Aceh sedang tidak baik-baik saja.

First dan Second Instagram Gen Z: Ruang Rapi vs Ruang Bebas

Yuk kenali dunia Instagram Gen Z—dari first account yang estetik hingga second account yang jadi ruang curhat dan ekspresi bebas.

Oleh Sonia Yuni Rahayu

Di era media sosial sekarang, Instagram bukan sekadar tempat berbagi foto atau video. Bagi Gen Z, Instagram sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Hampir setiap Gen Z memiliki akun Instagram, bahkan lebih dari satu. Fenomena akun kedua atau second account kini sangat umum di kalangan mereka. Keberadaan akun tambahan ini bukan sekadar tren, tapi menjadi kebutuhan untuk mengekspresikan diri secara bebas, menjaga privasi, dan tetap dekat dengan teman-teman yang dipercaya.

First dan Second Instagram Gen Z

First Account: Tampil Rapi dan Hati-hati

Akun utama Instagram biasanya digunakan untuk teman, keluarga, atau orang-orang yang lebih luas mengenal kita. Di sini, banyak Gen Z lebih hati-hati dalam mengunggah konten. Tujuannya jelas yaitu menjaga image agar terlihat estetik dan “benar” di mata orang lain.

Karena itulah, di first account, tidak jarang seseorang jarang posting apapun. Setiap foto, caption, atau story dipikirkan matang-matang. Semua harus terlihat rapi, sesuai norma, dan menyenangkan bagi siapa pun yang melihat. Singkatnya, akun utama seperti representasi diri yang harus selalu tampak baik dan terkontrol.

Second Account: Bebas Tanpa Batas

Berbeda dengan first account, second account  adalah tempat Gen Z bisa benar-benar bebas berekspresi. Tidak ada tekanan untuk tampil estetik atau khawatir penilaian orang lain. Semua bisa diunggah, mulai dari curhat, meme lucu, kegiatan sehari-hari, sampai hal-hal random yang sekadar ingin dibagikan.

Yang membuat second account lebih nyaman adalah lingkaran followers yang terbatas. Hanya teman dekat atau orang yang benar-benar dipercaya yang bisa masuk. Ini membuat pengguna merasa aman untuk membagikan hal-hal pribadi tanpa takut dihakimi. Tidak perlu mikir ribuan kali sebelum posting, karena yang melihat hanyalah orang-orang yang benar-benar dekat.

Di second account, story bisa diupdate setiap hari tanpa khawatir komentar negatif atau penilaian dari orang lain. Semua terasa santai dan alami. Akun ini benar-benar menjadi ruang bebas, tempat Gen Z bisa mengekspresikan diri tanpa batas.

Privasi dan Lingkaran yang Terpilih

Salah satu hal penting dari second Instagram adalah kontrol privasi. Tidak semua orang bisa masuk ke akun ini, berbeda dengan akun utama yang biasanya lebih terbuka. Hal ini membuat akun kedua menjadi ruang aman untuk berbagi hal-hal yang lebih pribadi, termasuk cerita yang tidak akan diunggah di first account.

Karena lingkarannya kecil dan terpilih, Gen Z merasa lebih nyaman untuk curhat, berbagi perasaan, atau sekadar posting hal-hal yang lucu dan konyol. Tidak ada tekanan sosial, tidak perlu tampil “sempurna”, hanya ada kebebasan untuk menjadi diri sendiri.

Mengapa Fenomena Ini Sangat Relate

Fenomena first vs second Instagram ini sangat relatable bagi semua Gen Z. First account mewakili image publik, sedangkan second account adalah ruang untuk menjadi diri sendiri sepenuhnya. Di second account, mereka bisa bebas berekspresi tanpa takut dihakimi, dan yang melihat hanyalah orang-orang yang benar-benar dekat.

Ini juga menjelaskan kenapa hampir semua Gen Z punya second Instagram. Bukan sekadar tren atau gaya-gayaan, tapi kebutuhan untuk mengekspresikan diri secara jujur, menjaga privasi, dan tetap dekat dengan teman-teman yang dipercaya.

Jadi, wajar jika hampir semua Gen Z memiliki akun kedua. First account untuk menjaga image, tampil estetik, dan lebih hati-hati. Second account untuk bebas berekspresi, curhat,  mengunggah apapun tanpa takut di-judge, dan hanya berbagi dengan lingkaran kecil yang benar-benar dekat. Akun kedua bukan sekadar tambahan, tapi sudah menjadi bagian penting dari identitas digital Gen Z. Ini adalah ruang aman untuk menjadi diri sendiri, mengekspresikan pikiran dan perasaan, dan tetap terhubung dengan teman-teman dekat. Singkatnya, di second Instagram, Gen Z bisa merasakan bebas berekspresi yang sesungguhnya.

Biodata Penulis:

Sonia Yuni Rahayu saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.