Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Fenomena Cinlok dengan Teman Sekelas: Cinta yang Tumbuh dari Kebiasaan

Kenapa ya cinlok dengan teman sekelas begitu mudah terjadi? Dari momen sederhana sampai kedekatan sehari-hari, semuanya bisa bikin hati terpikat!

Oleh Pricillia Putri Agustin

Kisah cinta yang nyaris selalu muncul di tiap angkatan: cinlok dengan sekelas. Entah itu di SMA atau kuliah—selalu ada dua orang yang awalnya biasa saja, lalu mulai saling senyum-senyum, dan... yap, kamu tahu kelanjutannya.

Fenomena Cinlok dengan Teman Sekelas
Sumber: istockphoto.com

Tapi kenapa sih fenomena itu begitu mudah terjadi?

1. Terlalu Sering Bertemu Hingga Terbiasa

Setiap hari bertemu dan duduk di ruangan yang sama, mengerjakan tugas yang sama—perlahan, wajahnya menjadi bagian dari rutinitas kita. Saking seringnya bertemu, tanpa sadar otak kira mencari keberadaannya disaat kita tidak melihatnya.

2. Chemistry yang Tumbuh dari Momen Sederhana

Cinta tidak selalu tumbuh dari momen dramatis. Terkadang justru tumbuh dari hal-hal kecil yang dapat membuat hati berdebar seperti:

    • Dia meminjam pulpen,
    • Menjawab pertanyaan secara bersamaan,
    • Eye contact yang tidak di sengaja secara terus-menerus,
    • Atau tertawa karena lelucon receh yang dibuatnya.

Momen-momen sepele seperti itu justru membuat jatuh hati lebih cepat.

3. Melihat Versi Dirinya yang Paling Asli

Teman sekelas itu bisa menjadi special karena kita melihat mereka apa adanya: saat panik karna ujian, menguap berkali-kali, saat rambutnya acak-acakan karna frustasi, saat tertidur di kelas, atau bete karena nilai jelek. Semua hal itu sering terlihat oleh kita dan lama-kelamaan menjadi suatu hal yang wajib kita lihat. Dikarenakan jika kita tidak melihat itu semua, kita akan merasa ada yang kurang dari dia.

4. Kesempatan Interaksi yang Tak Terbatas

Tugas kelompok, presentasi yang bikin deg-degan—semua itu menciptakan ikatan bersama. Ikatan yang tumbuh dari lelah bareng, stress bareng bahkan sukses bareng. Ikatan itu seiringnya waktu akan berubah menjadi lebih dalam.

5. Adanya Ikatan Emosional dari “Berjuang Bersama”

Berbeda dengan crush online yang harus butuh waktu untuk nge-chat, teman sekelas itu selalu ada. Mau diajak ngobrol mudah, minta catatan tinggal bilang, mau bercanda juga tinggal duduk di sebelahnya. Interaksi intens dan natural ini akan memperbesar peluang tumbuhnya perasaan.

6. Risiko Adanya Cinlok

Cinlok memang manis, tapi bisa berubah menjadi awkward jika hubungan tidak berjalan mulus. Suasana kelas bisa berubah jadi tegang, kerja kelompok jadi canggung bahkan teman-teman bisa ikut canggung. Meskipun seru, cinlok juga memerlukan sikap yang dewasa.

Cinlok dengan teman sekelas bukanlah keajaiban yang dating secara tiba-tiba. Itu semua tumbuh dari kebiasaan, kedekatan dan kenyamanan sehari-hari. Sangat manusiawi, sangat alami dan sangat sulit untuk ditolak.

Biodata Penulis:

Pricillia Putri Agustin saat ini aktif sebagai mahasiswa, Jurusan Pendidikan Ekonomi, di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.