Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kumpulan Puisi karya Diah Hadaning

Diah Hadaning (lahir 4 Mei 1940 – meninggal 1 Agustus 2021) adalah seorang sastrawati berkebangsaan Indonesia yang telah memberikan kontribusi yang berharga dalam dunia sastra Indonesia. Puisi-puisinya yang sarat akan pesan anti-diskriminasi dan tema kejawen telah memengaruhi banyak pembaca.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Diah Hadaning lahir di Jepara, Jawa Tengah, dalam lingkungan keluarga Jawa. Pendidikan formalnya dia selesaikan di Sekolah Pekerja Sosial, meraih program diploma 2 pada tahun 1960. Dia juga mengikuti kursus jurnalistik di Jakarta pada tahun 1988 dan kursus teater di Kuningan, Jakarta, pada tahun 1996.

Karier dan Kontribusi

Diah Hadaning terlibat dalam dunia jurnalistik dan kesusastraan sejak usia muda. Karya-karyanya sering dimuat di mingguan Swadesi Jakarta, di mana akhirnya dia menjadi salah satu redakturnya pada tahun 1986. Selain berkarya, Diah juga mendirikan beberapa komunitas seni untuk mempromosikan apresiasi seni di kalangan muda.

Namanya dikenal dalam kancah kesusastraan Indonesia melalui berbagai organisasi dan kegiatan, termasuk sebagai dewan pendiri Komunitas Sastra Indonesia, pengurus wanita penulis Indonesia, pendiri dan pengelola Warung Sastra DIHA, dan anggota komite sastra Dewan Kesenian Jakarta.

Meskipun sudah berusia lanjut, Diah tetap produktif dalam berkarya dan berpartisipasi dalam berbagai perhelatan seni, baik di dalam maupun luar negeri. Karyanya juga diabadikan di pusat dokumentasi sastra H.B. Jassin di kompleks Taman Ismail Marzuki.

Penghargaan dan Prestasi

Sebagai pengakuan atas karyanya, Diah Hadaning menerima berbagai penghargaan, termasuk GAPENA Malaysia untuk kumpulan puisi "Surat dari Kesa" (1980), EBONI Jakarta untuk lomba penulisan puisi bertema pelestarian hutan (1993), dan Hadiah Sastera Rancage untuk kumpulan geguritan "Berkah Gusti" (2004). Pada tahun 2010, dia juga mendapatkan Rekor MURI untuk kategori Penulis antologi puisi tertebal pada usia tertua.

Buku Puisi Pilihan

Beberapa buku puisi Diah Hadaning antara lain:
  1. Kabut Abadi (antologi bersama I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, 1979)
  2. Surat dari Kota (1980)
  3. Jalur-Jalur Putih (1980)
  4. Pilar-Pilar (antologi bersama Putu Arya Tirta Wirya, 1981)
  5. Kristal-Kristal (antologi bersama Dinullah Rayes, 1982)
  6. Nyanyian Granit-Granit (1983)
  7. Balada Sarinah (1985)
  8. Sang Matahari (1986)
  9. Nyanyian Sahabat (antologi bersama Noor S.M., 1986)
  10. Nyanyian Waktu (1987)
  11. Balada Anak Manusia (1988)
  12. Di Antara Langkah-Langkah (1993)
"Puisi: Balada Para Penari (Karya Diah Hadaning)"

Diah Hadaning akan selalu dikenang sebagai salah satu sastrawati Indonesia yang menginspirasi banyak orang melalui karyanya yang sarat akan pesan-pesan kehidupan dan keberagaman. Warisannya dalam dunia sastra akan terus hidup dan memengaruhi generasi-generasi mendatang. 

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Diah Hadaning untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Diah Hadaning

© Sepenuhnya. All rights reserved.