Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Chairil Anwar

Puisi: Aku (Karya Chairil Anwar)

Aku (Versi Deru Campur Debu) Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan …

Puisi: Kepada Kawan (Karya Chairil Anwar)

Kepada Kawan Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang 'tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dad…

Puisi: Ibu (Karya Chairil Anwar)

Ibu Pernah aku ditegur Katanya untuk kebaikan Pernah aku dimarah Katanya membaiki kelemahan Pernah aku diminta membantu Katanya…

Puisi: Karawang-Bekasi (Karya Chairil Anwar)

Karawang-Bekasi Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah y…

Puisi: Diponegoro (Karya Chairil Anwar)

Diponegoro Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus…

Puisi: Nisan (Karya Chairil Anwar)

Nisan Untuk Nenekanda Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridhaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu di atas d…

Puisi: Siap-sedia (Karya Chairil Anwar)

Siap-sedia kepada angkatanku Tanganmu nanti tegang kaku, Jantungmu nanti berdebar berhenti, Tubuhmu nanti mengeras batu, …

Puisi: Kawanku dan Aku (Karya Chairil Anwar)

Kawanku dan Aku (Versi Deru Campur Debu) Kami sama pejalan larut Menembus kabut Hujan mengucur badan Berkakuan kapal-kapal di pela…

Puisi: Datang Dara, Hilang Dara (Diterjemahkan oleh Chairil Anwar)

Datang Dara, Hilang Dara "Dara, dara yang sendiri Berani mengembara Mencari di pantai senja, Dara, ayo pulang saja, dara!" "Tidak, aku…

Puisi: Betina-nya Affandi (Karya Chairil Anwar)

"Betina"-nya Affandi Betina, jika di barat nanti menjadi gelap turut tenggelam sama sekali juga yang mengenda…

Puisi: Buat Nyonya N. (Karya Chairil Anwar)

Buat Nyonya N. Sudah terlampau puncak pada tahun yang lalu, dan kini dia turun ke rendahan datar. Tiba di puncak dan dia sungguh tidak tahu, Burung-b…

Puisi: Mulutmu Mencubit Mulutku (Karya Chairil Anwar)

Mulutmu Mencubit Mulutku Mulutmu mencubit di mulutku Menggelegak benci sejenak itu Mengapa merihmu tak kucekik pula Keti…

Puisi: Biar Malam Kini Lalu (Diterjemahkan oleh Chairil Anwar)

Biar Malam Kini Lalu Biar malam kini lalu, cinta, tapi mimpi masih ganggu yang bawa kita bersama sekamar tinggi seperti gua dan sebisu stasion akhir …
© Sepenuhnya. All rights reserved.