Sariamin Ismail, yang kerap menggunakan nama samaran Selasih, Seleguri, atau gabungan keduanya, merupakan tokoh yang mencatat sejarah sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia. Ia lahir pada 31 Juli 1909 di Talu, Pasaman Barat, Sariamin tumbuh sebagai anak kedua dari keluarga Sari Uyah dan Lau. Sariamin menunjukkan bakat sastranya sejak usia sepuluh tahun, Sariamin telah menulis syair dan puisi.
Pendidikan dan Aktivisme
Anak seorang ambtenaar, Sariamin memperoleh pendidikan di Sekolah Gubernemen. Sariamin aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik, termasuk sebagai Sekretaris Serikat Kaum Ibu Lubuk Sikaping dan Ketua Jong Islamieten Bond Dames Afdeling (JIBDA) di Bukittinggi.
Peninggalan Sastra
Sariamin tidak hanya mencurahkan bakatnya dalam puisi, tetapi juga menulis cerita pendek, esai sastra, dan novel. Karyanya yang pertama, "Kalau Tak Untung," diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1934. Kiprahnya dalam dunia sastra semakin melejit dengan novel-novelnya seperti "Pengaruh Keadaan" (1937), "Kembali ke Pangkuan Ayah" (1982), dan "Musibah Membawa Bahagia" (1986).
Aktivitas di Luar Sastra
Selain sebagai penulis, Sariamin juga aktif dalam dunia pendidikan dan politik. Ia menjadi guru di Bengkulu dan Bukittinggi, kemudian terlibat dalam berbagai organisasi seperti Persatuan Guru Indonesia (PGI). Bahkan setelah usianya lanjut, Sariamin masih aktif dalam berbagai organisasi seperti Pengurus Persatuan Wredatama Republik Indonesia dan Pengurus Ikatan Keluarga Sumatra Barat.
Akhir Kehidupan
Sariamin Ismail, atau lebih dikenal dengan nama Selasih, wafat pada 15 Desember 1995 di Pekanbaru. Meskipun perjalanan hidupnya telah berakhir, warisannya sebagai penyair, novelis, dan aktivis tetap hidup dalam setiap halaman karyanya dan jejaknya dalam perjalanan sastra Indonesia.
