Postingan

Puisi: Pada Hari Jadi (Karya Diah Hadaning)

Pada Hari Jadi Suara-suara semula menggema suara-suara kian mereda suara-suara diam menyatu sukma empat…

Puisi: Pesan Bapa Sebelum Pergi Berjuang (Karya Diah Hadaning)

Pesan Bapa Sebelum Pergi Berjuang Jangan sampai engkau 'henti menabur benih di tanah perdikan jika mel…

Puisi: Saat Menghitung Biji Tanjung (Karya Diah Hadaning)

Saat Menghitung Biji Tanjung Aku datang ke istana purbamu bawa bunga dalam eksplorasi warna mencoba menar…

Puisi: Mrica Waduk dalam Suluk (Karya Diah Hadaning)

Mrica Waduk dalam Suluk Barangkali masih tersisa keramahan hulu sungai serayu barangkali masih menyapa …

Puisi: Sihir Gendang (Karya Diah Hadaning)

Sihir Gendang Gaungnya mengapung mengarus menggerus batu dan jeram di sungai tajam luka semakin biru …

Puisi: Toba Sepotong Senja (Karya Diah Hadaning)

Toba Sepotong Senja Dayungku mesti berkisar hati-hati ketika sisa matahari menerpa pohon-pohon di t…

Puisi: Si Amit, Boby dan Dolar Saat Jakarta Terbakar (Karya Diah Hadaning)

Si Amit, Boby dan Dolar Saat Jakarta Terbakar Amit: mari main layangan naik turun ditiup angin. Boby: l…

Puisi: Nafi-isbat (Karya Aldian Aripin)

Nafi-isbat Tuhan. Telah tiba aku pada ketika di mana segala pun jadi tiada.   Dan aku pun luruh maka Engkau pun lengkap, …
© Sepenuhnya. All rights reserved.