Oleh Hani Atus Soleha
Di era digital yang penuh kemajuan teknologi, membentuk generasi berakhlak semakin menantang. Perubahan gaya hidup dan penggunaan media sosial memengaruhi cara berpikir dan berperilaku anak muda. Oleh sebab itu, pendidikan agama Islam sangat penting sebagai fondasi karakter agar mereka tetap berpegang pada nilai moral di tengah derasnya arus informasi dan digitalisasi.
Kemudahan akses informasi dan komunikasi membawa risiko besar bagi pendidikan akhlak. Konten negatif seperti pornografi, ujaran kebencian, hoaks, dan gaya hidup materialistik berpotensi merusak mental serta moral anak dan remaja. Selain itu, fenomena bullying online dan kecanduan gadget juga berdampak buruk pada kesehatan psikologis dan sosial mereka. Dalam situasi ini, orang tua dan pendidik dituntut membentengi generasi muda dari pengaruh negatif digital dengan pendekatan yang tidak hanya formal, tapi juga spiritual dan moral.
Pendidikan agama Islam lebih dari sekadar pengajaran ritual; ia membentuk pribadi yang berakhlak mulia sesuai nilai Islam universal. Akhlak adalah cermin keimanan dan pondasi hidup bermasyarakat. Pendidikan ini menanamkan kejujuran, kesabaran, kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab yang relevan untuk menangkal dampak buruk digital. Generasi muda diajarkan cara mengelola emosi, berpikir kritis, serta menginternalisasi nilai moral yang menjadi pedoman berperilaku baik di dunia nyata maupun maya. Pendidikan ini juga menumbuhkan rasa hormat dan empati sebagai penangkal egoisme digital.
Agar pendidikan agama Islam efektif di era digital, beberapa langkah penting perlu diterapkan:
- Integrasi Kurikulum: Gabungkan pendidikan agama dan pemahaman teknologi dalam sistem pendidikan formal dan nonformal agar anak mampu mengelola keduanya dengan bijak.
- Manfaatkan Teknologi: Guru gunakan media digital interaktif, aplikasi edukasi Islam, dan platform online untuk menarik minat belajar generasi muda.
- Penguatan Karakter: Adakan pengajian rutin, diskusi nilai, pelatihan karakter, dan kegiatan sosial keagamaan agar nilai akhlak langsung diamalkan.
- Peran Keluarga dan Masyarakat: Pendidikan akhlak harus menjadi tanggung jawab bersama, dengan orang tua memberi contoh dan pengawasan penggunaan teknologi sehat.
- Pendekatan Sesuai Generasi: Gunakan metode kreatif dan bahasa mudah dipahami agar pendidikan agama dapat diterima dan diaplikasikan oleh generasi milenial dan Z.
Jika pendidikan agama Islam dijalankan dengan baik, generasi muda akan menunjukkan:
- Kecerdasan emosional yang kuat untuk menghadapi tekanan sosial.
- Sikap toleransi dan rasa hormat terhadap perbedaan.
- Keberanian menyuarakan kebenaran dan menghindari perilaku buruk.
- Penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan beretika.
- Kemandirian dengan rasa tanggung jawab sosial.
Membangun generasi berakhlak di era digital memerlukan kerja sama semua pihak. Pendidikan agama Islam adalah landasan utama untuk menanamkan nilai moral kuat yang relevan dengan tantangan zaman. Dengan menggabungkan pendidikan agama dan teknologi serta pendekatan yang sesuai karakter generasi muda, kita dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas teknologi, tetapi juga berakhlak dan beriman, siap menjadi agen perubahan bagi bangsa dan umat.
Biodata Penulis:
Hani Atus Soleha, lahir pada tanggal 14 Agustus 2005, saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, program studi Pendidikan Agama Islam.