Suripan Sadi Hutomo, seorang sastrawan dan kritikus sastra ternama, lahir di Ngawen, Blora, pada 5 Februari 1940, dan meninggal dunia di Surabaya pada 23 Februari 2001. Sebagai seorang akademisi dan sastrawan, Suripan memiliki kontribusi yang signifikan dalam perkembangan sastra Jawa modern dan penelitian filologi lisan di Indonesia. Keterlibatannya dalam berbagai organisasi, penulisan, serta kritik sastra, menjadikan Suripan sebagai salah satu tokoh kunci dalam dunia sastra Indonesia.
Latar Belakang dan Pendidikan
Suripan menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di Blora. Pada tahun 1968, ia lulus dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Airlangga di Malang. Kecintaannya terhadap sastra membawa Suripan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Pada 3 Agustus 1987, ia meraih gelar doktor dalam bidang filologi lisan dari Universitas Indonesia dengan disertasi berjudul "Cerita Kentrung Sarahwulan di Tuban." Kemudian, ia melanjutkan studi posdoktoral di Universitas Leiden, Belanda, yang semakin memperkuat kompetensinya dalam bidang filologi dan sastra Jawa.
Kontribusi dalam Sastra Jawa dan Organisasi Sastra
Suripan sangat aktif dalam memajukan sastra Jawa. Ia terlibat dalam pendirian dan pembinaan berbagai organisasi yang berfokus pada sastra Jawa, seperti Organisasi Pengarang Sastra Jawa Pusat (OPSJ) dan Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS). Selain itu, ia juga turut memprakarsai pembukaan Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa di IKIP Surabaya, yang kini menjadi bagian dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Melalui berbagai peran ini, Suripan membantu menciptakan platform bagi para penulis sastra Jawa untuk berkembang dan berbagi karya mereka.
Karier Sebagai Kritikus Sastra dan Penghargaan
Sebagai kritikus sastra, Suripan dikenal melalui esai-esainya yang mendalam dan kritis terhadap karya-karya sastra Jawa. Dua di antara tulisannya yang meraih penghargaan adalah:
- "Kringet Saka Tangan Prakosa: Kumpulan Crita Cekak St. Iesmaniasita" – Karya kritik ini memperoleh penghargaan dari Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT) pada tahun 1974.
- "Ngrembug Layang Jatiswara" – Esai ini diterbitkan di majalah Jaya Baya pada tahun 1984 dan meraih penghargaan dari Proyek Javanologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Meskipun dikenal lebih sebagai kritikus dan akademisi, Suripan Sadi Hutomo juga produktif menulis karya sastra, terutama dalam bentuk puisi dan guritan. Beberapa karya puisinya yang terkenal antara lain:
- "Cumedhak" (1971) – Puisi ini meraih Juara I dalam lomba penulisan puisi yang diselenggarakan oleh Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT).
- "Apa Wis" – Sebuah geguritan yang memenangkan lomba menulis geguritan yang diadakan oleh PKJT.
Karya-karya buku teori dan kumpulan esai yang ditulis oleh Suripan mencerminkan kedalaman pemahamannya tentang sastra dan filologi. Beberapa buku pentingnya meliputi:
- "Telaah Kesusasteraan Jawa Modern" (1974) – Buku ini menawarkan pandangan kritis terhadap perkembangan sastra Jawa modern.
- "Mutiara yang Terlupakan: Metode Penelitian Sastra Lisan" – Buku ini membahas metode penelitian sastra lisan yang menjadi rujukan penting bagi peneliti filologi.
- "Sosiologi Sastra Jawa" – Menjelaskan hubungan antara sastra dan konteks sosial budaya masyarakat Jawa.
- "Filologi Lisan: Telaah Teks Kentrung" – Buku ini menjadi salah satu referensi penting dalam studi filologi lisan dan penelitian teks-teks tradisional Jawa.
- Penerbitan dan Penelitian Sastra
Selain menulis, Suripan aktif melakukan penelitian dan menulis buku tentang sejarah sastra di Indonesia. Beberapa karyanya yang berfokus pada sejarah sastra dan kegiatan sastra di Indonesia antara lain:
- "Kronik Sastra di Malang" (1995)
- "Sastra Indonesia di Surabaya" (1995)
- "Problematik Sastra Jawa" (bersama Setya Yuwono Sudikan)
- "Peranan Bahasa dan Sastra Melayu Akhir Abad XIX di Surabaya" (Horison, Oktober 1990)
Kontribusi Suripan Sadi Hutomo dalam dunia sastra Indonesia, khususnya dalam perkembangan sastra Jawa dan penelitian filologi lisan, sangat besar. Ia tidak hanya menjadi penulis dan kritikus sastra yang produktif tetapi juga seorang pendidik yang berdedikasi tinggi untuk memajukan studi sastra Jawa dan bahasa di Indonesia. Warisannya terus hidup melalui karya-karyanya dan generasi baru sastrawan serta akademisi yang terinspirasi olehnya. Suripan Sadi Hutomo berhasil menjembatani tradisi sastra klasik dengan pendekatan modern, menjadikannya sebagai salah satu figur sentral dalam perkembangan sastra Indonesia.
Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Suripan Sadi Hutomo untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.