Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Medy Loekito

Puisi: Kenangan Akan Zubaedah (Karya Medy Loekito)

Kenangan Akan Zubaedah ( untuk duka Aceh , 26 Desember 2004 ) Boneka tak berkaki menepi di denyut alir tat…

Puisi: Dari Menara Masjid (Karya Medy Loekito)

Dari Menara Masjid Ada bisik Dari menara masjid "kucipta hati untuk membimbing pikir kucipta pikir …

Puisi: Kepada Rerumput Kecil (Karya Medy Loekito)

Kepada Rerumput Kecil Aku rimbun pohon kulindungi kau seperti jubah-jubah kulumat hujan jadi embun kutangkap …

Puisi: Hanya (Karya Medy Loekito)

Hanya Rindu tak pernah menyakiti Ia bara di diam gelora Ia hampa di hening harap. Sumber: Airmata …

Puisi: Wahai (Karya Medy Loekito)

Wahai Denyut sampanku terukir di kaki pantai nestapa sebagai tercipta dari Sang Pencipta sementara tak le…

Puisi: Sesudah Perjalanan (Karya Medy Loekito)

Sesudah Perjalanan Tak ingin lagi aku pergi sebab sepanjang jalan duka kian sarat sedang punggungku sudah b…

Puisi: Berkatilah Jakarta, Tuhan (Karya Medy Loekito)

Berkatilah Jakarta, Tuhan Siapa yang tak menangis melihat Jakarta ia seperti penderita kusta yang tak boleh mati. Sumber:  Jakarta, Senja…

Puisi: Doa (Karya Medy Loekito)

Doa Bukit-bukit di hatiku Ditumbuhi semak-semak berduri Tak lagi bertunas Tak lagi berbunga Tuhan, ulurka…

Puisi: Sajak Malam (Karya Medy Loekito)

Sajak Malam Angin meniti bambu memetik rembulan. Sumber: Airmata Tuhan (2009) Analisis Puisi: Puisi "Sajak Malam" karya Medy …

Puisi: Anakku (Karya Medy Loekito)

Anakku (Anakku berusia sembilan tahun cantik dan mungil seperti bunga rumput) "Mama, apa bekal hari i…

Puisi: Duka Itu (Karya Medy Loekito)

Duka Itu (1) Bibir ombak menyayat tanah melukai jiwa Duka Itu (2) Berumah di doa luka di basuh mist…

Puisi: Untuk Duka Aceh (Karya Medy Loekito)

Untuk Duka Aceh Ombak sepi Menggapai mesjid Alpa mengucap salam. Januari, 2005 Analisis Puisi : Puisi &q…

Puisi: Surat Cinta (Karya Medy Loekito)

Surat Cinta Akan kutanam pokok-pokok melati di hatiku dan kuantar bunga-bunganya kepada hatimu. Februari, 1…

Puisi: Harus (Karya Medy Loekito)

Harus Sepiring nasi di tangan ikan goreng di mata kucing aku harus lebih cepat! Analisis Puisi: Puisi &q…

Puisi: Jakarta (Karya Medy Loekito)

Jakarta Berjuta kenangan terbantai setiap hari di sini tak guna mencari hari-hari silam kawan lama pun tak ju…

Puisi: Rindu (Karya Medy Loekito)

Rindu Apalah arti sebuah mimpi ketika lelap terserak pada malam-malam tanpa suara kucari hadirmu lepas fajar hingga petang tersendat terge…

Puisi: Ibu (Karya Medy Loekito)

Ibu Setiap pagi kautuang cinta-cinta ke dalam cangkir terbaca dengan mudahnya pada asap dan hening teh lalu…

Puisi: Betapa (Karya Medy Loekito)

Betapa Betapa sangsai rindu Betapa duri sepi Betapa asing diri. Analisis Puisi: Puisi "Betapa" karya Medy Loekito a…

Puisi: Danau Maninjau (Karya Medy Loekito)

Danau Maninjau Di biru danau Maninjau tangan Tuhan menabur bintang yang memijar di mata ikan-ikan. Sumber…

Puisi: Iowa River (Karya Medy Loekito)

Iowa River Mengalir sungai pada angin yang memberi Mengalir  waktu pada usia yang mencari. 2003 Analisi…
© Sepenuhnya. All rights reserved.