambang dari keindahan batin yang sejati, sesuatu yang tidak selalu tampak tetapi dapat dirasakan.

Melalui tema ini, penyair ingin mengajak pembaca — terutama anak-anak — untuk menghargai keindahan yang sederhana dan melihatnya sebagai cerminan kebersihan hati.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa keindahan sejati bukan hanya yang tampak di luar, tetapi juga yang bersumber dari dalam hati.

Kupu-kupu yang elok dengan sayap berwarna-warni menggambarkan keindahan fisik, sedangkan kalimat “Seindah hatimu yang suci” menyiratkan bahwa keindahan batin jauh lebih berharga.

Pesan ini juga menanamkan nilai moral dan spiritual: bahwa hati yang bersih dan penuh kebaikan adalah sumber dari segala keindahan. Anak-anak diajak untuk belajar tidak hanya melihat sesuatu dari luarnya, tetapi juga menghargai makna yang tersembunyi di balik keindahan itu.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini terasa ceria, lembut, dan penuh kekaguman.
  • Nada bahagia tergambar lewat kalimat “Kukejar kau dengan riang / Ke sana ke mari, tanpa henti”, yang menunjukkan semangat polos anak-anak saat bermain di alam terbuka.
  • Namun di balik keceriaan itu, ada juga suasana haru dan kekaguman lembut, terutama di akhir puisi yang menggambarkan keindahan hati. Puisi ini menghadirkan keseimbangan antara kegembiraan luar dan keteduhan batin.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang dapat dipetik dari puisi ini adalah:
  • Keindahan sejati terletak pada hati yang suci.
  • Belajarlah menghargai alam dan makhluk di sekitar kita.
  • Nikmatilah kebahagiaan kecil dengan penuh rasa syukur dan kepolosan.
  • Keceriaan dan ketulusan adalah bagian penting dari kebahagiaan hidup.
Melalui sosok kupu-kupu, penyair mengajarkan nilai moral yang sederhana namun dalam: bahwa setiap makhluk memiliki keindahan dan nilai tersendiri yang patut dihargai.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji visual dan imaji gerak, yang membuat pembaca seolah dapat melihat dan merasakan suasana yang digambarkan. Contohnya:
  • “Warna-warni sayapmu” menghadirkan imaji visual, memunculkan bayangan kupu-kupu dengan sayap indah dan berwarna cerah.
  • “Kukejar kau dengan riang / Ke sana ke mari, tanpa henti” menampilkan imaji gerak, membuat pembaca membayangkan seorang anak kecil berlari mengejar kupu-kupu di taman.
  • “Sayapmu indah / Seindah hatimu yang suci” menciptakan imaji perasaan, menggugah kehangatan dan kedamaian di hati pembaca.
Imaji yang muncul sederhana, sesuai dengan dunia anak-anak, tetapi tetap puitis dan sarat makna.

Majas

Beberapa majas (gaya bahasa) yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: “Sayapmu indah / Seindah hatimu yang suci” → Kupu-kupu diberi sifat seperti manusia, yaitu memiliki hati yang suci. Ini membuat puisi terasa hidup dan menyentuh.
  • Simile (perbandingan langsung): “Seindah hatimu yang suci” → Menggunakan kata pembanding seindah, menunjukkan kesetaraan antara keindahan fisik (sayap kupu-kupu) dan keindahan batin (hati yang suci).
  • Hiperbola (penggambaran berlebihan): “Ke sana ke mari, tanpa henti” → Menggambarkan semangat dan kegembiraan anak-anak secara berlebihan untuk menegaskan suasana riang dan tak terbatas.
Gaya bahasa yang dipakai sederhana namun efektif, menyesuaikan dengan dunia anak-anak yang lugas dan imajinatif.

Puisi “Kupu-Kupu” karya Yuli Kismawati adalah karya yang menggambarkan keceriaan, keindahan, dan kemurnian hati dengan cara yang sederhana dan penuh pesona. Melalui kupu-kupu, penyair memperlihatkan dunia anak yang polos, jujur, dan tulus dalam memandang keindahan.

Puisi ini mengajarkan anak-anak untuk menghargai alam serta menemukan makna keindahan sejati — bukan hanya pada warna-warni yang tampak, tetapi juga pada ketulusan hati yang suci dan bersih.

Dengan tema keindahan dan kemurnian hati, imaji visual yang kuat, serta majas personifikasi dan simile yang lembut, puisi ini berhasil menghadirkan pesan moral yang menyentuh dan mudah dipahami oleh pembaca anak-anak maupun dewasa.

Yuli Kismawati
Puisi: Kupu-Kupu
Karya: Yuli Kismawati

Biodata Yuli Kismawati:
  • Yuli Kismawati lahir pada tanggal 14 Juli 1988 di Banyumas.
© Sepenuhnya. All rights reserved.