Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Gunung Api Purba Nglanggeran: Wisata Alam yang Diam-Diam Mengajarkan Pentingnya Desa Mandiri

Yuk berkunjung ke Gunung Api Purba Nglanggeran dan lihat bagaimana alam, desa, dan konservasi berpadu dalam satu destinasi inspiratif.

Oleh Nuriyatin Fighya

Gunung Api Purba Nglanggeran adalah contoh sukses pengelolaan desa wisata di Indonesia. Berlokasi di Gunungkidul, tempat ini menawarkan pemandangan tebing-tebing batu raksasa—sisa letusan gunung purba sekitar 60 juta tahun lalu. Namun di balik keindahan alamnya, yang lebih menarik adalah bagaimana Desa Wisata Nglanggeran mengelola destinasi ini dengan sangat profesional.

Gunung Api Purba Nglanggeran

Warga desa menjadi aktor utama dalam pengembangan wisata. Mereka membentuk kelompok sadar wisata, mengelola tiket, memandu pendakian, dan menjalankan homestay. Setiap rupiah yang masuk kembali ke desa dalam bentuk pembangunan, pendidikan, hingga fasilitas lingkungan. Ini menjadikan Nglanggeran sebagai model desa mandiri yang diakui banyak pihak.

Pendakian Nglanggeran relatif ringan tetapi menawarkan pemandangan spektakuler. Jalur berbatu, vegetasi hijau, dan formasi tebing membuat pendakian terasa seperti berjalan di dunia prasejarah. Di puncaknya, pengunjung dapat melihat hamparan desa dan Embung Nglanggeran yang menjadi ikon lain dari kawasan tersebut.

Yang paling menarik adalah bagaimana desa ini menekankan aspek konservasi. Aturan jelas diberlakukan: jumlah pengunjung dibatasi, camping diawasi, sampah harus dibawa turun, dan area tertentu tidak boleh dimasuki. Pendekatan ini membuat Nglanggeran tetap terjaga meski jumlah wisatawan meningkat setiap tahun.

Transformasi Nglanggeran membuktikan bahwa pengelolaan komunitas bisa menjadi solusi atas masalah wisata massal. Ketika warga menjadi pemilik sekaligus penjaga, keberlanjutan bukan lagi jargon—melainkan praktik sehari-hari.

Nglanggeran pada akhirnya mengajarkan bahwa wisata bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang bagaimana sebuah desa bisa berdiri tegak melalui kerja kolektif. Tempat ini adalah bukti bahwa desa bisa maju tanpa kehilangan identitasnya.

Biodata Penulis:

Nuriyatin Fighya saat ini aktif sebagai mahasiswa dan bisa disapa di Instagram @n.fghyaa

© Sepenuhnya. All rights reserved.