Oleh Dewi Sarah
Di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat, kebutuhan untuk membentuk karakter anak menjadi sangat penting. Hal ini terutama berlaku bagi Generasi Alpha, yaitu anak-anak yang lahir antara tahun 2010 sampai 2025. Mereka tumbuh dalam situasi yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Sejak kecil, mereka sudah akrab dengan gawai, internet, dan berbagai aplikasi digital. Informasi bisa datang dari mana saja, dan berbagai hiburan bisa diakses hanya dengan satu sentuhan teknologi. Lingkungan seperti ini tentu membawa banyak manfaat. Anak-anak bisa belajar lebih cepat, menemukan hal-hal baru, dan mengembangkan kreativitas mereka. Namun, di balik semua itu terdapat banyak tantangan. Distraksi yang tinggi bisa membuat mereka sulit fokus, sementara arus informasi yang tidak terbatas dapat memengaruhi cara mereka berpikir dan bersikap. Jika tidak diarahkan dengan baik, mereka bisa saja menyerap nilai-nilai yang kurang tepat tanpa mereka sadari.
Karena itu, pendidikan karakter menjadi sangat penting. Dalam pendidikan Islam, pembentukan karakter bukanlah pelengkap atau tambahan, tetapi merupakan dasar dari seluruh proses belajar. Pendidikan tidak hanya bertujuan membuat anak pintar secara akademik, tetapi juga mengajarkan mereka bagaimana bersikap, berperilaku, dan berhubungan dengan orang lain. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, empati, kedisiplinan, dan tanggung jawab harus ditanamkan sejak dini. nilai-nilai tersebut tidak hanya diajarkan lewat kata-kata tetapi melalui contoh nyata. Nabi Muhammad SAW menjadi seorang teladan utama dalam hal akhlak. Cara beliau berbicara, bersikap, dan memperlakukan orang lain menjadi contoh yang perlu ditiru dan dijadikan pedoman. Dalam menghadapi tantangan zaman digital, keteladanan ini sangat dibutuhkan agar anak-anak memiliki pegangan moral yang kuat.
Pendidikan Islam memandang karakter sebagai penopang utama kehidupan seseorang. Pengetahuan tanpa akhlak yang baik bisa mudah melenceng dari tujuan, bahkan menimbulkan mudarat jika tidak dibimbing nilai moral. Karena itu, nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah menjadi kompas bagi pembentukan pribadi muslim yang beradab. Karakter dalam Islam tidak hanya dilatih lewat teori, tetapi juga lewat kebiasaan, pengalaman, dan keteladanan. Dengan karakter yang kuat, seorang anak akan lebih siap menghadapi perubahan zaman, termasuk kemajuan teknologi yang sangat cepat.
Mengapa Karakter Sangat Penting untuk Generasi Alpha?
1. Dalam Menghadapi Arus Informasi yang Tak Terbendung?
Generasi Alpha di setiap harinya mereka melihat berbagai macam konten ada yang baik, ada juga yang tidak tepat untuk usia mereka. Informasi datang begitu cepat, bahkan sebelum mereka sempat mempertanyakan apakah itu benar atau salah. Tanpa karakter yang kuat, anak-anak bisa dengan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif, seperti perilaku tidak sopan, gaya hidup instan, atau ucapan yang kasar yang sering muncul di media sosial. Mereka mungkin menirunya tanpa memahami akibatnya.
Di sinilah karakter berperan penting. Karakter yang baik ibarat filter yang membantu mereka memilih apa yang layak diikuti dan apa yang seharusnya dihindari. Dengan bekal nilai yang kuat, mereka tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga bijaksana dalam menyikapi segala informasi yang mereka terima. Karakter membantu mereka tetap teguh pada prinsip yang benar, meskipun dunia digital menawarkan banyak hal yang menggoda dan menyesatkan. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya melek digital, tetapi juga memiliki akhlak yang kokoh.
2. Menjadi Pribadi Mandiri dan Peka Sosial
Karakter yang baik tidak hanya membuat anak menjadi pintar dalam pelajaran, tetapi juga membantu mereka tumbuh sebagai pribadi yang mandiri. Anak-anak dengan karakter kuat biasanya lebih mampu mengatur dirinya sendiri, seperti mengelola waktu, menyelesaikan tugas tanpa diingatkan, dan berani mengambil keputusan yang benar. Mereka belajar menghadapi masalah dengan tenang dan mencari solusi, bukan mudah menyerah atau bergantung pada orang lain. Selain itu, anak-anak yang memiliki kepribadian yang baik juga lebih sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka dapat merasakan penderitaan orang lain, menumbuhkan rasa empati dan kepedulian. Serta tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga memahami bahwa keberadaan mereka dalam masyarakat membawa tanggung jawab. Sifat seperti ini membuat mereka lebih mudah bekerja sama, menghargai perbedaan, dan berperilaku sopan dalam pergaulan. Generasi Alpha dapat berkembang menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijak dan peduli. Mereka mampu menjalani hidup dengan lebih seimbang, menguasai teknologi, namun tetap memiliki hati yang lembut dan akhlak yang baik dalam berinteraksi dengan sesama.
3. Menghindari Krisis Identitas dan Moral
Anak muda Generasi Alpha sangat mudah mengalami kebingungan dalam mencari jati diri. Mereka melihat banyak gaya hidup, nilai, dan pendapat berbeda di media sosial, sehingga kadang mereka bingung menentukan mana yang benar dan mana yang harus diikuti. Jika tidak memiliki pegangan karakter yang kuat, mereka bisa kehilangan arah dan merasa tidak tahu siapa diri mereka sebenarnya. Pendidikan Islam memberikan peran besar. Ajaran Islam memberi anak-anak landasan spiritual yang jelas tentang tujuan hidup, bagaimana mengenal diri sendiri, serta bagaimana membedakan antara yang baik dan buruk. Nilai-nilai ini menjadi kompas yang membantu mereka berdiri teguh meskipun dunia luar menawarkan banyak pilihan yang membingungkan.
Dengan memiliki pedoman moral yang kuat, anak-anak lebih terhindar dari perilaku negatif seperti perundungan, gaya hidup hedonis, atau sikap acuh tak acuh terhadap nilai-nilai kehidupan (nihilisme). Mereka tidak mudah terbawa arus, karena memiliki prinsip yang menjadi pegangan. Pendidikan Islam membantu mereka tumbuh sebagai pribadi yang stabil secara emosional, jelas arah hidupnya, dan mampu menjaga diri dari pengaruh buruk. Sebagai Ruang refleksi, melalui muhasabah, doa, dan introspeksi, sehingga anak dapat terbiasa memahami dirinya dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan cara-cara ini, nilai-nilai Islam tidak berhenti pada teori, tetapi benar-benar hidup dalam tindakan sehari-hari anak.
Membentuk karakter adalah investasi jangka panjang bagi Generasi Alpha. Di tengah derasnya arus digital, pendidikan Islam hadir sebagai panduan kokoh untuk menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia. Generasi dengan karakter yang baik akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu membangun masa depan dengan lebih baik, beradab, beriman, dan memberi manfaat bagi sekitarnya.
Merawat karakter berarti merawat masa depan bangsa.
Biodata Penulis:
Dewi Sarah saat ini aktif sebagai mahasiswi di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.