Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Pendidikan Agama Islam di Masa Kini: Tantangan, Kesempatan, dan Arah Baru

Ayo jelajahi perkembangan Pendidikan Agama Islam yang menggabungkan teknologi, nilai-nilai Islam, dan pembentukan karakter.

Oleh Iffa Fauziyah

Di era yang terus berubah dengan cepat dipenuhi dengan kemajuan teknologi, akses informasi tanpa henti, serta transformasi pola hidup generasi baru Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peranan krusial dalam membentuk karakter Muslim yang berwawasan luas, moderat, dan adaptif. Saat ini, PAI tidak hanya berfokus pada hafalan ayat atau pengajaran nilai-nilai moral, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan generasi yang tangguh, kritis, dan bijaksana dalam menghadapi kehidupan modern.

Pendidikan Agama Islam di Masa Kini

Tantangan Pendidikan Agama Islam di Era Modern

1. Arus Informasi yang Deras

Di dunia maya tersedia berbagai informasi keagamaan beberapa benar, sementara lainnya menyesatkan. Tantangan utama adalah kemampuan peserta didik dalam membedakan antara ajaran Islam yang asli dan yang tidak. terjadi di era digital yang menawarkan akses pengetahuan luas melalui berbagai platform, tetapi juga menghadirkan tantangan seperti keaslian konten, kesenjangan akses, dan penyalahgunaan informasi. Untuk mengatasinya, pendidikan Islam perlu menekankan pada literasi digital, yaitu kemampuan siswa menyaring informasi secara kritis, menggunakan media secara etis, dan menjadi produsen konten positif, serta memperkuat pendidikan karakter dan nilai-nilai moral yang menjadi pondasi kehidupan.

2. Perubahan Cara Hidup Generasi Digital

Generasi digital mengalami perubahan cara hidup dalam pendidikan agama Islam, terutama pada pola pikir dan interaksi, sehingga pendidikan agama perlu beradaptasi dengan mengintegrasikan teknologi digital. Perubahan ini mencakup kemandirian belajar yang lebih besar, akses sumber belajar yang lebih luas melalui platform daring dan aplikasi, serta cara berinteraksi dan memahami ajaran Islam yang lebih fleksibel dan interaktif. Namun, tantangan seperti misinformasi, kesenjangan digital, dan menjaga esensi ajaran agama dalam ranah digital juga muncul. Generasi Z dan Alpha lebih menyukai hal-hal yang cepat, berbasis visual, dan interaktif. Metode pengajaran konvensional saat ini sudah kurang menarik bagi mereka.

3. Krisis Moral dan Identitas

Dipicu oleh tantangan eksternal seperti globalisasi dan media sosial yang memaparkan konten negatif, serta masalah internal seperti metode pembelajaran yang monoton dan kurangnya dukungan. Krisis ini ditandai dengan meningkatnya perilaku menyimpang, melemahnya kejujuran, dan menurunnya empati di kalangan generasi muda, yang berujung pada masalah identitas. Untuk mengatasinya, PAI perlu diperbarui dengan metode yang lebih interaktif, memanfaatkan teknologi seperti media sosial secara positif, dan lebih fokus pada pembentukan karakter dan nilai-nilai akhlak mulia yang relevan dengan kehidupan siswa. Masalah seperti bullying, penyebaran informasi palsu, gaya hidup konsumtif, dan kurangnya rasa empati menjadi tantangan yang serius. PAI perlu menjawab isu-isu moral dalam konteks yang relevan dengan kenyataan hidup mereka.

Peluang Besar Pendidikan Agama Islam di Masa Kini

1. Penggunaan Teknologi Digital

Mencakup berbagai inovasi seperti e-learning, aplikasi interaktif, gamifikasi, dan Virtual Reality (VR) untuk meningkatkan motivasi, pemahaman, dan pengalaman belajar siswa. Ini memungkinkan pembelajaran yang lebih luas, fleksibel, dan menarik, namun juga menuntut guru untuk menjadi fasilitator dan menghadapi tantangan seperti literasi digital serta keaslian konten. Mulai dari aplikasi untuk menghafal Qur’an, kelas daring, hingga konten dakwah inovatif di platform media sosial semua ini bisa menjadi alat pembelajaran agama yang menarik dan efektif.

2. Meningkatnya Kesadaran Spiritual

Di zaman yang cepat ini, banyak orang muda mencari pijakan dan ketentraman spiritual. Ini merupakan kesempatan besar bagi PAI untuk menerapkan pendekatan yang lebih humanis dan relevan. dapat dicapai melalui integrasi nilai-nilai agama secara mendalam, tidak hanya pada aspek kognitif tetapi juga afektif dan psikomotorik. PAI berperan penting dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa dengan mengintegrasikan praktik ibadah (seperti shalat berjamaah, tadarus Al-Qur'an), menumbuhkan akhlak mulia, dan membentuk karakter yang kuat melalui keteladanan guru serta lingkungan yang kondusif.

3. Integrasi dengan Disiplin Ilmu Lainnya

Upaya menyatukan ilmu agama dengan ilmu umum (seperti sains, sosial, humaniora, dan manajemen) untuk menciptakan pemahaman yang utuh dan tidak terpisah (dikotomi). Tujuannya adalah menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan intelektual dan religius yang seimbang, berkarakter mulia, kritis, inovatif, serta mampu menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam. Sekarang PAI bisa terhubung dengan bidang psikologi, lingkungan, teknologi, atau bahkan ekonomi. Contohnya adalah konsep eco-Islam, literasi digital dengan perspektif islami, atau etika bisnis syariah.

Arah Baru Pendidikan Agama Islam

1. Menekankan Nilai dan Karakter, Bukan Hanya Hafalan

Diperlukan strategi yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan sehari-hari melalui pembiasaan, pemahaman kontekstual, dan penerapan dalam berbagai aspek, bukan hanya aspek kognitif. Hal ini dapat dicapai melalui pembiasaan seperti salat berjamaah dan kegiatan sosial, penguatan melalui integrasi kurikulum, dan peran guru sebagai teladan yang menerapkan nilai-nilai tersebut secara konsisten. Fokus harus lebih pada pengembangan sikap: empati, kepercayaan, toleransi, disiplin, dan integritas. Sekedar menghafal tanpa pemahaman sudah tidak cukup lagi.

2. Pembelajaran yang Inovatif dan Kontekstual

Pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi agama dengan kehidupan nyata siswa melalui metode aktif, kreatif, dan relevan, seperti Problem-Based Learning (PBL), Project-Based Learning (PjBL), dan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, motivasi, dan karakter siswa dengan menjadikan mereka pusat pembelajaran yang aktif menemukan solusi dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam keseharian. Pengajar perlu membawa isu-isu terkini: bagaimana pandangan Islam terhadap media sosial? Apa itu etika digital menurut Islam? Bagaimana ajaran Islam membentuk sikap kita terhadap alam dan lingkungan?

3. Pendekatan yang Moderat dan Inklusif

Menekankan pentingnya keseimbangan, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman. Pendekatan ini mengutamakan sikap tengahan (tawasuth), keseimbangan (tawazun), dan toleransi (tasamuh) dalam mengajarkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil'alamin (rahmat bagi semesta alam). Pendidikan harus menjunjung ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin—menolak segala bentuk kekerasan, ekstremisme, dan intoleransi. Generasi muda perlu diajarkan untuk bersikap kritis sambil tetap sopan.

4. Guru sebagai Penginspirasi, Bukan Sekadar Pengajar

Guru PAI memainkan peran yang jauh lebih luas daripada sekadar mengajar kurikulum; mereka adalah agen inspirasi yang membentuk karakter dan etika siswa. Guru PAI sekarang berfungsi sebagai contoh, motivator, dan pendamping emosional bagi siswa. Hubungan yang manusiawi akan lebih efektif dibandingkan hanya mentransfer pengetahuan.

PAI untuk Generasi Masa Depan

Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk generasi masa depan perlu beradaptasi dengan inovasi, menggabungkan nilai-nilai moral dan akidah dengan keterampilan abad ke-21, serta menggunakan pendekatan yang relevan dengan era digital. Tujuannya adalah melahirkan generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan cakap dalam menghadapi tantangan modern, melalui pembelajaran yang interaktif, memanfaatkan teknologi, serta menumbuhkan karakter kuat. Pendidikan Agama Islam dalam konteks saat ini menghadapi tantangan yang tidak mudah, namun ada lebih banyak peluang yang terbuka. Dengan pendekatan yang kreatif, pemanfaatan teknologi, dan penekanan pada pembentukan karakter, PAI dapat mencetak generasi Muslim yang cerdas, berakhlak baik, dan siap menghadapi berbagai dinamika zaman. Dalam era dominasi budaya digital, pendidikan agama tidak menjadi usang sebaliknya, ia menjadi panduan moral yang membantu generasi muda tetap kokoh, bijaksana, dan berdaya.

Biodata Penulis:

Iffa Fauziyah saat ini aktif sebagai mahasiswi di UIN Gusdur.

© Sepenuhnya. All rights reserved.