Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kumpulan Puisi karya Sitor Situmorang

Sitor Situmorang lahir pada 2 Oktober 1924 di Harianboho, sebuah desa di kaki gunung Pusuk Buhit, Sumatera Utara. Sebagai anak dari tanah Batak, Sitor memiliki warisan budaya yang kaya yang kemudian mempengaruhi karya-karyanya. Ia memulai kariernya sebagai wartawan dan kemudian berkembang menjadi penulis esai, kritik, sajak, dan cerita pendek.

Masa Perang dan Pengalaman di Penjara

Ketika aksi militer Belanda yang kedua berlangsung di Indonesia, Sitor sempat ditawan oleh Belanda di Wirogunan, Yogyakarta. Pengalaman ini memberikan dampak mendalam pada kehidupan dan karyanya, memperkaya perspektifnya tentang perjuangan dan penderitaan.

Pengembaraan di Eropa

Pada tahun 1950, Sitor memulai perjalanan ke Eropa. Awalnya ia tinggal di Belanda, kemudian pindah ke Paris. Pengalamannya di Eropa selama tiga tahun memperkaya wawasan dan gaya penulisannya. Saat kembali ke Indonesia pada tahun 1953, namanya semakin dikenal sebagai penyair berbakat.

Studi Film dan Drama di Amerika Serikat

Pada tahun 1956 hingga 1957, Sitor melanjutkan studinya dalam bidang film dan drama di Amerika Serikat. Studi ini memberikan dimensi baru dalam karyanya, terutama dalam penulisan drama.

Karya Sitor Situmorang

Sitor Situmorang memiliki banyak karya yang mencakup puisi, cerita pendek, dan drama. Berikut beberapa buku karya Sitor Situmorang.

Buku Puisi Tunggal:
  • Surat Kertas Hijau (1954);
  • Dalam Sajak (1955);
  • Wajah tak Bernama (1956);
  • Zaman Baru (1962);
  • Dinding Waktu (1976);
  • Peta perjalanan (1977);
  • Angin Danau (1982);
  • The Rites of the Bali Aga (2001); kumpulan puisi yang ditulis langsung dalam bahasa Inggris;
  • Biksu tak Berjubah (2004, usia 80 tahun). 
Buku Cerpen Tunggal:
  • Pertempuran dan Salju di Paris (1956);
  • Pangeran (1963);
  • Danau Toba (1981);
  • Salju di Paris (1994);
  • Kisah Surat dari Legian (2001).
Drama:
  • Jalan Mutiara (1954).

Warisan Sastra

Sitor Situmorang adalah salah satu penyair terkemuka Indonesia yang karyanya masih relevan hingga saat ini. Melalui puisinya, ia berhasil menangkap kompleksitas kehidupan dan emosi manusia, serta memberikan kontribusi besar bagi sastra Indonesia. Warisannya tetap hidup dalam karya-karyanya yang terus dibaca dan dikaji oleh banyak orang.

Puisi: Lereng Merapi

Sitor meninggal pada 21 Desember 2014, tetapi pengaruhnya dalam dunia sastra terus dirasakan. Karya-karyanya tidak hanya menjadi refleksi dari perjalanan hidupnya, tetapi juga cerminan dari perjalanan bangsa Indonesia.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Sitor Situmorang untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Sitor Situmorang

© Sepenuhnya. All rights reserved.