Kumpulan Puisi Karya Amir Hamzah

Amir Hamzah (Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera) adalah salah satu sastrawan Indonesia Angkatan Pujangga Baru (Angkatan '30-an atau Angkatan 1933) dan sekaligus Pahlawan Nasional Indonesia dan .

Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara. Tanggal lahir Amir Hamzah sebenarnya sempat menjadi perdebatan; Abdullah Hod (kakak Amir Hamzah) menyebutkan tanggal lahirnya adalah 11 Februari 1911, sedangkan 28 Februari 1911 adalah tanggal lahir yang diakui oleh Pemerintah Indonesia.

Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933), sedang ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931). Amir Hamzah memiliki 11 saudara kandung.

Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tahun 1937. Pernikahan tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.

Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946. Amir Hamzah difitnah bekerja sama dengan Belanda, imbas dari konflik revolusi sosial di Langkat, sehingga ia ditangkap (bersama beberapa orang lainnya) pada tanggal 7 Maret 1946. Kemudian hari dikabarkan bahwa orang-orang yang ditangkap tersebut telah dihukum pancung pada tanggal 20 Maret 1946, tepatnya pukul 20.00 WIB. Peristiwa berdarah tersebut disulut oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada tahun 1948, ketika kuburan massal di Kwala Begumit digali, jenazah Amir Hamzah ditemukan (diidentifikasi oleh anggota keluarga). Pada bulan November 1949, jenazah Amir Hamzah dikuburkan di Masjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat.

Pada tanggal 3 November 1975 — atas jasa-jasanya, berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/ tahun 1975 — Amir Hamzah diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.

Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Armijn Pane dan Sutan Takdir Alisjahbana) pada tahun 1932.

Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.

Daftar Karya Amir Hamzah:

  1. Nyanyi Sunyi: puisi tunggal (dibukukan oleh Pustaka Rakyat, 1938; sebelumnya dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, November 1937).
  2. Setanggi Timur: puisi terjemahan (dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, Oktober 1939).
  3. Buah Rindu: puisi tunggal (dibukukan oleh Pustaka Rakyat, 1941; sebelumnya dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, Juni 1941).
  4. Sastra Melayu Lama dan Raja-Rajanya: diadaptasi dari pidato radio Amir Hamzah (dibukukan oleh Cerdas, 1942).
  5. Bhagawad-Gita: terjemahan Bhagavad Gita dalam tujuh belas ronde, berdasarkan terjemahan bahasa Belanda oleh J.W. Boissevain (dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, 1933-1935).
Dalam buku Buah Rindu, secara umum, Amir Hamzah menuangkan tema cinta, rindu dan kehilangan. Sementara di dalam buku Nyanyi Sunyi, banyak diisi dengan puisi religius. Banyak puisinya yang kemudian menjadi terkenal dan dijadikan bahan ajar di sekolah-sekolah bahkan universitas.

Selain menulis puisi, Amir Hamzah juga banyak menulis esai yang dimuat di majalah sastra Pujangga Baru. Namun untuk mempersempit pembahasan, pada pembahasan kali ini, kami akan membagikan beberapa puisi yang pernah ia tulis.

Amir Hamzah

Berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi Karya Amir Hamzah untuk anda baca dan hayati. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi Karya Amir Hamzah

© Sepenuhnya. All rights reserved.