Puisi: Selamat Tinggal Pantai Padang (Karya Darman Moenir) Selamat Tinggal Pantai Padang (Intuisi buat: Darhana Bakar) selamat tinggal pantai Padang setelah kuhitung pasirmu duka dalam bayang diriku selamat t…
Puisi: Lelaki Bermata Satu (Karya Wa Ode Wulan Ratna) Lelaki Bermata Satu Di mana gerangan kau Penyebab rontoknya bunga-bunga di mataku? Yang berlari memunggungiku Setelah usai mencuri …
Puisi: Bangkok (Karya Darman Moenir) Bangkok di bangkok ada seorang junwun ujna dalam petang tak merokok tetapi riang palun sapa bernasib malang menyayat daging-duka 'tuk tujuh bersa…
Puisi: Aku, Kau dan Cermin (Karya Kurniawan Junaedhie) Aku, Kau dan Cermin Tubuhmu terbuat dari tubuh ikan Licin. Dari sisik-sisik terbaik. Matamu terbuat dari…
Puisi: Kuhadang Matahari (Karya Darman Moenir) Kuhadang Matahari kuhadang matahari karena hari seperti ini juga lihatlah bayang-bayang kita yang kian paniang seperti menghapus jejak yang tak ada k…
Puisi: Shelly Kecil (Karya Darman Moenir) Shelly Kecil Shelly kecil bertanya padaku Kenapa hari panas sekali Aku tidak menjawab Dan dia menangis Pagi tadi Shelly bangun cepat Tampaknya gelisa…
Puisi: Puncak di Waktu Malam (Karya Darman Moenir) Puncak di Waktu Malam Dan Ada Bintang-Bintang yang Sinar puncak di waktu malam dan ada bintang-bintang yang sinar pada kerah bajuku yang sendiri meny…
Puisi: Batu Pacakop (Karya Acep Zamzam Noor) Batu Pacakop Bibirku hanya mendarat di kening batu karang Ketika angin mengabarkan seseorang pergi ke selatan…
Puisi: Kutak Simak Baris-Baris Gerimis (Karya Darman Moenir) Kutak Simak Baris-Baris Gerimis sebelum sampai di pintu hari adakah engkau yang menunjuk itu? pada pagi mentari yang hilang kutak simak baris-baris g…