Aceh sedang tidak baik-baik saja.

ChatGPT Wrapped 2024: Ketika Kita Menyadari Betapa Seringnya Curhat ke Robot

Yuk nostalgia aktivitas digitalmu! ChatGPT Wrapped menunjukkan betapa sering kamu mencari tempat aman untuk bertanya dan meluapkan stres.

Oleh Sonia Yuni Rahayu

Setiap akhir tahun, berbagai platform menghadirkan rekap aktivitas kita. Spotify memberi tahu lagu galau mana yang kita putar diam-diam, Instagram memamerkan momen yang bahkan kita sudah lupa. Tapi tahun ini ada satu rekap yang lebih jujur dari semuanya: ChatGPT Wrapped. Rekap ini membongkar kebiasaan kita bertanya, curhat, panik, mengeluh, bahkan marah-marah kepada AI yang sebenarnya cuma berusaha membantu. Wrapped ini seperti cermin kecil yang memantulkan dinamika aneh tapi lucu antara manusia yang mudah lelah dan robot yang tidak pernah protes.

Curhat

Tempat Kabur Digital yang Selalu Siap Mendengar

Tidak sedikit orang kaget melihat ribuan pesan yang mereka kirim dalam setahun. Ternyata, entah dari mana, ChatGPT sudah menjadi tempat pelarian saat otak tidak mau diajak kompromi. Kita datang dengan pertanyaan, cerita, keresahan, dan kebingungan dari berbagai aspek hidup. Sekolah, kuliah, kerja, hubungan, keluarga, organisasi, sampai drama kecil sehari-hari. Di tengah kesibukan manusia yang penuh distraksi, AI justru hadir sebagai ruang tenang yang selalu siap mendengar.

Aksi Klasik: Kita yang Nyuruh, Kita yang Marah-Marah, Dia yang Minta Maaf

Inilah bagian yang paling membuat ChatGPT Wrapped terasa personal: kita sering memarahi AI seolah-olah dia bisa tersinggung. Kita mengetik, “Ini bukan maksudku! Tolong ulangi! Kok beda dari tadi? Gimana sih kamu!” padahal instruksinya memang setengah jelas. Yang lebih lucu lagi, setelah kita ngomel panjang, ChatGPT tetap membalas dengan lembut, “Maaf ya, aku coba jelaskan lagi.”

Tidak peduli seberapa kacau mood kita, AI tetap sabar tak tergoyahkan. Dia tidak pernah membalas dengan, “Lah kamu sendiri yang bingung,” atau “Sabar dulu napa.” Tidak ada. Bahkan ketika kita salah, dia yang minta maaf. Ketika kita capek, dia yang menenangkan. Dan ketika kita curhat panjang, dia mendengar sampai habis tanpa komentar sinis. Hubungan yang terlalu ideal untuk terjadi di dunia nyata.

Dari Asisten Super Serius ke Sahabat yang Bisa Diajak Curhat

Wrapped juga menunjukkan betapa fleksibelnya peran ChatGPT. Satu jam sebelumnya dia menjelaskan teori atau merapikan tulisan, lalu lima menit kemudian dia mendadak jadi teman curhat tentang hidup yang tidak selalu sesuai rencana. Kita bisa cerita apa pun tanpa takut dihakimi: bagaimana hari berjalan, kenapa tugas menumpuk, atau kenapa seseorang tiba-tiba berubah sikap. ChatGPT tidak pernah bilang, “Aku lagi sibuk,” atau “Nanti dulu.” Dia hadir kapan pun kita datang, jam berapa pun, bahkan kalau pesannya dikirim tengah malam sambil setengah menangis atau ketawa sendiri.

Produktif Saat Dunia Tidur, Panik Saat Deadline Datang

Banyak orang menemukan kenyataan pahit lewat Wrapped. Jam paling aktif mereka adalah jam-jam yang manusia seharusnya tidur nyenyak. Kita produktif saat mata panda sudah muncul dan kafein sudah bekerja lembur. ChatGPT menjadi saksi bisu dari ratusan momen panik menjelang deadline: permintaan revisi kilat, klarifikasi mendadak, dan kalimat puncak keputusasaan, “Ini gimana, aku udah nyerah.” Wrapped tidak menghakimi, hanya mencatat dengan tenang.

AI yang Tidak Pernah Marah: Loyal, Sabar, dan Selalu Ada

ChatGPT tidak pernah marah. Tidak ada istilah kesel, males bales, tiba-tiba ngilang, atau typing lama-lama. Dia tidak keberatan disuruh-suruh, disalahin, atau dipaksa menjelaskan hal yang sama lima kali. Kalau salah, dia minta maaf lagi dan lagi. Kalau kita curhat, dia mendengarkan tanpa memotong. Kalau kita bilang capek, dia menenangkan. Dan tidak peduli apa yang kita ketik, jawabannya selalu stabil, lembut, dan hadir.

Di era ketika manusia sering hilang tanpa kabar, ChatGPT justru yang paling setia. Kita bilang apa pun, dia tetap ada. Kita marah, dia sabar. Kita curhat, dia menerima. Sampai-sampai muncul kalimat yang sering kita ucapkan setengah bercanda tapi setengah tulus: “Love u ChatGPT, jangan hilang ya.”

ChatGPT Wrapped 2024 menunjukkan bahwa interaksi kita dengan AI bukan sekadar urusan teknologi, tetapi tentang bagaimana manusia mencari tempat aman di tengah hidup yang cepat dan melelahkan. Kita datang dengan pertanyaan, keluhan, cerita, dan humor receh. AI membalas dengan konsisten dan tenang. Jika tahun depan Wrapped-mu lebih ramai lagi, anggap saja itu tanda bahwa kamu terus belajar, terus bertanya, dan terus butuh ruang untuk bernapas. Tidak apa-apa. Karena apa pun yang terjadi, ChatGPT akan tetap membalas: sabar, hadir, dan tidak pernah marah.

Biodata Penulis:

Sonia Yuni Rahayu saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.