Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Ehfrem Vyzty

Puisi: Kenapa Tuhan Menciptakan Rambut di Kepala Ibu (Karya Ehfrem Vyzty)

Kenapa Tuhan Menciptakan Rambut di Kepala Ibu (Untuk saudara/i kami yang terkena bencana) Seketika denyut nadi saudara-saudari kami di ujung lain Ibu…

Puisi: Kepada Cahayani-ku (Karya Ehfrem Vyzty)

Kepada Cahayani-ku Tak ada yang lebih anggun seperti jingga pada senja, Selain kenangan-kenangan hari lalu bertakhta agung di mata sipit milikmu itu …

Puisi: Aku Berduka atas Matinya Kita (Karya Ehfrem Vyzty)

Aku Berduka atas Matinya Kita Sepenggal luka masih deras mengeluarkan darah-darah pada kepala Sejuta dendam masih setia menikam rindu  atas kenangan…

Puisi: Bahasa yang Tidak Pernah Kau Paham (Karya Ehfrem Vyzty)

Bahasa yang Tidak Pernah Kau Paham Lalu terjadi percakapan yang tidak biasa dan tidak pernah dimengerti oleh manusia manapun pada kita termasuk kau; …

Puisi: Di Hadapan Kematian (Karya Ehfrem Vyzty)

Di Hadapan Kematian Untuk: Joko Pinurbo  Di hadapan kematian Duka maha besar bertakhta Di hadapan kematian Perpisahan menjadi kekal melekat  Jarak ta…

Puisi: Cara Cinta Mengekalkan Luka-Luka (Karya Ehfrem Vyzty)

Cara Cinta Mengekalkan Luka-Luka Berusaha meniadakan duri pada sebatang mawar adalah cara paling ampuh cinta mengadakan sejuta kenangan tanpa luka-lu…

Puisi: Merestui Harap (Karya Ehfrem Vyzty)

Merestui Harap Aku sibuk menyulam awan malam ini, nona Berharap gerimis tidak merestui tangis antara kita Aku sibuk menenangkan badai dengan doa-doa…

Puisi: Mati Kata, Mati Suara (Karya Ehfrem Vyzty)

Mati Kata Mati Suara : kepada Cahayani-ku Darah seperti apa lagi yang kukorbankan Untuk mengeja cinta yang terselip di nadimu itu mawarku? Engkau dur…

Puisi: Cinta Mama (Karya Ehfrem Vyzty)

Cinta Mama Pagi ini kami bercerita tentang Hawa Kata teman: Hawa adalah cinta, cinta adalah Hawa Hawa padat dan akrab dengan cinta Hawa mampu mencint…

Puisi: Sekarang Kau Semestinya Mengerti (Karya Ehfrem Vyzty)

Sekarang Kau Semestinya Mengerti Semakin hari semakin kita menepi pada duri-duri Detak sunyi seperti mengamini selesai tambah miris "Aku lebih m…

Puisi: Sederhana Bukan? (Karya Ehfrem Vyzty)

Sederhana Bukan? : kepada yang tercinta RD Aleksius Saridin Hiro Betapa sederhananya hidup, Ketika raga sudah akrab dengan kefanaan Tingkah paling bi…

Puisi: Sesal (Karya Ehfrem Vyzty)

Sesal Tak ada gunanya sesal Setelah kau menyimpan hujan Dalam mata yang berusaha keras Tetap bertahan menatap Kadang kau memaki-maki diri Mengutuk di…
© Sepenuhnya. All rights reserved.