Oleh Tiara Safrina Yulesty
Setiap akhir tahun, ada satu momen yang bikin Gen Z lebih senang daripada liburan Natal atau Tahun Baru, yaitu Spotify Wrapped. Ya, fitur rekap musik tahunan dari Spotify ini benar-benar jadi seperti rapor akhir tahun versi Gen Z. Bedanya, rapor ini justru ditunggu-tunggu, bukan malah dihindari seperti rapor sekolah.
Kenapa Spotify Wrapped Jadi "Rapor" yang Paling Dinanti?
Bayangkan saja, kalau rapor sekolah keluar, biasanya kita deg-degan, takut ada nilai yang jelek atau harus terima ceramah panjang dari orang tua. Tapi kalau Spotify Wrapped keluar? Langsung saja download semua halaman, lalu posting di Instagram Story dalam hitungan detik.
Spotify Wrapped ini kayak rapor yang jujur, ngerekam perjalanan emosional kita selama setahun. Mulai dari lagu-lagu yang dengerin saat sedang patah hati, sampai lagu yang membuat semangat ketika sedang berjuang menyelesaikan tugas. Semua terekam rapi dalam bentuk data yang menarik dan bisa dibagikan di media sosial.
Lebih Nervous Buka Wrapped daripada Buka Rapor Asli
Ironisnya, banyak Gen Z yang mengaku lebih nervous buka Spotify Wrapped daripada buka rapor sekolah. Kenapa? Karena Wrapped ini mengungkap selera musik kita yang kadang... well, memalukan.
"Masa top artist gue Mahalini terus? Ketauan banget lagi patah hati setahun penuh," keluh salah satu pengguna Twitter. Ada juga yang kaget top song-nya lagu galau semua, padahal di media sosial pura-pura bahagia. Wrapped ini nggak peduli dengan image kita, dia cuma tunjukin fakta: kamu dengerin "Happier Than Ever" Billie Eilish sebanyak 847 kali tahun ini, bro.
Validasi Diri yang Nggak Disangka-sangka
Untuk Gen Z, Spotify Wrapped nggak cuma soal musik. Ini jadi cara buat menunjukkan siapa diri kita. Genre musik yang paling sering kita dengar jadi cerminan kepribadian. Kalau genre favoritmu adalah indie folk, otomatis kau dianggap penuh art dan dalam. Kalau K-pop, kau masuk ke kelompok yang selalu tahu tren terbaru. Kalau dangdut koplo, kau punya hati yang bangga dengan musik lokal.
Durasi dengar juga jadi ajang menunjukkan prestasi. "Gue masuk 1% listener Taylor Swift nih!" atau "Gue dengerin musik 159.000 menit tahun ini, kalian berapa?" Ini kayak peringkat kelas, tapi versi yang benar-benar kau banggakan.
Media Sosial jadi Tempat buat Memamerkan Wrapped
Setelah Wrapped dirilis, timeline media sosial langsung dipenuhi hasil wrapped. Instagram Story penuh warna hijau Spotify. Twitter jadi ajang merasakan candaan terhadap selera musik sendiri dan teman. TikTok pun penuh video reaksi orang-orang yang terkejut dengan Wrapped mereka.
Gen Z nggak cuma berbagi Wrapped, tapi juga membuat konten kreatif dari sana. Ada yang membuat thread Twitter untuk menjelaskan "character development" mereka berdasarkan perubahan lagu teratas setiap tahun. Ada yang membuat video TikTok "red flag atau green flag" berdasarkan artis yang sering didengar. Bahkan ada yang memakainya sebagai bahan pacaran: "Eh kita punya artis favorit yang sama nih, jodoh kali ya?"
Wrapped jadi Semacam Buku Harian Digital
Tanpa disadari, Spotify Wrapped mencatat momen-momen penting sepanjang tahun. Lagu yang jadi soundtrack saat perjalanan liburan bareng sahabat. Lagu yang bikin kau menangis di tengah malam. Lagu yang menemani kau begadang mengerjakan skripsi. Playlist "On Repeat" kita adalah cerminan perjalanan hidup dalam bentuk musik.
Makanya, banyak Gen Z yang suka sekali memperhatikan Wrapped tahun-tahun sebelumnya. "Ehh, 2021 dulu gue dengar lagu ini terus. KIrain udah move on, ternyata belum ya waktu itu," begitu refleksi mereka sambil merasakan nostalgia.
Competisi Sehat (Atau Nggak?) dengan Teman
Wrapped juga jadi ajang kompetisi yang nggak resmi. Siapa yang punya total menit terbanyak? Siapa yang masuk dalam persentase pendengar terkecil dari artis favorit? Siapa yang punya genre favorit paling unik?
Bahkan ada kelompok teman yang membuat spreadsheet untuk membandingkan Wrapped masing-masing. "Aku kalah nih, total menitku cuma 80.000. Kalian berapa?" Padahal 80.000 menit itu setara dengan dengar musik selama 55 hari tanpa henti. Tapi tetep aja, kalau kalah dari teman rasanya kurang seru.
Rapor yang Benar-Benar Kita Tunggu
Spotify Wrapped adalah rapor yang benar-benar merepresentasikan diri kita. Bukan nilai-nilai yang ditentukan orang lain, tapi pilihan-pilihan kita sendiri. Tidak ada yang bisa menilai kita karena mendengar lagu yang sama 500 kali, karena itu pilihan kita.
Jadi wajar kalau Gen Z lebih antusias buka Wrapped daripada rapor sekolah. Soalnya Wrapped ini adalah rapor dari kehidupan sebenarnya kita—lengkap dengan playlist sedih, semangat, dan segala drama di antaranya.
Wrapped kamu udah keluar? Jangan lupa download dan share!
Biodata Penulis:
Tiara Safrina Yulesty saat ini aktif sebagai mahasiswi di Universitas Sebelas Maret. Penulis bisa disapa di Instagram @tiarasfryl