Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kumpulan Puisi karya Slamet Kuntohaditomo

Dalam arus deras sastra Indonesia modern, Slamet Kuntohaditomo adalah nama yang tidak selalu digemakan keras di panggung nasional, tetapi justru karena itulah puisinya layak diselami lebih dalam. Ia lahir pada 14 Februari 1953 di Temanggung, Jawa Tengah—sebuah kota kecil yang memberi nuansa alam dan ketenangan dalam kehidupan awalnya, nuansa yang kelak mewarnai liris puisinya. Slamet adalah sosok penyair yang menempatkan puisi bukan semata-mata sebagai medium ekspresi, tetapi sebagai laku hidup: cara mencerap, memahami, dan memaknai dunia.

Slamet Kuntohaditomo menulis dengan kesadaran puitik yang jernih dan tenang, tanpa pretensi untuk mencolok. Puisinya tidak riuh mengejar popularitas, melainkan mengalir pelan seperti sungai yang sabar menuju lautan pemahaman. Ia adalah bagian dari generasi penyair yang memahami bahwa kekuatan puisi tidak terletak pada koar-koar verbal, melainkan pada getaran halus yang menetap di benak pembaca lama setelah bait terakhir dibaca.

Sebagai penyair asal Jawa Tengah, jejak kultur lokal terlihat samar tapi kuat dalam tulisannya. Ia membawa ke dalam puisi cara berpikir yang kontemplatif, bahasa yang terukur, dan kepekaan terhadap alam serta relasi antarmanusia. Dalam puisi-puisinya, pembaca sering merasa sedang menyusuri lorong-lorong batin yang sunyi—tetapi justru di situlah terjadi pertemuan dengan makna-makna yang sejati.

Sepenuhnya Puisi

Slamet Kuntohaditomo adalah penyair yang memilih bertahan dalam jalur sunyi. Ia tidak haus sorotan, namun terus menulis sebagai bagian dari pengabdian terhadap bahasa dan kemanusiaan. Puisi baginya bukan sekadar produk sastra, tetapi pernyataan eksistensial yang lahir dari perenungan dan ketulusan. Di tengah zaman yang sering menjadikan puisi sebagai alat propaganda atau arena narsisme pribadi, Slamet tampil sebagai pengingat: bahwa puisi bisa tetap murni, tetap menjadi suara jiwa.

Meski tidak banyak catatan biografis atau sorotan media terhadapnya, keberadaan Slamet dalam peta sastra Indonesia adalah penting. Ia mewakili para penyair yang menjaga api puisi tetap menyala tanpa harus menjadi pusat perhatian. Penyair semacam ini ibarat bintang-bintang kecil di langit gelap: mereka mungkin tak menjadi pusat galaksi, tapi cahayanya tetap menyinari sudut-sudut batin manusia yang mencari arti dalam keheningan.

Di era ketika penyair kadang tergoda oleh sensasi atau retorika kosong, Slamet Kuntohaditomo mengajarkan nilai kesetiaan pada proses kreatif dan kejujuran dalam berkarya. Puisinya bukan untuk memukau, melainkan untuk menyentuh. Ia tidak menulis untuk dikagumi, tetapi untuk menemani. Dan dalam dunia yang semakin individualistik, penyair seperti Slamet adalah suara lembut yang mengingatkan bahwa manusia masih bisa bertemu dalam bait-bait penuh nurani.

Semoga karya-karya dan semangat Slamet Kuntohaditomo terus hidup, dibaca, dan dihayati, terutama oleh generasi muda yang mencari kedalaman di tengah kebisingan digital. Sebab puisi, seperti yang ditunjukkan oleh Slamet, bukan tentang menjadi terkenal—tetapi tentang menjadi hadir, sepenuhnya, lewat kata yang jujur dan jiwa yang peka.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Slamet Kuntohaditomo untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Slamet Kuntohaditomo

© Sepenuhnya. All rights reserved.