Oleh Azifa
Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mendorong, mengarahkan, dan memengaruhi orang lain agar sebuah tujuan bersama dalam organisasi dapat tercapai. Dalam menjalankan perannya, seorang pemimpin harus memiliki karakter kuat, salah satunya integritas. Integritas mencerminkan kejujuran, ketulusan, serta komitmen terhadap nilai yang dianut. Dalam praktik kepemimpinan, integritas terlihat dari cara pemimpin berbicara, bersikap, hingga mengambil keputusan dalam berbagai situasi (WikiHow, 2016). Pemimpin berintegritas memiliki sikap konsisten, keteguhan hati, serta kemampuan bertahan hingga tujuan akhir berhasil dicapai. Ketulusan berarti tindakan selaras dengan ucapan, yang pada akhirnya menumbuhkan loyalitas anggota terhadap pemimpin dan organisasi. Selain itu, keteguhan hati diperlukan agar pemimpin mampu tetap teguh pada prinsip meskipun menghadapi tantangan berat. Dengan integritas yang kuat, kepercayaan dan rasa hormat dari orang lain akan meningkat. Sebaliknya, lemahnya integritas dapat meruntuhkan kepercayaan dan merusak persatuan organisasi. Oleh karena itu, integritas menjadi pondasi penting yang harus dimiliki setiap pemimpin.
Sebagai mahasiswa, kita dipandang sebagai agent of change atau agen perubahan yang diharapkan mampu menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Mahasiswa tidak hanya dituntut unggul dalam akademik, tetapi juga peka terhadap lingkungan sosial, mampu berkomunikasi dengan baik, serta berperilaku profesional. Untuk membangun karakter tersebut, diperlukan tindakan nyata, seperti mengembangkan kemampuan kepemimpinan, menjaga integritas pribadi, serta menerapkan nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan kemampuan kepemimpinan dapat dilatih melalui berbagai aktivitas, salah satunya dengan aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi kampus. Melalui organisasi, mahasiswa belajar berdiskusi, berkomunikasi efektif, menyelesaikan konflik, dan mengatur waktu. Karakter berintegritas turut menjadi syarat utama bagi pemimpin yang baik. Mahasiswa yang berintegritas mampu disiplin, tidak menunda pekerjaan, dan memberi contoh positif bagi orang lain. Integritas berperan sebagai pengendali moral agar pemimpin tidak mudah melakukan penyimpangan seperti korupsi atau penyalahgunaan jabatan. Cara membangun integritas dapat dilakukan dengan menghargai sesama, menjunjung nilai kebersamaan, mengembangkan kemampuan kepemimpinan, memberikan pelayanan dengan tulus, serta menanamkan rasa percaya diri, semangat, dan kepedulian terhadap anggota atau teman.
Pada akhirnya, setiap individu memiliki proses bertahap dalam membangun integritas. Konsistensi dalam tindakan dan kebiasaan positif akan menjadi karakter pribadi yang melekat. Organisasi biasanya mengikuti nilai yang dianut pemimpinnya, sehingga integritas harus tumbuh terlebih dahulu dari pemimpin. Pemimpin yang baik mampu mengakui kesalahan, bertanggung jawab, dan memberikan teladan dalam setiap perbuatannya.
Daftar Referensi:
- WikiHow. (2016). How to Build Leadership Integrity. WikiHow.
- Northouse, P. G. (2021). Leadership: Theory and Practice (9th ed.). SAGE Publications.
- Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior (18th ed.). Pearson.
- Komalasari, K. (2020). Pendidikan karakter dalam pembelajaran. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(2), 158–167.
Biodata Penulis:
Azifa saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, di Universitas K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.