Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Konselor Keluarga Sebagai Teman Orang Tua Mendampingi Anak Generasi Z

Kesulitan berkomunikasi dengan anak? Temukan cara agar orang tua dan konselor dapat bekerja sama membangun keluarga yang lebih harmonis dan saling ...

Oleh Laila Khoiriyyah

Di era digital saat ini, menjadi orang tua menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Anak-anak Generasi Z tumbuh dalam dunia yang serba cepat, di mana media sosial, teknologi, dan tekanan akademik memengaruhi perilaku dan emosinya. Tidak jarang orang tua merasa kesulitan memahami perubahan yang terjadi pada anak, sehingga komunikasi di rumah terkadang terhambat dan konflik muncul.

Konselor Keluarga Sebagai Teman Orang Tua Mendampingi Anak Generasi Z

Di sinilah peran konselor keluarga menjadi sangat penting. Konselor tidak hanya berfungsi sebagai “penyelesai masalah”, tetapi juga sebagai teman dan mitra bagi orang tua dalam memahami kebutuhan, karakter, dan tantangan anak. Menurut Erikson dalam Childhood and Society (1950), remaja berada pada tahap identitas versus kebingungan peran (Identity vs Role Confusion). Pada tahap ini, anak sedang membentuk jati diri, mencari makna, dan menentukan peran sosialnya. Dukungan yang tepat dari orang tua dan konselor sangat membantu anak agar tidak merasa bingung, cemas, atau terisolasi secara emosional.

Selain itu, David H. Olson melalui Circumplex Model menjelaskan bahwa dinamika keluarga dipengaruhi oleh tiga dimensi: keterikatan emosional (cohesion), fleksibilitas peran (flexibility), dan komunikasi (communication). Keseimbangan ketiga dimensi ini menentukan kesehatan fungsi keluarga. Konselor keluarga membantu orang tua menyesuaikan pola komunikasi, meningkatkan kedekatan emosional, dan menciptakan lingkungan rumah yang mendukung eksplorasi anak. Misalnya, ketika seorang anak Generasi Z menolak berbicara tentang tekanan sekolah, konselor dapat membimbing orang tua menggunakan teknik komunikasi empatik dan asertif sehingga anak merasa didengar tanpa dihakimi.

Secara praktis, konselor keluarga memberikan strategi yang konkret bagi orang tua. Mulai dari teknik mendengarkan aktif, pengelolaan konflik, hingga bimbingan dalam menata rutinitas anak agar seimbang antara akademik, sosial, dan kesehatan mental. Dengan dukungan konselor, orang tua menjadi lebih percaya diri, dan anak merasa aman, dihargai, dan didukung dalam proses tumbuh kembangnya.

Kesimpulannya, peran konselor keluarga sangat penting di tengah dinamika kehidupan modern. Tidak hanya membantu mengatasi konflik, konselor juga mendampingi keluarga membangun hubungan yang harmonis dan mendukung perkembangan kepribadian anak secara optimal. Bagi orang tua yang membimbing anak Generasi Z, memiliki konselor sebagai teman dan mitra bukanlah sebuah kemewahan, melainkan kebutuhan penting agar anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, percaya diri, dan bahagia.

Biodata Penulis:

Laila Khoiriyyah saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bimbingan dan Konseling.

© Sepenuhnya. All rights reserved.