Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Peran Strategis Digital Native di Era 4.0

Dunia pendidikan dan ekonomi berubah cepat di era digital. Yuk simak bagaimana digital native menjadi penggerak utama inovasi dan pembelajaran modern.

Oleh Mohammad Destriana Putra

Setelah tahun 1970, teknologi terus mengalami perkembangan dan membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Perkembangan inilah yang kemudian menjadi dasar munculnya istilah ‘Revolusi Industri 4.0’, yang secara resmi diperkenalkan pada tahun 2011 untuk menggambarkan transformasi teknologi yang semakin maju. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam sektor digital. Saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan berhubungan dengan teknologi digital. Mulai dari cara orang belajar, bekerja, sampai berhubungan dan berkomunikasi sudah sangat mudah tanpa harus terkendala oleh ruang dan waktu. Perubahan ini semakin terasa ketika pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2019, saat seluruh aktivitas dituntut untuk beralih ke ruang digital. Pembelajaran di sekolah dan kampus mendadak bergeser ke platform seperti Zoom dan Google Classroom, sementara beberapa pekerjaan menerapkan sistem Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Digitalisasi yang sebelumnya berjalan perlahan, tiba-tiba menjadi kebutuhan utama yang tidak dapat dihindari. Hal ini sekaligus menjadi pertanda bahwa telah terjadi perubahan yang besar dalam pola hidup masyarakat modern. Di tengah perkembangan yang pesat tersebut, lahir sebuah generasi yang kemudian kita sebut dengan digital native. Digital native adalah generasi yang sejak kecil sudah akrab dengan berbagai perangkat digital, sehingga penggunaan internet dan media digital sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Peran Strategis Digital Native di Era 4.0

Sebagai generasi yang tumbuh di tengah derasnya arus digital, digital native memiliki kemampuan dalam beradaptasi yang jauh lebih cepat dibanding generasi sebelumnya. Mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mempelajari aplikasi baru, memahami fitur-fitur digital, atau menyesuaikan diri dengan teknologi yang terus berubah. Oleh karena itu, kemampuan ini sering dianggap sebagai keunggulan kompetitif yang membedakan mereka dengan generasi lain di lingkungan sosial. Kemampuan ini menjadi modal utama di era 4.0, di mana inovasi muncul hampir setiap saat dan setiap individu dituntut untuk terus beradaptasi agar tidak tertinggal. 

Kemampuan adaptasi digital yang dimiliki generasi ini tidak hanya terlihat dalam aktivitas sehari-hari mereka, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu bidang yang mengalami perubahan paling signifikan akibat perkembangan tersebut adalah dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, digital native memainkan peran yang sangat penting. Kemampuan mereka dalam memanfaatkan internet membuat proses belajar menjadi lebih fleksibel dan tidak terbatas pada ruang kelas saja. Selama pandemi, banyak guru, dosen, dan pembuat konten pendidikan mulai menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk digital, mulai dari video penjelasan, modul interaktif, hingga kelas daring. Dengan itu, pelajar ataupun mahasiswa dapat mengakses berbagai materi dimana pun dan kapan pun mereka butuhkan. Ketersediaan materi digital yang semakin luas ini membuat digital native jauh lebih mudah untuk belajar secara mandiri. Mereka tidak hanya mengandalkan penjelasan dari pengajar, tetapi juga aktif mencari referensi tambahan melalui video pembelajaran, artikel online, platform berbasis AI, atau sumber digital lainnya. Kebiasaan ini bukan hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga mendorong pola belajar yang lebih mandiri dan kritis, yang merupakan kemampuan penting di era pendidikan digital. Dengan kemampuan belajar yang lebih variatif, mandiri, dan kreatif tersebut, digital native berpotensi mendorong peningkatan kualitas proses pendidikan serta membuka peluang yang besar untuk mencetak generasi yang lebih cerdas dan inovatif.

Selain di bidang pendidikan, digital native juga memiliki kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi digital. Banyak dari mereka yang memulai karier melalui dunia online, seperti menjadi content creator, influencer, hingga membangun bisnis berbasis digital. Pemahaman mereka terhadap tren terbaru di masyarakat dan teknologi membuat mereka mampu membaca peluang secara cepat, yang pada akhirnya mampu untuk menciptakan solusi yang kreatif. Hal ini yang menjadikan digital native sebagai salah satu penggerak utama dalam perkembangan ekonomi berbasis teknologi. Dengan peran tersebut, digital native turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekosistem ekonomi digital melalui pemanfaatan teknologi secara kreatif dan berkelanjutan.

Keterbiasaan mereka dalam menggunakan teknologi digital juga dapat membuka ruang yang luas bagi kemampuan untuk berkreativitas. Digital native tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta. Mereka juga dapat memanfaatkan media digital untuk membuat berbagai produk seperti karya visual, musik, desain, ataupun berbagai inovasi sederhana lainnya yang dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Kemampuan mereka untuk membuat dan mengembangkan karya inilah yang menunjukkan bahwa digital native memiliki potensi yang sangat besar dalam menciptakan berbagai solusi yang selaras dengan kebutuhan zaman.

Meski memiliki banyak keunggulan, digital native juga menghadapi sejumlah tantangan. Kemudahan dalam akses informasi terkadang membuat mereka rentan terhadap distraksi, misinformasi, dan utamanya ketergantungan pada teknologi. Selain itu, isu mengenai keamanan digital juga menjadi perhatian penting. Salah satu contohnya adalah pencurian data pengguna yang sering kali terjadi ketika informasi pribadi tersebar dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tanpa disadari oleh penggunanya. Cyberbullying juga kerap terjadi dan menjadi ancaman serius, karena komentar negatif atau hinaan di dunia maya dapat berdampak besar pada kesehatan mental seseorang. Di sisi lain, jejak digital pun menjadi tantangan tersendiri, karena unggahan atau data yang tersebar di internet bersifat permanen dan dapat memengaruhi kehidupan seseorang di kemudian hari.

Pada intinya, digital native adalah generasi yang memiliki peluang yang besar untuk berkembang di era Revolusi Industri 4.0. Mereka cepat beradaptasi, mudah mempelajari hal baru, dan terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini menjadi modal yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman. Meski begitu, potensi tersebut tetap perlu diimbangi dengan kesadaran, etika digital, dan kemampuan berpikir kritis agar mereka dapat berkontribusi dalam membentuk masa depan yang lebih baik.

Referensi:

  1. https://toffeedev.com/blog/business-and-marketing/digital-native-adalah/
  2. https://repository.um.ac.id/888/1/16.pdf
  3. https://ojs.ruangpublikasi.com/index.php/jpim/article/view/261
  4. https://jurnalkampus.ulm.ac.id/2022/12/14/generasi-digital-dan-masa-depan-ekonomi-indonesia/
  5. https://web.unikom.ac.id/generasi-muda-dan-digital-marketing-ketika-kreativitas-bertemu-strategi/

Biodata Penulis:

Mohammad Destriana Putra saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.