Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Remaja yang Mengenal Diri Sendiri Akan Tumbuh Lebih Tangguh

Ajak remaja memahami diri lebih dalam! Temukan bagaimana self understanding, teori kepribadian Jung, dan pendekatan humanistik Maslow membantu ...

Oleh Laila Khoiriyyah

Di tengah tekanan akademik, pertemanan, dan tuntutan keluarga, banyak remaja yang sampai saat ini menjalani hidup tanpa benar-benar memahami dirinya sendiri. Padahal, mengenali kepribadian adalah fondasi penting bagi kesehatan mental dan arah masa depan mereka. Dalam dunia Bimbingan dan Konseling (BK), proses ini dikenal sebagai self understanding kemampuan untuk memahami pola pikir, perasaan, serta perilaku secara utuh. Teori kepribadian Carl Gustav Jung menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kecenderungan bawaan, seperti introvert atau ekstrovert, serta cara memproses informasi melalui thinking, feeling, sensing, atau intuiting. Bagi remaja, mengenali kecenderungan ini membantu mereka memahami mengapa mereka nyaman dalam situasi tertentu dan merasa tertekan dalam situasi lain. Pemahaman ini bukan untuk memberi label, melainkan untuk menjadi titik awal pengembangan diri.

Remaja yang Mengenal Diri Sendiri Akan Tumbuh Lebih Tangguh

Sementara itu, Pendekatan Humanistik Abraham Maslow menekankan bahwa setiap orang memiliki dorongan alami menuju aktualisasi diri. Namun, perjalanan menuju aktualisasi hanya mungkin terjadi jika seseorang memahami kebutuhan, minat, dan potensinya. Remaja yang mengetahui cara belajar, gaya berpikir, dan minatnya akan lebih mudah menentukan pilihan kegiatan, jurusan sekolah, hingga rencana karier. Di sekolah, layanan BK menjadi ruang aman bagi siswa untuk mengeksplorasi diri. Guru BK berperan membantu siswa mengenali kekuatan personal, mengelola keraguan, hingga menyusun strategi pengembangan diri. Pendampingan ini dapat dilakukan melalui asesmen minat-bakat, konseling individual, atau bimbingan kelompok yang membahas kesadaran diri dan pengelolaan emosi.

Ketika remaja memahami dirinya, mereka memiliki “kompas” untuk menavigasi masa remaja yang penuh perubahan. Mereka lebih mampu menetapkan batasan diri, membuat keputusan yang matang, dan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Kepribadian bukanlah sesuatu yang statis, ia berkembang melalui pengalaman, pilihan, serta lingkungan yang mendukung pertumbuhan. Pada akhirnya, mengenali kepribadian sejak dini bukan sekadar tren psikologi, tetapi investasi jangka panjang untuk membentuk generasi muda yang tangguh, sadar diri, dan siap menghadapi masa depan. Pengembangan kepribadian adalah proses seumur hidup dan remaja berada pada momentum terbaik untuk memulainya. Dengan dukungan lingkungan yang positif, mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkembang secara utuh dan siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Biodata Penulis:

Laila Khoiriyyah saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bimbingan dan Konseling.

© Sepenuhnya. All rights reserved.