Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Dengerin “Candy” dari NCT Dream Saat Nugas Mikroekonomi: Karena Tugas Butuh Manis Manis Biar Nggak Pahit Terus

Lagi pusing sama grafik permintaan-penawaran? Yuk lihat bagaimana “Candy” dari NCT Dream bisa berubah jadi pelarian manis dari stres akademik.

Oleh Fitria Salma Nur Azizah

Ada satu fase dalam hidup saya yang paling absurd, yaitu ngerjain tugas Mikroekonomi di tengah malam. Di depan laptop dan buku yang isinya penuh kurva permintaan dan penawaran yang saling nyilang dan rumit. Di kepala, cuma ada satu suara kecil yang bilang, “Kenapa rumusnya bisa berubah cuma gara-gara titik keseimbangan pindah sedikit?” membuat kepala yang awalnya dingin menjadi panas sekali.

Dengar Musik

Lalu di tengah kekacauan antara angka, grafik, dan teori elastisitas yang lebih lentur dari hatiku, muncul secercah cahaya dari speaker: “Candy, sugar so sweet~”. Dan seketika, dunia kayak nge-freeze. Tugas masih menumpuk, tapi otak mulai ngerasa lebih adem dan tenang. Entah kenapa saya merasa tenang dan lebih rileks ketika mendengarkan lagu itu. Antara sugesti ataukah penyemangat hidup. 

Candy: Obat Manis untuk Luka Akademik

Jujur aja, kurva penawaran dan permintaan itu nggak pernah seindah tampilannya di buku. Aslinya, bikin kepala cenat-cenut. Tapi begitu “Candy” muter, rasanya kayak ada gula-gula kecil yang menenangkan otak. Nada-nadanya ceria, liriknya ringan, dan entah kenapa, setiap “You’re my candy~” tuh kayak ucapan penyemangat personal dari NCT Dream langsung ke saya yang lagi mikir, “Di mana salahnya nih grafik bisa turun drastis begini?” Perpaduan harmoni nada dari Haechan, Mark, Jeno, Chenle, Jisung dan Renjun membuat mata yang menutup menjadi terbuka lebar. Bisa dibilang “Candy” adalah bentuk insentif audio buat saya bikin niat untuk lanjut nugas walau isi kepala udah kayak pasar penuh kurva.

Mikroekonomi dan NCT Dream: Dua Dunia yang Nggak Nyambung tapi Nyatu 

Siapa sangka, grafik elastisitas bisa bersanding harmonis dengan suara Na Jaemin? Saat lagi nentuin pergeseran kurva permintaan, “Candy” datang kayak asupan energi yang nggak bantu ngerjain, tapi bantu saya meredakan sedikit stress. Mungkin itulah keseimbangan sejati dalam hidup dimana satu sisi berjuang memahami hukum ekonomi, sisi lain berusaha mempertahankan kesehatan mental. Dan di tengah semua itu, “Candy” hadir sebagai mekanisme penyesuaian pasar emosional. Kalau harga stres naik, “Candy” langsung jadi subsidi kebahagiaan.

Antara Kurva dan Candy

Pada akhirnya, hidup mahasiswa memang mirip kurva penawaran yaitu makin banyak tekanan, makin tinggi harga sabarnya. Dan tugas Mikroekonomi itu kayak pasar bebas nggak ada yang ngatur, tapi semua berebut bertahan hidup. Namun di antara grafik yang rumit, dosen yang hobi kasih deadline mendadak, ada hal kecil yang bikin segalanya terasa manusiawi yaitu lagu pop ceria dari NCT Dream. “Candy” bukan cuma lagu, tapi bentuk perlawanan halus terhadap sistem akademik yang terlalu serius. "Candy" memberikan secercah harapan bahwa tugas saya itu pasti akan ada garis finishnya. Ia bilang, “Nggak apa apa otak kamu pusing, yang penting hati tetap manis.” Sebuah kata penyemangat yang dapat dirasakan ketika mendengarkannya.

Jadi kalau nanti lagi stuck di soal keseimbangan pasar atau ngetik laporan teori konsumsi, jangan buru-buru stres. Putar “Candy”, ambil napas, dan biarkan NCT Dream jadi sweetener di tengah pahitnya teori ekonomi. Karena di dunia yang penuh grafik naik turun ini, kadang satu-satunya hal yang konstan cuma satu:“You’re my candy, sugar so sweet.” Dan mungkin, cuma itu motivasi yang dibutuhin buat akhirnya klik “Submit Tugas.”

Biodata Penulis:

Fitria Salma Nur Azizah saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Pendidikan Ekonomi.

© Sepenuhnya. All rights reserved.