Oleh Melly Handayani
Di era digital kemajuan pesat dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menimbulkan pertanyaan yang signifikan. Akankah AI mengambil alih posisi guru dan pendidik? Kecemasan ini bukan hanya angan-angan, sebab AI telah mampu menawarkan materi yang disesuaikan, penilaian secara otomatis, serta layanan pembelajaran jarak jauh yang inovatif (Yulianti, 2023). Namun, pertanyaan tersebut harus dianalisis dari beberapa sudut pandang: kemampuan teknologi, konteks pendidikan di Indonesia, dan peran unik manusia dalam proses pendidikan.
AI sebagai alat bantu, bukan pengganti total. Berbagai penelitian di tingkat nasional menunjukkan bahwa AI paling efektif jika dijadikan sebagai alat penunjang untuk memperbaiki efektivitas pengajaran, contohnya melalui personalisasi materi dan umpan balik yang cepat, alih-alih menjadi pengganti keseluruhan fungsi guru. Tugas guru dalam merancang tujuan pembelajaran, menciptakan suasana kelas, dan memberikan arahan moral masih sulit untuk digantikan oleh mesin.
Kemampuan teknis AI vs keterampilan emosional pendidik AI memiliki keunggulan dalam mengelola data besar, memperkirakan kesulitan yang dialami siswa, serta menyesuaikan materi secara otomatis, namun elemen seperti empati, motivasi, interaksi sosial yang penting untuk pengembangan karakter, serta pengelolaan dinamika kelas tetap merupakan ranah manusia (Taufik, 2024). Di Indonesia, penelitian mengenai pelatihan guru menekankan pentingnya keterampilan manusiawi (seperti empati, etika, dan kreativitas dalam pengajaran), meskipun teknologi banyak digunakan (Taufik, 2024).
Tantangan penerapan AI di sekolah-sekolah Indonesia Meski memiliki potensi besar, beberapa penelitian menunjukkan adanya berbagai hambatan di lapangan: infrastruktur yang belum merata, tingkat literasi digital guru yang bervariasi, serta isu terkait privasi atau etika data siswa (Suseno, 2024). Ketidakmerataan akses internet antara daerah perkotaan dan pedesaan di Indonesia menjadikan adopsi AI secara merata sebagai suatu tantangan signifikan, yang artinya pergeseran peran pendidik tidak mungkin dilakukan secara seragam di seluruh nusantara.
Etika, kebijakan, dan perlunya pelatihan untuk guru Penelitian lainnya menekankan bahwa keberhasilan dalam menerapkan AI bakal bergantung pada adanya kebijakan etika yang jelas dan program pelatihan berkelanjutan untuk para guru. Para guru perlu dilatih untuk menganalisis hasil keluaran AI secara kritis, menyesuaikan intervensi pedagogis, serta memperhatikan aspek privasi dan tanggung jawab dalam pemanfaatan data pembelajaran (Agustina, 2024). Tanpa adanya kebijakan dan kapasitas manusia yang memadai, AI berpotensi menjadi “kotak hitam” yang memindahkan keputusan penting ke dalam sistem tanpa pengawasan manusia.
Model kerjasama optimal antara manusia dan mesin Berdasarkan penelitian nasional, pendekatan yang paling realistis adalah kerjasama, AI menangani tugas administratif, analisis data, dan personalisasi materi; sedangkan guru berkonsentrasi pada aspek pedagogis yang lebih tinggi, seperti desain kurikulum, pengembangan karakter, dan interaksi sosial di dalam kelas (Setiawan dan Jannah, 2025). Dengan kombinasi ini, kualitas pengajaran dapat ditingkatkan tanpa menghilangkan nilai pendidikan yang hanya dapat diberikan oleh manusia.
Kesimpulan
Bukan menggantikan, dan juga tidak mengubah peran, AI tidak akan bisa secara total untuk menggantikan peran pendidik dalam konteks pendidikan. Namun teknologi ini justru memperkuat kemampuan pengajaran dan administratif, tetapi elemen kemanusiaan dalam pendidikan tetaplah krusial (Yulianti, 2023). Tantangan terbesar bukan hanya dari sisi teknis, melainkan juga dalam hal penyediaan akses, kebijakan etika, serta peningkatan kompetensi pendidik agar kolaborasi antara manusia dan mesin bisa memberikan manfaat maksimal bagi semua lapisan masyarakat.
Daftar Pustaka:
- Yulianti, G. (2023). Menerapkan Potensi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pendidikan.
- Taufik, I., & Rindaningsih, I. (2024). Pelatihan dan Pengembangan Guru Sebagai Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan di Era Kecerdasan Buatan (AI). Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
- Setiawan, H., & Raudhatul Jannah, A. (2025). Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Pelatihan Guru dan Profesionalisme Pendidikan.
- Agustina, A. (2024). Penerapan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pendidikan Menuju Generasi Indonesia Emas 2045.
Biodata Penulis:
Melly Handayani saat ini aktif sebagai UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.