Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Postingan

Puisi: Ada Sebuah Negeri (Karya Saini KM)

Ada Sebuah Negeri Ada Sebuah Negeri. Gunung dan lembah yang tersendiri karenanya kita mengeraskan hati, menyalakan api di kedua ma…

Puisi: Selamat Tinggal Pantai Padang (Karya Darman Moenir)

Selamat Tinggal Pantai Padang (Intuisi buat: Darhana Bakar) selamat tinggal pantai Padang setelah kuhitung pasirmu duka dalam bayang diriku selamat t…

Puisi: Lelaki Bermata Satu (Karya Wa Ode Wulan Ratna)

Lelaki Bermata Satu Di mana gerangan kau Penyebab rontoknya bunga-bunga di mataku? Yang berlari memunggungiku Setelah usai mencuri …

Puisi: Bangkok (Karya Darman Moenir)

Bangkok di bangkok ada seorang junwun ujna dalam petang tak merokok tetapi riang palun sapa bernasib malang menyayat daging-duka 'tuk tujuh bersa…

Puisi: Aku, Kau dan Cermin (Karya Kurniawan Junaedhie)

Aku, Kau dan Cermin Tubuhmu terbuat dari tubuh ikan Licin.  Dari sisik-sisik terbaik. Matamu terbuat dari…

Puisi: Kuhadang Matahari (Karya Darman Moenir)

Kuhadang Matahari kuhadang matahari karena hari seperti ini juga lihatlah bayang-bayang kita yang kian paniang seperti menghapus jejak yang tak ada k…

Puisi: Shelly Kecil (Karya Darman Moenir)

Shelly Kecil Shelly kecil bertanya padaku Kenapa hari panas sekali Aku tidak menjawab Dan dia menangis Pagi tadi Shelly bangun cepat Tampaknya gelisa…

Puisi: Puncak di Waktu Malam (Karya Darman Moenir)

Puncak di Waktu Malam Dan Ada Bintang-Bintang yang Sinar puncak di waktu malam dan ada bintang-bintang yang sinar pada kerah bajuku yang sendiri meny…

Puisi: Batu Pacakop (Karya Acep Zamzam Noor)

Batu Pacakop Bibirku hanya mendarat di kening batu karang Ketika angin mengabarkan seseorang pergi ke selatan…
© Sepenuhnya. All rights reserved.