Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kumpulan Puisi karya Edhy Lyrisacra

Edhy Lyrisacra adalah salah satu sosok yang menonjol dalam dunia sastra dan kebudayaan Indonesia. Lahir di Yogyakarta pada 28 Oktober 1958, ia tidak hanya dikenal sebagai penyair, tetapi juga sebagai penulis esai, cerpen, kritik sastra, hingga naskah drama. Sosoknya yang serba bisa membuatnya dihormati di kalangan sastra dan seni, terutama di Yogyakarta, tempat ia mengabdikan sebagian besar hidupnya. Edhy Lyrisacra wafat pada malam Lebaran, 27 Juli 2014, meninggalkan jejak mendalam di dunia seni dan budaya Indonesia.

Perjalanan Pendidikan dan Aktivisme

Edhy Lyrisacra menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sebelum akhirnya melanjutkan studinya ke IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang Universitas Negeri Yogyakarta/UNY). Selama masa kuliah, ia aktif dalam berbagai kegiatan mahasiswa, termasuk di Dewan Mahasiswa, yang menjadi wadah bagi pengembangan idealismenya.

Sepenuhnya Puisi

Selain kegiatan akademik, Edhy juga mulai aktif menulis dan mengasuh rubrik budaya di harian Masa Kini antara tahun 1981-1985. Keterlibatannya di dunia sastra dan budaya sudah tampak sejak masa muda, dan ia terus konsisten hingga akhir hayatnya.

Karya Sastra dan Kontribusi di Media

Sebagai seorang penulis, Edhy Lyrisacra adalah sosok yang produktif. Ia menulis puisi, esai, cerpen, kritik sastra, feature, hingga naskah drama. Tak hanya itu, ia juga menulis untuk pertunjukan kethoprak dan bahkan pernah menjadi dalang wayang kulit purwa. Tulisannya banyak diterbitkan di berbagai media massa, baik di tingkat lokal maupun nasional, memperlihatkan jangkauan dan pengaruhnya yang luas di dunia literasi.

Puisinya juga termuat dalam berbagai buku antologi yang menjadi saksi perjalanan panjangnya dalam dunia sastra, di antaranya:

  1. Maskumambang dari Ladang Perburuan (IKIP Negeri, 1980)
  2. Silhuet (IKIP Negeri, 1981)
  3. Penyair Yogya Sebuah Episode (Bernas dan Karta Pustaka, 1982)
  4. Cemara Kampus (1982)
  5. Gunungan (Masa Kini, 1984)
  6. Kramapawira Mbalela (Palagan, 1984)
  7. Empat Penyair (bersama Fauzi Absal, Marjudin Suaib, dan Budi Nugroho; Pusat Pantomime Yogyakarta, 1983)
  8. Fasisme (1996)
  9. Sastra Yogya: Periode 1945—2000 (Curvaksara, 2009)
  10. Astana Kastawa (2015).

Aktivitas Kebudayaan

Edhy Lyrisacra juga dikenal sebagai tokoh yang aktif membina kelompok seni dan budaya. Salah satu kelompok yang ia bimbing adalah PALAGAN (Papan Anggone Lelabuh Amrih Gawe Arume Nusa Bangsa). Melalui PALAGAN, ia berusaha menjadikan seni dan sastra sebagai alat untuk membangun dan memperindah kehidupan bangsa.

Tidak hanya terjun di ranah publik, Edhy juga berperan sebagai pendidik. Sejak tahun 1987, ia menjadi guru kesenian di SMA Pembangunan Wonosari. Melalui perannya sebagai pendidik, ia tidak hanya mengajarkan teori seni, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal kepada generasi muda.

Gaya Kepenulisan

Gaya kepenulisan Edhy Lyrisacra dikenal kaya akan metafora dan nuansa lokal. Sebagai seorang penyair, ia sering mengangkat tema-tema tentang kehidupan, keindahan alam, dan pergulatan manusia dengan nilai-nilai tradisi. Puisi-puisinya mencerminkan kedekatannya dengan budaya Jawa dan spiritualitas yang mendalam.

Sebagai penulis esai dan kritik, Edhy mampu menyampaikan pandangannya dengan lugas namun tetap bernas. Hal ini menjadikannya salah satu penulis yang dihormati, tidak hanya karena kualitas karyanya, tetapi juga karena dedikasinya yang tak kenal lelah untuk menghidupkan dunia sastra dan seni.

Warisan dan Pengaruh

Kepergian Edhy Lyrisacra pada tahun 2014 menjadi kehilangan besar bagi dunia sastra dan seni Indonesia, terutama Yogyakarta. Namun, karya-karyanya tetap hidup dan menjadi warisan yang tak ternilai bagi generasi penerus.

Melalui karya sastra, naskah seni, dan dedikasinya sebagai pendidik, Edhy telah menanamkan benih-benih cinta pada seni dan budaya di hati banyak orang. Ia adalah bukti nyata bahwa seorang seniman tidak hanya hidup dari karya, tetapi juga dari nilai dan pengaruh yang ditinggalkan bagi masyarakat.

Edhy Lyrisacra adalah simbol dari semangat berkarya yang tulus dan tak tergantikan. Dengan peranannya sebagai penyair, penulis, dalang, dan pendidik, ia telah memberikan sumbangsih besar dalam memperkaya budaya Indonesia. Namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu pilar sastra dan seni Yogyakarta.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Edhy Lyrisacra untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Edhy Lyrisacra

© Sepenuhnya. All rights reserved.