Kumpulan Puisi Karya Sanusi Pane

Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.

Sanusi Pane tumbuh dalam lingkungan keluarga yang peduli terhadap pendidikan dan sastra. Ayahnya, Mahmud Yunus Pane, adalah seorang guru dan penulis yang juga memiliki minat dalam bidang sastra. Ia mendorong Sanusi untuk mengembangkan minat dan bakatnya dalam dunia sastra.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di sekolah Belanda, Sanusi Pane melanjutkan pendidikannya di Rechts Hoge School (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia (sekarang Jakarta). Namun, minatnya lebih terarah pada sastra daripada hukum, sehingga ia kemudian berhenti dari sekolah tersebut.

Sanusi Pane aktif dalam gerakan sastra dan intelektual di Indonesia pada masa itu. Ia menjadi salah satu pendiri majalah sastra Poedjangga Baroe pada tahun 1933, yang merupakan majalah penting bagi penulis dan intelektual muda pada masa itu. Melalui majalah ini, Sanusi Pane berkontribusi dalam memperkenalkan dan mengembangkan karya-karya sastra modern Indonesia.

Selain itu, Sanusi Pane juga terlibat dalam kegiatan politik. Ia menjadi anggota Partai Indonesia Raya (Parindra) yang dipimpin oleh Sukarno, yang kemudian menjadi Presiden pertama Indonesia. Sanusi Pane ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dan mengisi peran politiknya setelah Indonesia merdeka.

Karya-karya sastra Sanusi Pane terkenal karena penggunaan bahasa yang indah dan imajinatif. Selain menulis puisi, Sanusi Pane juga menulis drama dan buku-buku bertema sejarah.

Warisannya sebagai sastrawan dan intelektual terus dikenang dalam sejarah sastra Indonesia. Karya-karyanya berperan penting dalam perkembangan sastra Indonesia modern, dan ia dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia.

Puisi:
  1. Pancaran Cinta (1926);
  2. Prosa Berirama (1926);
  3. Puspa Mega (1927);
  4. Kumpulan Sajak (1927);
  5. Madah Kelana (1931);
Drama:
  1. Airlangga (1928);
  2. Burung Garuda Terbang Sendiri (1929);
  3. Kertajaya (1932);
  4. Sandyakala ning Majapahit (1933);
  5. Manusia Baru (1940);
Sejarah dan Terjemahan:
  1. Arjuna Wiwaha (diterjemahkan dari bahasa Jawa Kuno karya Mpu Kanwa, 1940);
  2. Sejarah Indonesia (1942);
  3. Bunga Rampai dari Hikayat Lama (diterjemahkan dari bahasa Jawa Kuno, 1946);
  4. Indonesia Sepanjang Masa (1952);
Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.

Sanusi Pane

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa contoh puisi Karya Sanusi Pane untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi Karya Sanusi Pane

© Sepenuhnya. All rights reserved.