Oleh Olivia Eka Anugerah
Beberapa hari terakhir fenomena salju di Solo menghiasi media sosial. Tersebar beberapa video yang menampakkan pohon, jalan, dan bangunan kota Solo tampak tertutup salju. Warganet ramai berkomentar dengan lelucon khas warga +62. Ada yang menulis, "Solo during winter season, Mas." Ada pula yang mengatakan, "Iki mesti AI, soale kipas kamarku ora sedingin iki."
Kemunculan video ini menunjukkan AI kini mampu menciptakan visual yang sangat meyakinkan. Meski begitu, fenomena "Solondon" lucu untuk dibahas. Kota yang biasanya sangat panas kini berubah dingin seperti di Kutub. Banyak yang mempertanyakan nasib kota Solo jika salju benar-benar turun. Berikut yang paling ramai dibahas.
Rel Slamet Riyadi Menjadi Tempat Kepleset Massal
Salah satu lokasi yang langsung menjadi sorotan warganet adalah rel kereta di jalan Slamet Riyadi. Rel ini sudah terkenal karena tingkat kecelakaan kecilnya cukup tinggi. Banyak pengendara motor yang terpeleset ketika melintas saat musim hujan. Seorang pedagang di sekitar Gladag mengatakan, "Lewat sana itu bukan takut jatuh, tapi takut jadi tontonan." Benar juga, banyak warga luar kota tak menyangka rel itu sangat licin saat hujan.
Bayangkan jika salju benar turun di Kota Solo. Ketika hujan saja sangat berbahaya, apalagi jika seluruh jalur tertutup bongkahan es tipis. Mungkin jumlah korban terpeleset bisa naik drastis. Rel itu bisa berubah menjadi wahana seluncur dadakan. Bahkan Sinterklas pun bisa ikut tergelincir saat melintas di sana. Warganet pasti akan segera membuat meme baru. Fenomena ini tampak lucu, tapi jelas tidak ideal jika terjadi secara nyata.
Bagi yang ingin bermain ke Solo di musim salju versi AI harus berhati-hati saat melewati titik ini. Jalan selalu ramai dan banyak pengendara tidak menurunkan kecepatan. Jika seseorang terpeleset, tidak hanya mendapat sakit saja tapi juga rasa malu. Banyak pengendara lain tak segan tertawa kecil saat melihat insiden terpeleset di sana. Rel ini memang dari dulu punya reputasi legendaris yang tidak direnggut oleh waktu.
Dari Getaran Cinta Jadi Lintasan Licin Mahasiswa
Jalanan bergetar sudah menjadi makanan sehari-hari mahasiswa UNS. Tak hanya bergetar saja, jalan di kampus ini juga bergelombang. Ketika melintas rasanya seperti naik wahana hiburan. Permukaan jalan yang naik turun membuat banyak pengendara harus hati-hati
Jika salju turun, jalanan bergelombang itu akan menjadi lebih licin. Mahasiswa bisa terpeleset sebelum sampai di kelas. Ada seseorang yang mengedit foto kampus UNS dipenuhi salju yang mengundang gelak tawa. Ada yang berkomentar, "Getaran cinta UNS jadi getaran es." Humor-humor ringan itu menunjukkan betapa cepatnya mahasiswa memproses isu viral menjadi bahan guyonan.
Penjual Es Teh: Dari Pahlawan Panas Menjadi Korban
Kota Solo terkenal dengan cuaca panas. Bahkan di siang hari seperti satu orang satu matahari. Kondisi ini membuat minuman dingin laris di siang hari. Es teh Solo adalah pilihan favorit banyak orang arena harganya yang murah dan rasanya yang khas. Tapi situasinya akan terbalik kalau salju turun.
Kondisi dingin yang ekstrem, membuat es teh justru akan membeku sebelum diminum pelanggan. Para pedagang bisa mengalami kerugian karena tidak ada yang membeli. Pedagang terpaksa harus menutup usahanya hingga suhu kembali normal. Namun, fenomena tersebut tidak mungkin terjadi di Solo. Negara kita adalah negara tropis yang hanya memiliki 2 musim. Fenomena yang sedang ramai itu hanyalah editan yang memancing tawa warga.
Video viral "Solo bersalju" menunjukkan bagaimana masyarakat memanfaatkan teknologi secara kreatif. Humor adalah sebuah respon terhadap sesuatu yang baru tersebut. Walaupun tidak nyata, ide Solo turun salju menghadirkan hiburan ringan di tengah kehidupan sehari-hari. Apalagi dibumbui meme tentang Sinterklas terpeleset di rel Slamet Riyadi. Sebuah imajinasi sederhana yang efektif namun menciptakan humor nasional.