Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Santri dan Tantangan Literasi Digital di Pesantren Masa Kini

Saat teknologi berkembang pesat, pesantren perlu ikut beradaptasi. Yuk lihat bagaimana literasi digital bisa memperkuat proses belajar santri.

Oleh Hanny Diana Hidayati

Perkembangan teknologi saat ini bergerak sangat cepat dan ikut memengaruhi cara belajar di dunia pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Namun, kenyataannya tidak semua pesantren siap mengikuti perubahan tersebut. Masih banyak ditemukan santri yang belum terbiasa menggunakan perangkat digital—mulai dari laptop, aplikasi belajar online, hingga platform informasi. Fenomena ini sering disebut sebagai “santri gaptek”.

Santri dan Tantangan Literasi Digital di Pesantren Masa Kini

Dari hasil pengamatan sederhana di beberapa pesantren, banyak santri mengaku kesulitan belajar teknologi karena beberapa alasan. Ada pesantren yang memiliki aturan ketat terkait penggunaan HP, ada yang fasilitas internetnya terbatas, dan ada pula yang belum memiliki pendamping yang bisa membimbing santri dalam belajar teknologi. Padahal kemampuan digital sekarang sudah menjadi kebutuhan penting dalam proses belajar, mulai dari mencari referensi, mengetik tugas, sampai membaca kitab secara digital.

Sebenarnya, sejumlah pesantren sudah mulai berbenah. Beberapa di antaranya membangun perpustakaan digital, menyiapkan ruang multimedia, bahkan mengadakan pelatihan IT untuk santri. Namun upaya tersebut belum merata, karena ada pesantren yang masih terkendala sarana, jaringan internet, dan tenaga pengajar yang paham teknologi.

Masalah “santri gaptek” ini bukan hanya soal tidak bisa memakai HP atau laptop. Lebih dari itu, ini berkaitan dengan kemampuan santri menghadapi kehidupan modern yang serba digital. Pendidikan Islam perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman agar santri tidak tertinggal. Teknologi justru bisa menjadi alat untuk mempermudah belajar agama jika digunakan dengan bijak.

Untuk memperkuat literasi digital di pesantren, beberapa langkah bisa dilakukan, seperti menyediakan fasilitas teknologi dasar, melatih guru atau ustadz dalam penggunaan IT, memasukkan pembelajaran berbasis digital dalam kurikulum, dan memberikan pendampingan kepada santri. Dengan cara ini, pesantren dapat mencetak generasi santri yang tidak hanya paham ilmu agama, tetapi juga siap bersaing di era digital.

Biodata Penulis:

Hanny Diana Hidayati saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid.

© Sepenuhnya. All rights reserved.