Oleh Cahya Ramadina Mahmudah
Motivasi merupakan dorongan atau keinginan yang mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Namun, seiring berjalannya waktu kita dapat kehilangan motivasi dalam melakukan sesuatu. Hilangnya motivasi dapat berdampak pada berbagai macam aspek seperti produktivitas, hubungan sosial bahkan kesehatan mental seseorang.
Motivasi adalah faktor penting dalam psikologi dan pengembangan diri, karena berperan dalam menentukan seberapa besar usaha dan komitmen manusia terhadap tugas atau tujuan tertentu. Sedangkan emosi adalah kondisi psikologis yang kompleks yang melibatkan respons subjektif, fisiologis, dan perilaku terhadap peristiwa atau situasi tertentu. Satu hal penting yang harus dipahami bahwa motivasi dan emosi saling mempengaruhi diri kita untuk melakukan suatu hal. Misalnya seorang siswa menjadi bersemangat ketika mengerjakan tugas karena sangat tertarik dengan topik yang dipelajari. Contoh sebaliknya, seorang atlet tidak dapat menampilkan yang terbaik karena gugup dan cemas yang mempengaruhi permainannya di lapangan. Hal ini membuktikan emosi dan motivasi berjalan beriringan.
Menurut pendapat seorang psikiater asal Amerika Serikat, Alok Kanojia mengatakan bahwa cara utama agar kamu bisa menjaga motivasi kamu sebenarnya ada pada bagaimana kamu bisa mengelola emosi negatif yang muncul. Ketika kita memiliki emosi positif, maka motivasi akan secara otomatis muncul dan memberikan semangat untuk melakukan segala sesuatu. Namun, ketika emosi negatif yang mempengaruhi, hal tersebut tidak mendukung kita untuk memulai segala hal.
Setiap manusia selalu mempunyai motivasi, tergantung cara kita untuk meregulasi hal-hal negatif tersebut. Kecewa, takut, cemas, dan overthinking ialah hal yang wajar. Daripada memikirkan kemungkinan di masa depan yang tak pasti lebih baik fokus dengan diri sendiri di saat ini. Pahami bahwa kemungkinan gagal akan selalu ada dan selalu persiapkan strategi untuk menghadapinya. Hal yang sudah direncanakan dengan baik terkadang tidak semua dapat direalisasikan sesuai harapan. Jadikan pengalaman di masa lalu sebagai pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Poin pentingnya adalah bagaimana kita mengelola emosi yang ada dalam diri sendiri maupun dari sekitar menjadi hal positif yang dapat mendukung tujuan kita. Ketika merasa down pikiran kita pasti akan berpusat pada hal negatif. Tenangkan diri sejenak dan mulai mengingat hal positif sekecil apa pun yang kamu dapat sepanjang hari itu. Jika bingung untuk memulai dari mana saat dihadapkan dengan banyak tugas cobalah untuk membagi tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah diatasi. Kemudian tetapkan prioritas sehingga energi kamu tersalurkan penuh pada hal yang utama. Terlalu keras dengan diri sendiri juga bukan hal yang baik. Tetap perhatikan kondisi tubuh dan jangan memaksa ketika sudah kelelahan. Memiliki support system juga sangat berdampak baik. Dengan mendiskusikan masalah kamu kepada orang terdekat yang dapat dipercaya, kamu akan mendapat perspektif baru dan solusi.
Motivasi dan emosi adalah dua hal yang saling berkaitan dan menentukan arah tindakan seseorang. Ketika emosi mampu dikelola dengan baik, motivasi akan tumbuh dan memberi dorongan untuk menjalani berbagai tugas dan tantangan. Sebaliknya, emosi negatif yang tidak teratur dapat melemahkan semangat dan menghambat langkah. Oleh karena itu, memahami cara meredakan kecemasan, mengatur pikiran, serta memberi ruang bagi diri untuk beristirahat merupakan kunci agar tujuan hidup dapat dicapai dengan lebih tenang dan terarah. Dengan emosi yang tertata, manusia dapat tetap melangkah meskipun menghadapi hambatan, karena ketenangan hati menjadi pijakan bagi munculnya kembali semangat dan tekad.
Biodata Penulis:
Cahya Ramadina Mahmudah, lahir pada tanggal 13 September 2006 di Bontang, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Mulawarman, Program Studi Farmasi.