Puisi: Ajal (Karya Sulaiman Juned) Ajal Tiada lagi yang tersisa dalam denyut nadi sekalipun semua terpahat di dinding kemuning senja. Ban…
Puisi: Cemas (Karya Sulaiman Juned) Cemas Cemas juga ini jiwa menyaksikan keserakahan merajai pikiran. Berdiwana di hati penguasa negeri. …
Puisi: Potret Diri (Karya Sulaiman Juned) Potret Diri (dari rantau kuziarahi makammu, Mak) Entah dengan apa dapat melukiskan kesetiaan. Bahasa yang ba…
Puisi: Ziarah Bencana (Karya Sulaiman Juned) Ziarah Bencana Aku ziarahi negeri air mata. hati membatu luka membisu hati berlagu luka membeku bulan tembaga tertusuk runcing ilal…
Puisi: Semalam di Pulau Kapok (Karya Sulaiman Juned) Semalam di Pulau Kapok (I) Angin-petir-hujan menemani gigil. Menggigit bibir jasad basah-tetap membimbing menuntun renungan. (II) …
Puisi: Kutaraja (Karya Sulaiman Juned) Kutaraja Tak mampu memahami kisah para raja tertanam batu berlumut. Sedangkan jiwa tergerus riak Krueng Aceh. Tak mampu memahami kisa…
Puisi: Gaduh (Karya Sulaiman Juned) Gaduh Sepi terkadang sangat susah untuk dikenang. Rinai itu datang lagi membasuh hati dalam kabut - meluruh benteng keteguhan. Sepi …
Puisi: Aceh, Masihkah Gerimis yang Ditaburkan (Karya Sulaiman Juned) Aceh, Masihkah Gerimis yang Ditaburkan Kampung kampung di kepung sepi. Gerimis memasuki rumah tanpa salam. Kampung kampung di kepung …
Puisi: Cinta (Karya Sulaiman Juned) Cinta (-bagi Titin Calon Istriku) Entah bagaimana menerjemahkan kesucian terhidang dari nikmatnya sakit bun…
Puisi: Takengon (Karya Sulaiman Juned) Takengon Bagaimana merenyahkan rindu-cinta di hati sementara desir angin terbelah dalam ayun raga. Menunggu cahaya bulan-kabut malam itu…
Puisi: Lusuh (Karya Sulaiman Juned) Lusuh Ya Allah berapa harus kubayar sepenggal hati tercabik-cabik peradaban kekuasaan jiwa lusuh tersemat di tubuh kering cinta sehingga …
Puisi: Luka Cinta (Karya Sulaiman Juned) Luka-Cinta Keindahan. Cinta terpatah-patah jatuh berserakan di ladang berdebu. Siksa tersimpan di hati lusuh. Langit mendung luruh jadi huj…