Ketakutan Lembar Lama
Di dalam kesunyian daku berkaca
Memandang sejuta gelombang ketakutan yang memenuhi ruang asa
Rasa amarah mengalir, beriak riuh di dalam jiwa
Luka lama yang t'lah kering kembali tergores nan ngilu oleh cerita lama
Tentang sebuah tumpukan kisah beberapa angka tahun yang usai oleh tempo lama
Bulu mata memayungi kelopak yang mengerat lama
Setetes air mata tangkas membelah lesung
Jemari kecil menenggelamkan buku jarinya
Bibir mungil memucat bergetar menahan cegukan derai air mata
Jiwa tenang kembali memberontak
Kepingan puzzle kenang buruk terbayang
Asa perlahan menarik dari lubang ketakutan
Pelan melangkah dengan serpihan kenangan buruk
Menanam asa pada keyakinan di lubuk terdalam jiwa
Menciptakan sebintang gairah 'tuk melukis cerita di lembar baru
Setu demi satu rasa takut hirap
Terhias oleh cerita janarda
Senyum palsu terganti dengan ketulusan
Jutaan kisah indah menanti di penuh penantian
Pelan melukis kenang indah pada tapak jejak
Dengan asa melukis
Di atas lembar ketakutan
Di atas derai tangis
Di atas sorakan keping lama
Mengubah menjadi purnama indah
Melalui asa yang terus bergema
Melalui asa yang tak pernah surut
Analisis Puisi:
Puisi “Ketakutan Lembar Lama” karya Khansa’ Khoirunnisa merupakan karya yang sarat dengan emosi batin, penyesalan masa lalu, dan perjuangan menuju penyembuhan diri. Dalam puisinya, penyair menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang berusaha keluar dari trauma dan luka lama menuju harapan baru. Bahasa puitis yang digunakan kaya akan metafora dan imaji perasaan, menciptakan kesan reflektif dan spiritual yang mendalam.
Tema
Tema utama puisi ini adalah proses penyembuhan diri dari luka masa lalu melalui kekuatan harapan dan keyakinan. Khansa’ Khoirunnisa menghadirkan tema ini dengan cara yang lembut namun penuh kekuatan batin: dari ketakutan menuju keberanian, dari luka menuju pemulihan, dan dari masa lalu yang gelap menuju masa depan yang penuh cahaya.
Tema ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa setiap manusia menyimpan “lembar lama” — masa lalu yang menyakitkan — namun melalui harapan (asa), semua ketakutan bisa perlahan hilang dan berganti menjadi purnama indah.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang sedang berdialog dengan dirinya sendiri di tengah kesunyian, merefleksikan ketakutan dan luka yang pernah ia alami.
Bagian awal puisi memperlihatkan perasaan takut dan luka lama yang kembali terbuka:
“Luka lama yang t'lah kering kembali tergores nan ngilu oleh cerita lama.”
Baris ini menunjukkan bahwa masa lalu masih menghantui, dan penyair sedang berada dalam proses memahami luka tersebut.
Namun perlahan, suasana mulai berubah. Tokoh lirik tidak lagi tenggelam dalam kesedihan. Ia mulai menanam kembali harapan:
“Menanam asa pada keyakinan di lubuk terdalam jiwa / Menciptakan sebintang gairah 'tuk melukis cerita di lembar baru.”
Dari sini, terlihat bahwa puisi ini merupakan kisah perjalanan batin — dari keterpurukan menuju kebangkitan. Akhirnya, sang tokoh lirik menyadari bahwa ketakutan masa lalu dapat diubah menjadi sumber kekuatan:
“Dengan asa melukis / Di atas lembar ketakutan / … / Mengubah menjadi purnama indah.”
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah pentingnya berdamai dengan masa lalu agar dapat melangkah menuju masa depan dengan hati yang utuh. Khansa’ Khoirunnisa menyampaikan bahwa luka dan kenangan buruk tidak dapat dihapus begitu saja, tetapi bisa diubah menjadi pelajaran berharga. Melalui proses refleksi, air mata, dan keyakinan, seseorang mampu menulis “lembar baru” kehidupannya.
Selain itu, puisi ini juga menyiratkan kekuatan perempuan dalam menghadapi trauma dan rasa takut. Imaji tentang air mata, tangan kecil, dan bibir yang menahan tangis menandakan sisi lembut dan rapuh, namun dari kelembutan itu justru muncul keteguhan untuk bangkit kembali.
Puisi ini juga mengandung pesan spiritual — bahwa manusia harus memiliki keyakinan (asa) sebagai cahaya yang menuntun keluar dari kegelapan batin.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini berubah secara bertahap — dari kelam dan sedih menjadi penuh harapan dan ketenangan. Pada awalnya, penyair menciptakan atmosfer kesunyian dan duka:
“Di dalam kesunyian daku berkaca / Memandang sejuta gelombang ketakutan…”
Namun seiring berjalannya waktu, suasana mulai menghangat dan penuh optimisme:
“Setu demi satu rasa takut hirap / Terhias oleh cerita janarda…”
Akhir puisi menghadirkan suasana damai dan lega, menggambarkan proses penyembuhan yang tuntas. Dengan gaya bertahap seperti ini, pembaca dapat merasakan perjalanan batin penyair secara utuh — dari gelap menuju terang.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang ingin disampaikan Khansa’ Khoirunnisa dalam puisi “Ketakutan Lembar Lama” adalah bahwa manusia tidak boleh terjebak dalam masa lalu. Rasa takut, luka, dan kesedihan memang nyata, tetapi semua itu bukan akhir. Melalui keberanian, keikhlasan, dan harapan, seseorang bisa menulis kembali kisah hidupnya dengan lebih indah.
Puisi ini juga mengajarkan bahwa pengampunan terhadap diri sendiri adalah langkah penting dalam penyembuhan batin. Dengan menerima dan memahami masa lalu, seseorang akan mampu menciptakan masa depan yang lebih bermakna.
Imaji
Khansa’ Khoirunnisa menggunakan imaji visual dan emosional yang kuat untuk membawa pembaca masuk ke dalam dunia batin tokoh lirik. Beberapa contoh imaji yang menonjol antara lain:
- “Bulu mata memayungi kelopak yang mengerat lama” → imaji visual lembut, menggambarkan seseorang yang menahan tangis.
- “Setetes air mata tangkas membelah lesung” → imaji perasaan dan gerak, menciptakan kesan air mata yang jatuh cepat karena emosi mendalam.
- “Kepingan puzzle kenang buruk terbayang” → imaji mental, melambangkan memori yang berantakan namun perlahan disusun kembali.
- “Menanam asa pada keyakinan di lubuk terdalam jiwa” → imaji spiritual, menunjukkan proses pemulihan dari dalam diri.
- “Mengubah menjadi purnama indah” → imaji visual penuh harapan, simbol dari keberhasilan melewati kegelapan.
Imaji-imaji ini memperkuat nuansa reflektif dan spiritual dalam puisi, sekaligus membantu pembaca merasakan transisi emosi yang dialami penyair.
Majas
Puisi ini kaya dengan penggunaan majas yang memperindah dan memperdalam makna emosionalnya:
- Metafora – “Luka lama yang t’lah kering kembali tergores” menggambarkan trauma batin yang kembali terasa tanpa menyebut luka secara fisik.
- Personifikasi – “Asa perlahan menarik dari lubang ketakutan” memberi sifat manusiawi pada harapan yang seolah memiliki kemampuan menarik atau menolong.
- Simbolisme – “Lembar lama” dan “lembar baru” menjadi simbol masa lalu dan masa depan; sedangkan “purnama indah” melambangkan ketenangan dan penyembuhan.
- Repetisi – Pengulangan kata “asa” mempertegas makna harapan sebagai inti dari puisi ini.
- Hiperbola – “Sejuta gelombang ketakutan” memperkuat kesan betapa besar rasa takut yang dialami tokoh lirik.
Melalui majas-majas tersebut, puisi ini menjadi ekspresif, penuh keindahan bahasa, dan emosinya terasa lebih nyata.
Puisi “Ketakutan Lembar Lama” karya Khansa’ Khoirunnisa adalah potret penyembuhan batin yang dalam dan penuh keindahan bahasa. Dengan tema reflektif tentang keberanian menghadapi masa lalu, puisi ini menunjukkan bahwa luka dan ketakutan bukan untuk dilupakan, melainkan untuk diterima dan diubah menjadi kekuatan.
Penyair dengan piawai memadukan imaji lembut, majas ekspresif, dan alur emosional yang perlahan naik menuju pencerahan. Dari kesunyian yang gelap, ia menuntun pembaca menuju cahaya asa — cahaya yang lahir dari hati yang telah berdamai.
Melalui karya ini, Khansa’ Khoirunnisa mengingatkan bahwa setiap manusia berhak untuk menulis lembar baru dalam hidupnya, dan di balik setiap “mimpi buruk” masa lalu, selalu ada kesempatan untuk menciptakan “purnama indah” yang menenangkan jiwa.