Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kumpulan Puisi karya Iman Budhi Santosa

Dalam semesta sastra Indonesia modern, Iman Budhi Santosa (IBS) menempati posisi unik dan istimewa. Lahir di Magetan, Jawa Timur, pada 28 Maret 1948 dan wafat di Yogyakarta pada 10 Desember 2020, IBS adalah penyair, novelis, dan esais yang tak hanya menulis—ia menyulam kembali kosmos kebudayaan Jawa ke dalam tubuh sastra Indonesia. Di tengah gegap gempita modernitas dan derasnya pengaruh globalisasi, IBS adalah salah satu dari sedikit penyair yang memilih bersetia pada akar budaya lokalnya, tanpa pernah menjadi eksklusif atau terjebak dalam romantisme yang sempit.

Puisi Iman Budhi Santosa

Sebagai salah satu pendiri Persada Studi Klub (PSK) di Yogyakarta bersama Umbu Landu Paranggi pada 1969, IBS menjadi bagian dari generasi penting yang membangun jembatan antara kesadaran kreatif dan perenungan spiritual. Namun, tidak seperti Umbu yang memilih kesunyian dan ketakterjamahan, IBS justru memunculkan dirinya lewat banyak karya yang terang, terbuka, dan komunikatif—baik dalam bahasa Indonesia maupun Jawa. Ia bukan hanya penyair, tapi juga juru bicara kultural, penafsir zaman, dan penggali nilai-nilai leluhur.

Buku

  1. Tiga Bayangan (puisi; 1970)
  2. Ranjang Tiga Bunga (novel; 1975)
  3. Barong Kertapati (novel silat; 1976)
  4. Senandung Rumah Ibu (esai; 1983)
  5. Tugu (antologi puisi; 1986) dihimpun oleh Linus Suryadi Agustinus
  6. Tonggak (antologi puisi; 1987) dihimpun oleh Linus Suryadi Agustinus
  7. Pesta Api (antologi puisi; 1989) bersama tiga penyair lainnya
  8. Sembilu: Antologi Puisi 21 Penyair Yogya (1993)
  9. Lirik-Lirik Kemenangan (antologi puisi; 1994) dihimpun oleh Linus Suryadi Agustinus
  10. Dan Pertiwi (novela; 1995)
  11. Dunia Semata Wayang (puisi; 1996)
  12. Bidadari Bukit Seruni (novela; 1997)
  13. Zamrud Khatulistiwa (antologi puisi; 1997) dihimpun oleh Suminto A. Sayuti
  14. Gerbong (antologi puisi dan cerpen; 1998) dihimpun oleh M. Haryadi Hadipranoto
  15. Profesi Wong Cilik: Spiritualisme Pekerja Tradisional di Jawa (esai; 1999)
  16. Embun Tajalli (antologi puisi dan cerpen; 2000)
  17. Bertandang dalam Proses (antologi esai 1999) dihimpun oleh Ahmad Sahal
  18. Kisah Polah Tingkah: Potret Gaya Hidup Transformatif (esai; 2001)
  19. Dorodasih (novela; 2002)
  20. Dari Fansuri ke Handayani (antologi puisi; 2002) dihimpun oleh Taufiq Ismail
  21. Kalimantang (cerpen; 2003)
  22. Kalakanji (esai sastra budaya; 2003)
  23. Tali Pati: Kisah-kisah Bunuh Diri di Gunung Kidul (cerita fiksi; 2003)
  24. Matahari-Matahari Kecil (puisi; 2004)
  25. Medan Waktu (antologi puisi; 2004)
  26. Perempuan Panggung (novel; 2007)
  27. Dunia Batin Orang Jawa (2007)
  28. Tongue in Your Ear (antologi puisi; 2007)
  29. Force Majeure (antologi puisi; 2007)
  30. Malioboro (antologi puisi; 2007)
  31. Nasihat Hidup Orang Jawa (filsafat jawa; 2010)
  32. Nguri-uri Paribasan Jawi (peribahasa jawa; 2010)
  33. Laku Prihatin: Investasi Menuju Sukses Ala Manusia Jawa (2011)
  34. Saripati Ajaran Hidup Dahsyat dari Jagad Wayang (wayang; 2011)
  35. Petuah-Petuah Bijak Para Leluhur Nusantara Seputar Perkawinan: Kitab Peribahasa (peribahasa; 2011)
  36. Sinau Paribasan Jawa (peribahasa jawa; 2011)
  37. Candi Jawa Tengah dan DIY (2011)
  38. Sinau Budi Pekerti Saka Lakon Ramayana (wayang; 2012)
  39. Spiritualisme Jawa: Sejarah, Laku, dan Intisari Ajaran (2012)
  40. Ngudud: Cara Orang Jawa Menikmati Hidup (sosial budaya jawa; 2012)
  41. Ziarah Tanah Jawa: Kumpulan Puisi 2006-2012 (puisi; 2013)
  42. Tiga Belas: Catatan Perjalanan Studio Pertunjukan Sastra (2013)
  43. Faces of Java (puisi; 2014)
  44. Sesanti Tedhak Siti (geguritan; 2015)
  45. Pilgrimage in the Land of Java (puisi; 2015)
  46. Cupu Manik Hasthagina (puisi wayang; 2015)
  47. Peribahasa Nusantara: Mata Air Kearifan Bangsa (peribahasa; 2016)
  48. Belajar Membaca Peta Buta (puisi; 2018)
  49. Mata khatulistiwa (antologi puisi; 2018)
  50. Cincin Api (antologi puisi; 2019)
  51. Asam Garam Ramayana-Mahabharata (puisi; 2019)

Puisi-puisi IBS menunjukkan sebuah kesinambungan: eksplorasi spiritual dan pemaknaan simbolik dari budaya Jawa yang disandingkan dengan kecemasan eksistensial manusia modern. Dalam Dunia Semata Wayang (1996), misalnya, wayang tidak hanya hadir sebagai objek budaya, tetapi menjadi metafora untuk menggambarkan relasi manusia dengan kekuasaan, nasib, dan kesadaran. IBS memfungsikan warisan budaya bukan sebagai hiasan, tetapi sebagai instrumen tafsir hidup.

Dalam karya non-fiksinya seperti Profesi Wong Cilik atau Spiritualisme Jawa, IBS membuka ruang dialog antara tradisi dan perubahan sosial. Ia menyuarakan apa yang sering dilupakan dalam wacana pembangunan dan modernisasi: nilai-nilai lokal yang hidup dalam tubuh rakyat biasa. Buku-buku seperti Nasihat Hidup Orang Jawa dan Nguri-uri Paribasan Jawi memperlihatkan dedikasi IBS dalam merawat bahasa, filsafat, dan praktik hidup orang Jawa, bukan sebagai fosil budaya, melainkan sebagai sistem nilai yang dinamis dan relevan.

Salah satu kekuatan IBS adalah kemampuannya untuk memadukan antara kehidupan sehari-hari dan simbolisme spiritual dalam bentuk yang lugas namun puitis. Ia bisa menulis tentang Ngudud—aktivitas merokok tradisional—bukan dengan nada sinis modern, tetapi sebagai bentuk kebijaksanaan hidup ala orang desa. Ia memandang dunia bukan dari pusat kekuasaan, melainkan dari mata kaki wong cilik, dengan empati dan ketajaman yang tulus.

Lebih dari sekadar menulis, Iman Budhi Santosa adalah contoh bagaimana sastra bisa menjadi jembatan spiritual, sosial, dan kultural. Ia menolak untuk menjadi sekadar penyalin zaman, tetapi memilih menjadi penafsir yang berakar kuat pada tanah tempatnya berpijak. Kesetiaannya pada identitas Jawa bukanlah penolakan terhadap kebaruan, melainkan cara untuk menawarkan alternatif makna di tengah dunia yang makin dangkal secara spiritual.

Kepergian IBS pada tahun 10 Desember 2022 adalah kehilangan besar bagi dunia sastra Indonesia. Namun warisannya terlalu kaya untuk dibiarkan tenggelam. Kita memerlukan lebih banyak penyair seperti Iman Budhi Santosa—yang bukan hanya menulis kata-kata indah, tapi juga menyampaikan makna hidup yang dalam, membumi, dan tak lekang oleh zaman.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Iman Budhi Santosa untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Iman Budhi Santosa

© Sepenuhnya. All rights reserved.