Puisi: Yang Masih Punya Cinta (Karya Sabar Anantaguna) Yang Masih Punya Cinta Siapa tak kan gelisah dekat di hati sukar dijamah bila jatuh menanggung rindu Siapa tak kan resah berat kaki melangkah bila di…
Puisi: Kepada Pemburu Petani (Karya Sabar Anantaguna) Kepada Pemburu Petani Jangan tuan membantai bulan jangan tuan maki mentari kami pun bintang-bintang di langit berjaga malam dan siang. Kalau tuan ber…
Puisi: Potret Seorang Komunis (Karya Sabar Anantaguna) Potret Seorang Komunis Adakah duka lebih duka yang kita punya Kawan yang meninggal dan darahnya kental di pipi Tapi kenangan kesayangan punya tempat …
Puisi: Pengertian (Karya Sabar Anantaguna) Pengertian Apa yang akan kukatakan bila yang dirasakan sudah ada dalam hatimu Apa yang akan diucapkan bila pengertian sudah bermukim dalam dadamu Bia…
Puisi: Renungan (Karya Sabar Anantaguna) Renungan Angin mesra meraba tubuh sehalus tangan kesayangan Daun bambu berkibar selincah jari penari Berlagukah rumpun bambu atau berseru seperti gad…
Puisi: Sampai di Mana (Karya Sabar Anantaguna) Sampai di Mana Kenyataan diri bukan mimpi walau setiap hari bermimpi Sampai di mana mimpimu Sampai di mana kenyataan hidupmu dinding kelabu atap memb…
Puisi: Kebisuan (Karya Sabar Anantaguna) Kebisuan Dia tidak tertawa belum tentu manusia murung belum tentu hujan langit mendung hidup penuh tanda tanya Betapa berat duka melahirkan tawa beta…
Puisi: Adegan Malam (Karya Sabar Anantaguna) Adegan Malam Tiada bulan malam sepi Tak ada matahari bintang‐bintang menghilang antara tidur dan jaga mimpi dan sadar diri lamunan dan renungan samar…
Puisi: Rindu (Karya Sabar Anantaguna) Rindu Bila rindu datang di tahun baru diam‐diam mendobrak hatiku Gunung‐gunung biru merayu Kemanisan mengandung sendu Kasih sayang yang melambung di …
Puisi: Arus Detik (Karya Sabar Anantaguna) Arus Detik Langit bersisik di kejauhan gunung masih membiru Arus detik jatuh bangun hati terus memburu Apa arti baru? Di temaram malam temaramkah hat…