Puisi: Bukit di Bawah Matahari (Karya Diah Hadaning) Bukit di Bawah Matahari Yang menyimpan batu-batumu yang menyimpan hijau-hijaumu yang menyimpan tegar-tega…
Puisi: Bung Agam (Karya Putu Oka Sukanta) Bung Agam Engkau tidak pernah pergi di mana pun engkau kini tertinggal puisi tumbuh menggedor tirani m…
Puisi: Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang (Karya Joko Pinurbo) Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang Semalam sehektar ranjang. Setahun sejengkal badan. Kutempuh kau di hekt…
Puisi: Manusia (Karya Aldian Aripin) Manusia Alangkah majunya manusia Berpacu dengan waktu Berpacu dengan dirinya Alangkah sepinya puisi Berdenyut malam…
Puisi: Di Antara Warna-warna (Karya Diah Hadaning) Di Antara Warna-warna Aku telah menyadarinya cukup lama sejak perjalanan pertama Kau beri warna-warna …
Puisi: Kidung Ranu Kumbolo (Karya Diah Hadaning) Kidung Ranu Kumbolo Kidung Ranu Kumbolo simak wahai: Telaga itu masih ada simpan angin dan warna pel…
Puisi: Ada Getar dalam Tujuh (Karya Diah Hadaning) Ada Getar dalam Tujuh Getar jiwa di tujuh nuansa getar harap di tujuh marka getar suara di tujuh titik kot…
Puisi: Catatan Langkah-Langkah (Karya Diah Hadaning) Catatan Langkah-Langkah Berapa langkah hari lalu berapa langkah hari ini berapa langkah hari lusa. Di…
Puisi: Di Trotoar (Karya Diah Hadaning) Di Trotoar Segenggam bunga mahoni yang gugur bertebaran di trotoar simpan wingit aroma mistis simpan …
Puisi: Kedung Ombo, Getirmu Saara-Ara (Karya Diah Hadaning) Kedung Ombo, Getirmu Saara-Ara Anak lanang, anak lanang menangis panjang sepenuh siang Gusti Pengasih - t…
Puisi: Pada Hari Jadi (Karya Diah Hadaning) Pada Hari Jadi Suara-suara semula menggema suara-suara kian mereda suara-suara diam menyatu sukma empat…
Puisi: Pesan Bapa Sebelum Pergi Berjuang (Karya Diah Hadaning) Pesan Bapa Sebelum Pergi Berjuang Jangan sampai engkau 'henti menabur benih di tanah perdikan jika mel…
Puisi: Saat Menghitung Biji Tanjung (Karya Diah Hadaning) Saat Menghitung Biji Tanjung Aku datang ke istana purbamu bawa bunga dalam eksplorasi warna mencoba menar…
Puisi: Mrica Waduk dalam Suluk (Karya Diah Hadaning) Mrica Waduk dalam Suluk Barangkali masih tersisa keramahan hulu sungai serayu barangkali masih menyapa …
Puisi: Sihir Gendang (Karya Diah Hadaning) Sihir Gendang Gaungnya mengapung mengarus menggerus batu dan jeram di sungai tajam luka semakin biru …
Puisi: Toba Sepotong Senja (Karya Diah Hadaning) Toba Sepotong Senja Dayungku mesti berkisar hati-hati ketika sisa matahari menerpa pohon-pohon di t…
Puisi: Si Amit, Boby dan Dolar Saat Jakarta Terbakar (Karya Diah Hadaning) Si Amit, Boby dan Dolar Saat Jakarta Terbakar Amit: mari main layangan naik turun ditiup angin. Boby: l…
Puisi: Nafi-isbat (Karya Aldian Aripin) Nafi-isbat Tuhan. Telah tiba aku pada ketika di mana segala pun jadi tiada. Dan aku pun luruh maka Engkau pun lengkap, …